Never Be Alone - Shawn Mendes
*****
"Tunggu ya, biar aku pastikan dulu tentang rasa, agar ia berubah bukan sekedar kagum"Author Pov–
"Nah, itu depan belok kiri!" ujar Kiara dengan semangat kepada Auriga.
Sekarang, Auriga sedang menepati janji nya kepada Kiara untuk menraktir makan untuk membalas kebaikkan Kiara tadi pagi.
Tadi pagi, Kiara mengobati Auriga setelah ia berkelahi dengan Ravil.
Sesuai permintaan Kiara, mereka berdua akan makan bakso di dekat rumah Kiara.
"Akhirnya nyampe," ucap Kiara sambil melepas helm milik Auriga.
Tempat makan bakso disini sangat sederhana. Hanya ada satu gerobak, dua meja kayu, dan beberapa kursi plastik.
"Lo mau makan apa? Disini ada Bakso sama Mie Ayam aja sih, tapi enak banget!" jelas Kiara kepada Auriga.
"Gue pengen Mie Ayam aja deh, Ra. Gak pedes, gak pake sayur." balas Auriga.
"Oke, tunggu bentar ya!" ucap Kiara sambil berjalan ke arah penjual nya dan memesan.
"Lo sering makan disini, Ra?" tanya Auriga saat Kiara kembali duduk di hadapannya.
"Sering sih, tapi biasanya dibawa pulang." jawab Kiara.
"Wih, makanannya udah dateng!" ujar Kiara dengan senang saat salah satu pelayan disitu mengantarkan pesanan mereka.
Auriga dan Kiara mulai memakan pesanan mereka dengan tenang.
"Gak kerasa, dikit lagi kita udah mau lulus, Ga." ucap Kiara sambil mengambil botol kecap.
"Kalau menurut lo setahun itu gak kerasa, ya.. iya." jawab Auriga sambil berpura - pura berpikir dengan keras tentang kalimat yang Kiara lontarkan.
"Ngomongin soal lulus, cita - cita lo apa sih, Ga?" Kiara menanyakan hal yang menurut Auriga, sangat tidak pas di bicarakan sambil memakan bakso.
Pembicaraan mereka menjadi– ehm... berat?
"Cita - cita gue jadi power ranger sih, Ra. Kalau lo?" Auriga dengan sengaja memasang muka–gue-serius-loh.
"Cita - cita gue pergi ke bulan! Tapi bukan sembarang pergi ke bulan, pergi ke bulannya naik ojek. Hebat kan?" Bukannya protes karena jawaban Auriga asal - asalan, Kiara malah meladeni nya.
"Mulia banget sih, cita - cita lo. Ongkos dari rumah lo ke bulan naik ojek, yaa kira - kira bisa membuat si tukang ojek kaya 15 turunan lah." ujar Auriga dengan serius, lebih tepatnya sok serius.
"Oh iya, btw sejak kapan deh, Auriga yang bawel dan jayus ini muncul?" Kiara memang melihat perubahaan pada diri Auriga akhir - akhir ini.
"Sejak bahagia!" jawab Auriga.
Sejak nyaman sama lo, ra, batinnya dalam hati.
Kiara sangat suka dengan Auriga yang begini, terasa lebih hidup menurutnya.
Ya, walaupun memang Auriga benda hidup, sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Left
أدب المراهقينBadai yang mengguncangku telah pergi. Namun, badai itu membawa mu. Boleh aku minta sesuatu? Kembali. Sejuta rasa yang seharus nya pergi, kini kembali menghantuiku. Kala kamu pergi, semuanya menjadi gelap. Aku butuh kamu, ra.