1 - Pertemuan pertama

161 7 3
                                        

Juli 2011.

Cahaya matahari menyinari pagi ini dengan lembut. Sedikit hawa sejuk menyapa Jakarta yang sebenarnya jarang sekali terjadi di kota metropolitan ini. Memberikan sedikit kemalasan bagi siapapun yang belum mau beranjak dari kasur empuk mereka masing-masing.

Namun dasar tidak bisa menikmati pagi, aku malahan sudah kembali menginjak kaki di sekolahku tersayang dengan rasa malas dan jenuh. Bukan karena apa-apa, hanya saja aku terlalu lemah untuk berangkat di pagi hari yang terasa damai ini.

Cie, telalu lemah.

Ini masih terlalu pagi untuk masuk ke sekolah. Sungguh. Kalian harus percaya itu. Jika kalian mau melirik jam yang ada, sekarang masih jam 5.56 pagi. Tetapi emang dasar punya orang tua super sibuk tapi masih sok-sok perhatian ya jadi begini hasilnya. Di bangunin saat matahari masih enggan muncul agar bisa mengantar ke sekolah. Kebetulan, hari Senin yang sejuk serta damai ini papa ada meeting dengan kliennya untuk mendapatkan tender yang membawa pengaruh baik pada perusahaan.

Semoga papa berhasil, yeay!

Tapi jangan lupa, aku telah menjadi korban bangun pagi ya everyone!

Dengan gaya santai namun penuh akan gaya nakal ala-ala putih abu-abu, aku memasuki lorong utama dari sekolah ini. Aku berjalan kea rah tangga yang akan membuatku sampai pada lantai 3. Lantai keramat bagi para siswa leluhur.

Ya, gak usah lebay gitu. Aku memang sudah kelas 3 SMA. Jadi peraturan terkadang jadi miliki kita semua yang sudah memasuki jenjang akhir di SMA ini. Rok memang sengaja kubuat pendek, ya kurang lebih 5 cm lah dari atas lutut. Baju di kecilin, agar menjadi seragam yang body print.

Ugh!

Tak lupa juga tas yang hanya berisi pada pulpen dan satu buku tulis. Sekarang masih awal masuk sekolah sih, jadi bisa dipastikan tidak akan membawa buku pelajaran yang aneh-aneh.

Tring.

Perlahan aku merogoh saku rok untuk mengambil handphone yang memang berbunyi, memberikan tanda bahwa ada pesan yang masuk. Aku menggeser Lock Wallpaper yang menunjukan pada seorang wanita sexy ala-ala tumblr dan segera membuka aplikasi pesan.

From: Jose (+6281286900xxx)

Morning honey, where r u? Mau di jemput gak?

Aku menghela napas kasar. Beginilah nasib punya gebetan dimana-mana. Tiap pagi atau pas mau pulang sekolah, pasti ada aja yang menawarkan tumpangan.

Hanya saja harus berakhir tragis, pasti papa serta kakakku yang paling ganteng –mas Reyhan– pasti punya cara tersendiri agar aku selalu pulang bersama mereka. Ya beginilah kalau menjadi anak bungsu, perempuan pula.

Kadang mereka suka khawatir yang tidak jelas. Namun untung saja mereka –para orang tua termasuk si tua bangka, mas Rey– tidak melarang pergi dengan siapapun. Asalkan pulang dulu ke rumah, lalu dijemput oleh mereka yang mau main denganku. Aku merasa dibebaskan tapi diawasi. Terutama oleh mas Rey.

To: Jose (+6281286900xxx)

Gak usah, Se. Gua udah disekolah nih.

Aku berjalan santai pada kelas 12-2 IPA. Kelas tercinta. Sebenarnya tidak perlu melihat papan pengumuman lagi. Pembagian kelas tidak akan pernah beda dari tahun sebelumnya. Selalu sama dari kelas satu. Sampai-sampai aku bosen bertemu dengan mereka yang.. yang gitu. Yang membosankan.

Kelas 12-2 IPA memang bukan kelas istimewa. Ya semua kelas sama rata. Namun entah mengapa, sialnya mungkin lebih tepatnya aku mendapatkan banyak teman sekelas yang ambisius untuk mendapatkan nilai terbaik. Terbukti dari beberapa dari mereka terkenal karena rajin, pintar, taat peraturan, suka membantu guru.

Our GalaxyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang