1

2.1K 217 17
                                    

Disarankan untuk membaca work aku yang sebelumnya (Line.KTH) dulu. Happy reading guys :*

Hujan. Aku menyukai hujan, sangat. Mengapa? Karena biasanya ketika hujan turun, ada seorang Pangeran yang akan menjemputku dan memayungiku. Seperti panggilannya, Pangeran, Ia memiliki wajah bak Pangeran yang membuat seluruh mata akan tertuju padanya. Ia sangat tampan, manis, kepribadiannya yang baik dan ceria pun akan membuat semua orang nyaman ketika berada di dekatnya.

Namun itu dulu. Dulu sebelum semua kejadian itu menimpa dirinya.




Aku telah sampai di tempat tujuanku, Daegu. Butuh waktu yang cukup lama untuk bisa sampai disini. Mungkin jika bokongku bisa berteriak, Ia akan berteriak sekarang juga.

Untuk apa aku datang kemari? Sudah jelas bahwa aku akan menemui seorang Pangeran yang dulu sempat singgah di hatiku dan sampai sekarang Ia masih singgah disana.

Aku berjalan menuju rumah yang bisa dikatakan cukup besar untuk ukuran rumah di desa. Terlihat banyak sekali bunga disana. Iya, itu karena Eomma dari Pangeranku senang merawat bunga, khususnya bunga tulip. Bahkan bunga daisy yang dulu ku tanam dan ku rawat bersama Taehyung pun masih terlihat indah. Rumah ini pun masih sama, indah untuk di pandang.

Ketika aku sedang asik melihat sekeliling rumah itu, seorang wanita paruh baya namun masih terlihat muda keluar sembari membawa air minum untuk....... Taehyung? Dia ada disana? Jadi Dia sudah berada disana sejak tadi? Apa Dia melihatku? Apa yang harus kulakukan sekarang? Aku belum siap untuk bertemu dengannya. Bukan karena aku tidak mencintainya lagi, bukan karena aku tidak ingin menemuinya, aku ingin, sangat ingin. Namun aku tak sanggup jika harus menahan air mata ini sekali lagi.

'Hah? Dia melihat ke arahku? Mati lah aku! Aku harus segera pergi dari sini!'

Aku pergi dari rumah itu, lebih tepatnya aku bersembunyi. Maafkan aku.. Taehyung. Aku belum siap.

Taehyung POV

Sejuk sekali disini. Tampaknya Eomma benar-benar menjaga bunga-bunga ini hingga selalu tampak indah. Eh? Bunga itu, bunga daisy? Wah itu benar-benar indah. Siapa yang menanamnya disini? Kukira Eomma hanya menyukai bunga tulip saja.

Siapa gadis itu? Mengapa Ia berdiri disitu? Apakah Dia ada perlu dengan Eomma? Atau bahkan denganku? Tapi, aku tidak mengenalnya.

Ketika aku sibuk memikirkan siapa gadis yang berada di depan gerbang rumahku itu, Eomma datang dengan membawa minuman kesukaanku, cokelat panas.

"Tae, kamu kenapa disini terus? Masuk gih! Disini dingin." Ujar Eomma yang tampaknya mengkhawatirkanku.

"GwaenMonga Eomma.. Tae Cuma pengen lihat bunga-bunga Eomma. Sejuk banget disini!" Jawabku sambil menerima gelas berisi cokelat panas dari Eomma.

"Ya udah, tapi nanti kalo udah dingin banget kamu masuk aja ya! Nanti kamu sakit gimana?"

"Ne, Arasseoyo Eomma." Jawabku.

Eomma masih membereskan buku-bukuku yang berserakan di meja. Ya, entah mengapa aku lebih senang membaca buku sekarang. Eomma pernah bilang padaku bahwa dulu aku sangat tidak suka membaca, bahkan buku yang dibelikan Eomma dulu pun bukannya kubaca tapi malah kujadikan alas tidur. Benarkah seperti itu? Aku merasa, aku memang sudah seperti ini sejak dulu. Apakah aku berubah?

MemoriesWhere stories live. Discover now