+ 1

592 74 17
                                    

JAM ISTIRAHAT

"kau kenapa sih? sejak keluar dari ruang kep-sek wajahmu suram sekali" ujar Hobie dengan nada serius.

Yang diajak bicara hanya diam dengan tatapan kosong.

Hobie menyubit pipi Taehyung sambil meminum Banana Milk ㅡnya.

Lagi-lagi Taehyung hanya diam sambil mengernyitkan alisnya.

"Jimin dimana?" akhirnya Taehyung bersuara.

"bukannya tadi ikut denganmu? ke ruang kep-sek" jawab Hobie sambil menaikan bahu.

Raut wajah Taehyung langsung berubah, kemudian ia beranjak meninggalkan Hobie sendiri di meja kantin.

"Hei!!! mau kemana kau?!!?" Hobie berteriak kesal, Taehyung hanya melambai dari belakang.

Tak lama kemudian Jimin datang menghampiri Hobie.

"apa-apaan ini? kau sedang main petak umpet dengan Taehyung? barusan ia mencarimu lalu sekarang kau datang, augh ckckck" canda Hobie.

Jimin tak tersenyum sama sekali. Rautnya persis seperti Taehyung tadi.

Hobie hanya menggelengkan kepala.

"kalau kau tidak mau bilang juga apa yang sedang terjadi aku akanㅡ" Hobie mendekatkan wajahnya pada wajah Jimin.

"akan apa?" jawab Jimin dengan wajah meledek.

"arghhh entahlah, yang terpenting cepat ceritakan!" Hobie menjauhkan wajahnya dari Jimin.

Jimin menghela napas berat.

"aku bingung harus mulai darimana jadi aku akan langsung ke intinya saja, beasiswa Taehyung akan ditarㅡ" kata-kata Jimin terputus.

Wajah Hobie sudah didepan wajah Jimin lagi. Kini hanya sebatas 5cm diantaranya.

"benarkah?" suara Hobie hampir tak terdengar. Wajahnya menunjukan rasa khawatir, penasaran.

Jimin memalingkan wajahnya dengan raut kesal, lalu melirik Hobie yang masih menatap dirinya dengan ekspresi tak karuan.

Plak!

Ditamparlah wajah Hobie dengan pelan.

"Hei! sakit sekaliii" teriak Hobie seraya mengusap-usap pipi kanannya.

Wajah Jimin datar. Ingin rasanya menamparnya lebih kencang. Sekilas dalam hatinya bertanya kenapa ia bisa berteman dengan orang macam Jung Hoseok ini.

"bisakah kau tidak menyela orang yang sedang bicara?" ujar Jimin.

"b-baiklah" Hobie masih mengusap-usap pipinya. Ia menatap tajam Jimin dan tangannya mengisyaratkan Jimin untuk melanjutkan ceritanya.

Jimin kembali menghela napas berat.

"beasiswa nya akan ditarik karena nilai ujiannya dibawah rata-rata. Hei! ingatkah tadi saat Ssaem (Guru) mengatakan bahwa semester ini, ada lima siswa dengan nilai teranjlok di angkatan kita? Yah, Taehyung adalah salah satunya" ungkap Jimin dengan wajah putus asa.

"ya ampun .." desah Hobie dengan raut sangat sedih & khawatir. Tiba-tiba ia terdiam dan menatap Jimin lekat-lekat.

Jimin pun heran, ia menerka raut Hobie.

"sebentar .." wajah Hobie terlihat serius.

Jimin hanya membuang napas lagi. Baginya, wajah serius Hobie adalah sebuah lelucon.

"kenapa kau terlihat lebih putus asa dibanding Taehyung yang beasiswa nya akan ditarik? dan lagi, kenapa kau tadi ikut ke ruang kep-sek? apa jangan-janganㅡ"

Hobie menghentikan kata-katanya lalu menatap Jimin dengan wajah yang sangat serius hingga Jimin terbawa suasana.

"beasiswa mu akan ditarik juga?"

"pffffftttt" Jimin hampir terbahak.

"kenapa tertawa?"

Plak!

Kini kepala Hobie jadi sasaran.

"aww, kenapa lagi sih?!" lagi-lagi Hobie kesal karena dipukul.

"dasar bodoh! aku kan tidak terima beasiswa"

Bibir Hobie membentuk huruf "a" seraya menepuk jidatnya seperti baru ingat sesuatu. Jimin yang melihatnya hanya menggelengkan kepala.

Jauh di lubuk hati Jimin, ia memikirkan nasib sahabatnya, Kim Taehyung. Apa jadinya jika kabar ini sampai terdengar ke ayahnya? Pasti beliau akan ngamuk habis-habisan.

"hei! dia kan bisa mengikuti tutoring. ya, ya benar tutoring!! kalau begitu dia akan selamat dari ancaman beasiswanya!" ujar Hobie berbinar seraya menjentikan jarinya.

"hm, dia memang mengikutinya" jawab Jimin tanpa menatap Hobie. Ia hanya menopang wajahnya pada dagunya dan kembali melamun. Sudah tak berdaya lagi menanggapi sahabatnya yang satu ini.

********

Di sekolah ini ada program khusus untuk siswa-siswi yang nilai ujiannya dibawah standar kurikulum.

Sering disebut dengan TF, Tutoring Friend.

Sistemnya adalah satu siswa akan dipasangkan oleh seorang tutor yang dipilihkan sekolah. Sang tutor bertugas mengajari siswa, layaknya pengembangan materi atau les dan semacamnya.

Pasalnya, sang tutor bukanlah guru atau bantuan lain dari sekolah. Seperti namanyaㅡ Tutoring Friend, mereka adalah siswa-siswi peringkat tertinggi di angkatan masing-masing. Siswa yang sama-sama sedang menuntut ilmu. Dari siswa untuk siswa

********

Taehyung diam mematung didepan mading. Daftar siswa-siswi yang mengikuti TF semester ini, namanya terpampang disana. Bersebelahan dengan tutor yang dipilih sekolah. Ia bergumam sedikit membaca nama tutornya.

"ho, kelas 3 ya .." ujarnya datar.

Sedih, menyesal, marah. Itulah yang dirasakan Taehyung saat ini. Bagaimana bisa ini terulang lagi? Taehyung sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak membuat masalah seperti waktu SMP. Tiba-tiba ia teringat ibunya dan beberapa saat kemudian ia tenggelam dalam pikiran kacaunya.

"Kim Taehyung?"

Suara menyebalkan yang cukup membuatnya terlonjak.

********




NEXT OR DELETE ?

a/n: I need more practice for the languageㅠㅠ please comment and more support, don't forget to vote ♥♥

kateikyōshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang