01

49 15 28
                                    

Langit yang mendung membuat hati Sherenna senang karena ia tak suka jika berolahraga dengan langit yang cerah.

"Rena, yuk ganti baju." Ajak Jesika Lim.

"Iya bentar," Kening Sherenna berkerut melihat isi tasnya.

"Baju sama celana olahraga gue nggak ada. Gimana dong?" Sherenna mulai panik ia ingat betul bahwa ia sudah menyiapkannya.

"Jangan-jangan ini ulah cabe itu?" Tanya Melina yang berada disamping Sherenna.

"Mampus guee." Sherenna menepuk dahinya sendiri. Ia lupa bahwa Jenifer jelas-jelas mengancamnya tadi pagi.

"Ya mungkin bener. Jadi lebih baik kita tanya sama Rein aja, kan semua berawal dari dia." ucap Jesika.

"Tapi Rein kemana?" Tanya Sherenna yang masih panik.

"Gue liat tadi dia dikantin." jawab Melina.

Sherenna langsung berlari ke arah kantin yang lumayan jauh dari kelasnya.

"Rein, ikut gue." Sherenna menarik tangan Rein dengan kasar hingga sampai di luar kantin.

"Kenapa?" Tanya Rein.

"Baju sama celana olahraga gue hilang dan gue harap lo jangan lupa sama Jenifer! Terakhir... semua karena lo manfaatin gue waktu itu." Rein memikirkan sejenak kesalahan apa yang dia perbuat sehingga melibatkan Sherenna.

"Gue nggak manfaatin lo." Suara Rein terdengar halus namun mampu membuat orang disekitarnya diam dan tatapan tajam dari Rein pun tertuju tepat dimata Sherenna membuatnya kehilangan keberanian. Dan memang benar juga Rein tak memanfaatkannya.

"Terserah, tapi bantuin gue!"

Sherenna menarik tangan Rein lagi dan tak ada perlawanan dari Rein hingga ia melihat seragam olahraga tergantung dipohon yang menjulang tinggi.

"Eh, tuh."

Kali ini Reinlah yang menarik tangan Sherenna dan menunjukkan seragamnya. Gerakan sederhana ini cukup mendapatkan sorot mata yang banyak karena sang idola sekolah terlihat santai memegangi tangan Sherenna.

"Jahhhh??? Gimana caranya manjat coba? Itu kejauhan." Sherenna mendesah. Ia membanyangi pak Rudi akan menghukumnya sebentar.

"Pohonnya tinggi amat." Rein memperhatikan pohon yang nampak kuat dan tinggi itu. Membayangkan bagaimana bisa mereka menaruh baju olahraga itu. Tapi, dia tau bagi Jenifer apapun yang dia mau harus bisa walaupun dengan cara kotor.

"Biar gue yang urus. Dan lo nggak perlu takut karna pak Rudi nggak masuk." Rein menatap Sherenna sekilas dan langsung pergi.

"Lo mau pergi kemana?" Sherenna masih menunggu jawaban dari Rein namun hasilnya Rein tetap berjalan dengan santai tanpa menjawab atau pun menoleh ke arah Sherenna. Dia sudah lupa bahwa memang sudah kebiasaan Rein untuk bersikap seenaknya.

🎈🎈🎈

Sekolah sudah nampak sepi tapi Rein masih belum beranjak dari taman belakang sekolah.

"Reeeeinn, ayaaaang beeebkuu."
Jeniffer datang dan langsung mengandeng lengan milik Rein.
Dengan santai Rein melepaskan tangan Jeniffer.

"Ambil seragam olahraga yang lo gantungin dipohon itu!" Mata Rein masih menatap lurus kedepan tanpa memperdulikan Jeniffer yang ada di sampingnya. Sebenarnya Rein bisa saja mengganti seragam itu dengan yang baru tanpa harus berhadapan dengan Jenifer tapi seragam itu memiliki banyak kenangan bagi Sherenna dan Rein tak tau apa itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can I Love You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang