PROLOG

675 71 11
                                    

Kim Taehyung , duduk di kelas 2 Sekolah Menengah Atas Kyung-hee.

Siapa yang tidak tahu sekolah itu?

Ya, sekolah yang cukup ternama. Orang-orang beranggapan bahwa Taehyung tak akan bisa masuk kesana kalau bukan karena otaknya yang terbilang cerdas.

Sebagian besar siswa di sekolah ini adalah anak dari Chaebol (konglomerat), tapi banyak juga siswa yang bermodalkan kejeniusannya agar dapat beasiswa seperti Taehyung.

Taehyung dibesarkan dari keluarga sederhana. Saat ini ia hanya tinggal bersama Ayahnya, satu-satunya orang yang ia segani. Bukan karena Ayahnya seorang polisi, melainkan karena sikap tegas & tegarnya dalam mendidik Taehyung.

Meski begitu, ia memiliki sosok Ibu yang luar biasa. Sosok yang selalu ada dipihaknya. Contoh kecilnya saja, sudah cukup sabar Ibunya berulang kali dipanggil ke sekolah karena ulah yang ia buat. Ayahnya pun selalu berkata pada Ibunya untuk tidak memanjakannya. Namun, Ibunya tetap menyayanginya.

Hingga saat kelulusan tiba, kejadian naas menimpa keluarganya. Dalam perjalanan menuju wisuda Taehyung, terjadi sebuah kecelakaan beruntun yang menyebabkan Ibunya meninggal dunia.

Sejak saat itulah Taehyung mulai berpikir serius. Ia lebih fokus belajar, berusaha mendapatkan beasiswa seperti yang Ibunya harapkan. Ia tidak bisa berbuat ulah lagi karena akan beda cerita jika yang dipanggil ke sekolah adalah Ayahnya.

Waktu pun berlalu, kini Taehyung berada di SMA favorit sewilayahnya. Ia tetap menjadi anak yang ceria di sekolah walau sebenarnya 'luka' kehilangan keluarga masih sangat membekas.

Park Jimin & Jung Hoseok. Mereka adalah sahabat baik Taehyung. Keduanya bertolak belakang. Jimin yang penampilannya seperti 'pentolan' tapi justru kutu buku & si ranking satu. Sedangkan Hoseok atau biasa dipanggil 'Hobie' yang selalu menggunakan baju olahraga walau bukan saat pelajarannya berlangsung ㅡhingga membuatnya sering ditegur oleh wali kelasnya. Teman-teman sekelas mereka bingung kenapa Jimin bisa dan mau bersahabat dengan dua orang ini.

Sayangnya, keseriusan Taehyung dalam belajar ternyata hanya berlaku sebentar. Kenakalan demi kenakalan ia lakukan lagi disekolah ini. Entah memang karena sifatnya yang 'berulah' atau sebuah bentuk pemberontakan. Saat ini mungkin sudah tak terhitung surat panggilan orang tua yang ia terima. Tentu saja ia akan membakarnya dan beralasan bahwa Ayahnya sangat sibuk dan tidak punya waktu untuk datang ke sekolah.

Ujian Tengah Semester telah usai. Semua nilai Taehyung sangat dibawah rata-rata bagi siswa yang menerima beasiswa.

Dengan begitu ia terpaksa mengikuti sebuah program yang diadakan sekolah agar beasiswanya tetap aman.

********

kateikyōshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang