Di sebuah sekolah negeri terdapat sekian murid murid. Panggil saja doni, doni adalah murid kelas7 yang teguh pendirian, keras kepala, namun ia agak cengeng, dan amat sangat lembut. Saat itu sekolah mengadakan kegiatan pariwisata, doni mengikuti kegiatan tersebut dan tak dia sangka, nadin kaka kelasnya 2tahun lebih itu mengikuti acara tersebut. Doni sebagai peserta pariwisata sedangkan nadin panitia pariwisata tersebut. Kegiatan tersebut dilaksanakan 2hari 1malam.
Ketika waktu senggang doni dan nadin bercengkrama bersama. Doni dan nadin sebelumnya memang saling kenal, tapi tak sedekat sekarang. Saat mereka sedang asik berbicara, berbunyi lah hp nadin yang isinya bbm dari dimas, dia ini murid kelas7. Sikap nya yang humoris, dewasa, tak seperti anak kelas7 lainnya. Ternyata nadin baru tahu kalau doni dan dimas saling berteman. Ketika doni tau kalau bbm yang masuk ke hp nadin dari dimas dia tertawa dan bahkan dia yang membalas pesannya dimas.
Setelah malam berlalu dan beberapa kegiatan yang dilakukan usai, tiba saat nya pulang. Sesampainya nadin dirumah, doni anak kelas7 itu bbm nadin dan nadin pun senang. Nadin bertanya pada dimas "ini pinnya doni bukan?" "Hmm kalian saling menanyakan pin;;)caaa" jawab dimas dengan humorisnya. Sebelumnya nadin dan dimas sudah dekat lebih dulu dan mereka saling bercerita. Nadin pun dekat dengan doni, mereka sangat akrab. Ketika itu nadin dihadapi dengan masalah barunya, dia bingung dengan perasaannya sekarang berada diantara dua malaikat kecil yang mempunyai perbedaan. Ditambah lagi urusan dengan temannya dan tentang pelajarannya, karna tahun ini dia akan menghadapi ujian nasional.
Hari terus berjalan apa yang nadin rasakan berubah, dulu yang awalnya dia fikir doni orang yang dewasa dan humoris tetapi dimas lah yang lebih dibanding doni. Semakin hari dimas begitu asik pada nadin, sedangkan doni yang lama kelaman mulai curiga bahwa nadin suka dengan dimas. Tapi kebiasan doni yang berlebihan yang tidak disukai nadin membuat nadin menjadi ilfeel. Nadin bercerita kepada dimas tentang teman nya yang tak lain tak bukan adalah doni. Dimas menanggapi cerita nadin, bahkan dimas merasa bersalah karna sikap doni yang mulai cemburu dengan dimas karna dekat dengan nadin. Tapi nadin berusaha menutup munutupi perasaannya. Nadin tak mengerti apa perasaan dimas saat itu. Teman nadin ada sebagian mendukung kedekatannya dengan adik kelas tapi ada juga yang tidak. Pertama, pendapat dari teman nadin katanya kalo pacaran sama ade kelas kesannya agak gimana gitu, dan masalahnya yang lebih tua itu cewenya bukan cowonya. Mendengar semua itu nadin kembali berfikir, dalam hati ia berkata "apa iya?" *hembuskan nafas*. Kedekatan nadin dengan dua malaikat kecil ini sudah sampai puncak, akak agak lebay. Tak henti tak bosan nadin bertanya, nadin meminta saran kepada teman temannya.
Hari dimana dimas ulang tahun. Nadin dan teman temannya sepakat untuk nyeplokin dimas. Dan ternyata ada doni juga. Seketika nadin tak tau harus berbuat apa, jalanin aja sudah terlanjur. Tibatiba lisa teman nadin bertanya "din kenapa sampai seperti ini? Bahkan lo sampai peduli banget sama tuh ade kelas" "hmm *tunduk kepala*" jawab nadin dengan labilnya "kalau tidak ada perasaan ke dia, pasti gaakan sebegininya" jawab semua teman temannya, karena saat itu nadin sedang dengan teman temannya. Nadin hanya diam dan dia bertanya dalam hati "apa iya?". Nadin selalu berfikir dalam hatinya.... "Apa iya?".
Nadin dan teman temannya berjalan menuju rumah dimas, sesampai nya.... Daar,plook,kukrkrk semua bahan habis dikepalanya. Nadin dan dimas foto bersama, betapa senangnya mereka berdua yang terlihat dari raut muka mereka. Tapi.... Doni. Doni menghilang saat itu, tapi dikembali lagi dengan raut muka yang datar. Hari itu mungkin menyenangkan sekali bagi dimas, dan nadin pun begitu, tapi kalau doni?-_-. Nadin saat itu santai saja, dia kira apa yang dia lakukan sesuai dengan hati nya. Namun ternyata diam diam doni menangis pada saat itu, nadin sudah mencoba bertanya "don, lo kenapa?" Tanya nadin heran dan mulai mendekat ke doni "eng..ga kenapa napa" jawab doni yang mulai menghindar dari nadin. Entah karna apa. "Yasudahlah mungkin itu hanya nangis biasa" fikir nadin dengan santai nya.
