2 - Cowok sengklek!

123 7 3
                                    

Ariana Grande – They Don't Know

Pembagian jadwal pelajaran disetiap kelas baru saja diumumkan. Banyak dari siswa yang tidak terima dengan jadwal yang sepertinya semakin tidak beraturan. Bisa dilihat dari jadwal yang tertera disetiap harinya terasa menyiksa. Biasanya aku tidak pernah protes. Tapi kali ini, aku harus mengeluh dan merasa tidak terima.

Sebenarnya aku tidak terlalu bermasalah pada apa yang telah ditetapkan. Tapi bila dipikirkan seksama, untuk mengejar banyak bab yang harus diperlajari serta sedikitnya waktu yang dipunya membuat kewalahan juga. Apalagi sekarang sudah ditetapkan bagi kita semua yang sudah duduk dikelas 3 ini mengikuti bimbingan belajar yang disediakan oleh sekolah setiap hari Senen dan Kamis. Lalu setelah masuk semester genap, bimbingan belajar menjadi setiap hari.

Terima kasih untuk penjelasannya pak RandyJ

"Kurang lebih begitulah aktifitas kalian selama kelas 3 ini. Tidak lupa akan ada ujian praktek di bulan Februari awal lalu dilanjutkan try out 3. Siapkan mental serta fisik ya. Jangan sampai sering sakit, apalagi sakit-sakitan. Sampai disini ada yang mau ditanyakan?"

Rangga – yang notabenenya adalah mantan ketua kelas – mengangkatkan tangannya dengan tinggi dan cepat. Sebagai mantan ketua kelas yang sepertinya akan menjabat lagi dengan status yang sama ini memang memiliki rasa peka yang tinggi. Tidak akan heran lagi bila nanti anak-anak kelas akan memilihnya lagi.

"Ya apa Ga?"

"Apakah selama kelas 3 ini, akan ada biaya tambahan lagi?"

Dengarkan? Bahkan dia memikirkan apa yang tidak dipikirkan oleh anak-anak lain. Jika nanti ada pembagian pengurus kelas, aku akan memilihnya lagi. Demi Tuhan. Selain itu dia juga sangat baik serta ramah. Banyak guru deh yang suka sama dia. Aku mah apa atuh, sudah kebanyakan izin kalau lagi malas sekolah, suka bikin rusuh sekolah pula.

"Kalau itu nanti ada surat pemberitahuan yang akan menyusul besok kalau gak Rabu." Jelas pak Randy. "Yaudah kalau gitu sampai sini dulu. Kalian bebas sampai jam 10 nanti. Setelah itu masuk lagi ya, kita akan membicarakan pembagian pengurus kelas." Setelah itu pak Randy segera melangkahkan kakinya keluar dari kelas. Tanpa aba-aba lagi, kelas langsung ramai dan tidak perlu dijelaskan lagi bahwa anak-anak langsung membubarkan dirinya.

Aku langsung mengeluarkan handphoneku dan membalas chat grup anak-anak trongkongan. Beginilah kerjaanku jika ada jam kosong atau menjelang istirahat.

"Lindo, kantin di mana?" suara Patrick mengalun indah dipendengaranku. Aku menoleh ke arah Linda yang sudah membalikkan bangkunya menjadi mengarah ke kembarannya.

"Oh, bareng aja kalo gitu."

"Ayo. Sekalian gua kenalin beberapa aktifitas sekolah kita." Sambar Linda tanpa aba-aba. "Oh iya, sama gua mau nanya kenapa pindah sekolah dari yang lama." Rasanya aku ingin memutarkan bola mataku. Linda terlalu kepo untuk sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu penting.

"Pat"

Aku menoleh dan ternyata Patrick juga menoleh ke Lindo. "Haha. Lucu juga kalian." Tawanya yang renyah didengar. Aku hanya bisa melongo agak bego dari tempat dudukku. Tidak salahkan ini si hemat tertawa? "Kalo manggil kalian gak usah ribet ya." Aku mencebikkan bibir bawahku lalu berdiri.

"Napa?" Tanyaku ketus. Tidak suka sama candaan Lindo yang sebenarnya sangat ajaib sekali. Ajaib karena bisa bercanda.

Cie ajaib..

Ya dia emang pernah bercanda. Tetapi sangat jarang. Dan lihatlah sekarang. Dia bisa berbicara santai pada Patrick yang statusnya adalah anak baru dikelas ini. Oh Tuhan. Bila melihat ini rasanya ingin menangis. Dulu aja tidak pernah tertawa sama bicara santai, bahkan sama si Rangga aja dia bisa mendiamkan cowok itu.

Our GalaxyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang