3

352 37 3
                                    

Kejadian pertengkaran antara Wonhu dan Jimin membuat mau tidak mau identitas wajah asli Jimin terbongkar. Ketampanan yang tertutupi kacamata bulat itu menjadi buah bibir seisi sekolah. Jimin benar-benar berubah total. Ia sudah tidak berdiam diri lagi sendirian, menjadi bahan bullyan, dan hanya diam di kelas dengan segala lebam di tubuhnya.

Hari ini Jimin sedang duduk di kantin bersama dengan Taehyung, Jungkook, san Yoongi. Sekumpulan lelaki tampan duduk makan bersama dengan lelaki yang tadinya bahan bully-an.

Jimin menghela nafasnya, "Apa kalian tidak risih?" tanya Jimin yang merasa sangat terganggu dengan tatapan-tatapan orang.

"Risih apa?" tanya Taehyung yang masih berkutat dengan ponselnya.

"Ya ini, wanita berdatangan, diteror surat cinta, dan sebagainya," ucap Jimin

Taehyung menggeleng, "Ini namanya penyamaran," ujar Taehyung bangga.

Jimin menghela nafasnya lagi, "Ini pertama kalinya aku menyamar seperti ini. Cukup mengganggu ya tatapan-tatapan itu," ujar Jimin sebal

Yoongi datang sembari membawa tiga kotak susu lalu memberikan dua lainnya kepada Jimin dan Taehyung.

"Gomawo," ujar Jimin setelah mengambil susu kotak itu di tangan Yoongi.

Yoongi mengagguk sembari menyesap susu kotaknya juga. Ia kemudian duduk di samping Jimin, "Berapa lama lagi pekerjaan barunya?" tanya Yoongi

Jimin mengeluarkan ponselnya dan menatap informasi disana, "Malam ini," ujar Jimin

Yoongi tampak terkejut sekaligus antusias, "Serius?" ujarnya

Jimin mengangguk, "Iya,"

Taehyung mengalihkan padangan dari ponselnya ke arah Jimin dan Yoongi, "Bagaimana denganku?" tanya Taehyung

"Belum ada lagi. Mungkin dua sampai tiga hari lagi," jawab Jimin. Taehyung hanya mengerucutkan bibirnya.

"Pe-Permisi,"

Terdengar suara seorang murid perempuan dari belakang Jimin. Mereka semua berbalik menatap wanita yang kurang lebih mirip dengan Jimin ketika awal datang. Kacamata bulat, rambut sangat rapi, tapi dengan wajah ketakutan serta sedih.

"Me-mereka menyuruhku untuk me-me-memberikan ini," ujarnya. Ia memberikan sepucuk surat ke arah Jimin.

Jimin mengernyitkan dahinya, "Mereka?" Jimin berusaha mencari orang yang menyuruh wanita itu.

"Ja-Jangan. Jangan dicari. Itu hanya akan membuat mereka senang bisa menghajarku. Te-terima saja. Terserah kau ingin membuangnya atau membacanya. Itu milikmu," ujarnya sambil menaruh surat itu di depan Jimin dan langsung pergi meninggakan mereka. Pandangan Jimin mengikuti arah perginya perempuan itu. Ia sampai di depan sekelompok murid perempuan kaya yang tampaknya pembully murid perempuan itu.

"YA! MANA JUS KU?" Seru salah seorang murid anak orang kaya itu.

Taehyung berdeham, "Tidak usah perdulikan dia," ucap Taehyung setengah suara agar tidak terdengar orang lain. Jimin yang hendak berdiri lalu membantu murid perempuan itu pun mengurungkan niatnya dan berbalik ke arah sebaliknya. Ia menatap Taehyung meminta penjelasan.

"Wanita itu tidak bisa diganggu. Itu sudah sering terjadi dan sudah jadi hal yang biasa. Biarkan saja. Mereka tidak akan bisa membunuhnya kok," ujar Taehyung

Jimin hanya mendecak sebal, "Ya, ya, aku memang tidak berniat untuk menjerumuskan diri lebih dalam di sekolah ini juga." ujar Jimin

"Sebentar lagi bell masuk, ayo masuk kelas." ajak Yoongi.

HackerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang