Prolog

4.4K 278 9
                                    

"Bagaimana jika aku terlalu mencintai mu? Di tamanku masih banyak bunga, namun bunga yang paling indah telah mati dengan sejuta kenangan."

Author Pov—

Saat itu ia baru saja sampai di rumah barunya, saat Aina –bundanya– meneriaki namanya.

"AURIGA! Beresin kamar kamu dong, cepet! Jangan di tunda - tunda terus nak," diteriaki begitu, auriga segera berjalan dengan gontai menuju kamarnya.

Resiko punya bunda bawel, batinnya.

Setelah ia selesai membereskan kasur, ia mulai mengobrak - abrik lemarinya. Niatnya sih, mau membereskan barang - barang yang masih di kotak. Baru saja ia membuka kotak pertama, ia langsung berhadapan dengan masa lalu.

Sekarang, ia sedang memegang sebuah amplop yang berisi sepucuk surat. Bagi orang lain, mungkin hanya surat cinta biasa. Namun bagi Auriga, di surat cinta itu, tersirat perpisahan dan rasa sakit yang teramat dalam.

Saat itu juga, sejuta rasa sakit yang pernah ia alami seperti menghantuinya lagi, dan segelintir kenangan terputar kembali di otaknya bagai kaset yang rusak.

Dulu, di saat badai mengguncangnya, ia kira sang putrinya masih terus menunggu.
Ia salah, sangat salah. Kenyataannya, putri idamannya malah terbawa badai dan tak pernah kembali.

"Gue kangen lo, ra."

*****

Hai semua! Gue baru pertama kali nulis cerita nih wkwk. Jadi maafin yaa kalo masih acak - acakan banget 😕 Jangan lupa tinggalin jejak, oke? Vote & Comment! ❤️

p.s : cerita ini alurnya mundur, selamat membaca!

She LeftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang