Berjumpa Om Rifki

111 7 0
                                    

Meja kerja penuh dengan memo.. 
Dan
taaaaaraaaa. 

Memo :
Hari senin
Jam 11.30
Meeting sama bebep Nicho dan Om Rifky
At Kuningan Jaksel

Sheila menutup wajahnya dengan buku agenda dan...

"Malessss banget si!! " setengah teriak

Setelah membuka buku yang menutupi wajahnya, dia lihat Nicho berjalan keluar dari ruangannya menuju ke pantry tanpa melirik Sheila sedikitpun. 
"Terserahlah apapun yang terjadi aku gak peduli.. Aku udah pusing!! ". Umpatnya..

Sheila menyimpan buku agenda,  mengambil beberapa keperluan meeting.  
memasukannya kedalam tas dan pergi untuk menemui Om Rifki.
*
*
*
*

Sesampainya di sebuah restoran di kuningan jakarta selatan Sheila celingak celinguk mengamati keberadaan Om Rifki?? 
Tak lama dilihatnya seseorang melambaikan tangan di meja paling ujung.
Dia hampiri.

"Om,  maaf telat. Tadi macet banget... " sahut Sheila tergesa-gesa.

"Gak apa apa Sheil, Om juga baru sampe,
pesan apa Sheil? ". Laki laki berumur sekitar 43 tahun itu menyodorkan menu.
Sementara Sheila langsung melambaikan tangan kepada waitres.

"Ada yang bisa di bantu Bu? " seseorang waitres mendekat

"Saya mau lasagna,  sama Hot Chocolate ya Mba" sambil menunjuk gambar minuman pada menu.

"Baik Bu, tunggu sebentar pesanannya ya". Ucap waitres itu santun.
hanya dibalas dengan anggukan penuh senyum oleh Sheila.

"Eh.. Nicho mana Sheil? Ko gak keliatan? ". Tanya Rifki memandang ke seluruh sudut seraya mengamati

"Saya jalan sendiri Om, sengaja. Saya mau bicara empat mata nih Om".

"Oke.. Bicara lah dek Sheila.. " dengan anggukan

"Saya mau resign dari kantor Om, saya mu balik ke Bandung, untuk mengisi kekosongan waktu saya akan kerja di butik milik Kaka saya sambil lanjut S2".

Om Rifki terperangah mendengar ucapan Sheila.

"Kamu yakin Sheil?  " tanya Om Rifki senyum sembari mengangkat dua alisnya.

Sheila menggangguk dengan senyum penuh kepastian.

"Pasti ada masalah nih di kantor, terus pernikahan kamu sama Nicho kan di Jakarta? "

"Itu yang mau saya tanya Om. Saya sayang sama Nicho, tapi di sisi lain keluarga kita gak ada yang setuju dengan keputusan kita, Om masih ingat Ken kan? Semua orang mengira aku udah khianati Ken ".

"Aku tanya sekarang kamu lebih sayang sama siapa? ".

"Aku gak bisa jawab Om, aku gak mau nyakitin keduanya. Aku nyaman sama Nicho, tapi aku juga masih sayang sama Ken,".

"Oke sekarang aku ngerti maksud kamu,apa yang ada di diri Ken belum tentu ada di diri Nicho dan sekarang kamu lagi membandingkan antara Ken sama Nicho?". Tanya Om Rifki menatap wajah Sheila yang sedari tadi menunduk.

"Kamu gak salah Sheil. Kamu dalam masa penjajakan, kamu masih bisa memilih siapa yang nantinya tepat jadi suami kamu".

Sheila mengganggukan kepalanya..

"Kalau menurut aku, kalian itu gak salah. Yang salah itu waktu. Kenapa mempertemukan kalian sekarang di saat kamu udah ada yang memiliki!!, gak ada yang salah dengan cinta, disini masalahnya perbedaan. Kamu bisa aja nikah sama Nicho. Tapi, nanti kamu gak akan punya imam di dalam rumah tangga kamu".

Mendengar pernyataan itu Sheila langsung diam. Seluruh otaknya dia gunakan untuk berpikir.
Menerawang segala dimensi demi mendapat sebuah keputusan yang mutlak, Sheila melipat wajahnya yang cerah bersinar.
Berusaha mendefinisikan ucapan Om Rifky dan Ka Mila menjadi satu kesatuan.

Sampai akhirnya dia temukan jawaban.

Karena Kita BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang