Tentang Cinta - Raisa
*****
"Kamu hanya mengeluarkan beberapa kata, tapi aku juga heran mengapa rasanya jantungku ingin loncat keluar dari tubuhku."Author Pov–
Hari ini adalah hari kamis, hari yang paling dibenci oleh Auriga. Kalau ditanya apa alasannya ia membenci hari kamis, jawabannya pasti selalu sama.
"Ada pelajaran fisika." katanya.
Teman - teman Auriga juga terkadang bingung dengannya, mengapa ia membenci fisika segitu hebatnya.
Untungnya, sekarang adalah jam istirahat, namun kantin hari ini sangat amat ramai. Meskipun begitu, Kiara hanya membutuhkan lima detik untuk menemui wajah laki - laki favorit nya itu.
"Ra, gue bosen deh kalo lo ngeliatin Auriga mulu," ujar Kala.
Kala memang sangat blak - blakan saat berbicara, ia cenderung tidak suka berbasa - basi.
"Lah, kan gue yang ngeliatin, kok lo yang bosen dah La? Sinting." balas Kiara sambil tertawa terbahak - bahak.
"Ya pokoknya bosen aja, kayak gak ada hal lain gitu buat diliatin. Liatin tukang bakso, si bang Umay noh," ucap Kala sambil mencari tempat duduk yang kosong.
Dari kejauhan, Auriga dapat melihat Kiara sedang bercanda dengan Kala.
"Nah loh, temen lo keliatan nya ada yang mulai jatuh cinta sama Kiara nih, Dan," Ujar Alvian.
"Hah, siapa?" balas Danu dengan muka polos nya itu.
"Aduh, ya masa Rian sih, dia mah homo!"
"Kampret ya lo, Vian! Ya daripada lo sih, mainin cewek mulu. Gue mah gentleman, ya kan Ga?" elak Rian sambil menyenggol tangan Auriga.
"Serah apa kata lo pada deh, bawel." balas Auriga sembari berjalan meninggalkan ketiga sahabatnya.
"Ya elah, temen lo kenapa, yan?PMS tuh anak?" tanya Rian.
"Tau dah, mau lahiran kali." jawab Alvian sambil terkekeh.
"Apa dah, ganyambung lo berdua!" Saut Danu sambil mengejar ketiga sahabatnya yang sudah duluan mencari tempat duduk.
*****
"Gue mau bolos, boleh ya La? please banget!" izin Kiara kepada Kala.
Kiara selalu begitu, jika ingin membolos pelajaran, ia pasti akan meminta izin Kala.
Bukan karena Kala selalu memerintahi Kiara, namun menurut Kiara, Kala perlu tahu apa yang akan dia lakukan.
Kala salah satu hal terpenting bagi Kiara. Dan begitu juga sebaliknya.
"Jangan ah, Ra! Abis ini pelajarannya Pak Muh! Lo mau ngebolos di Sejarah? Gila kali." Omel Kala kepada sahabat dari kecil nya itu.
"Gue pengen main basket, La."
"Lo gabisa main basket, Ra! Astaga, lo kesambet apaan deh?" ujar Kala dengan muka jengkel nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Left
Fiksi RemajaBadai yang mengguncangku telah pergi. Namun, badai itu membawa mu. Boleh aku minta sesuatu? Kembali. Sejuta rasa yang seharus nya pergi, kini kembali menghantuiku. Kala kamu pergi, semuanya menjadi gelap. Aku butuh kamu, ra.