PROLOG

12 0 0
                                    

"Dee".

Deg. Suara itu. Suara itu hadir kembali. Apa mungkin itu dia?

Tubuh Diandra tiba-tiba membeku saat mendengar suara bariton itu dengan jelas memanggil namanya. Dunianya seakan gelap seketika. Kakinya tak sanggup ia gerakkan. Bahkan bukan hanya kakinya saja, seluruh anggota tubuhnya seperti membeku sesaat. Dia tidak berani, bukan. Dia tidak mau memutar tubuhnya untuk melihat seseorang yang memanggil namanya barusan. Setelah cukup lama berdebat antara hati dan logikanya, Diandra akhirnya memberanikan diri untuk melihat ke belakang. Perlahan, dia memutar tubuhnya.

Deg deg... deg deg.

"Dia. Setelah lima tahun berlalu dia kembali muncul di hadapanku sekarang? Setelah dengan teganya dia meninggalkanku tanpa penjelasan apapun, dia berani-beraninya memanggil namaku tanpa merasa bersalah sedikitpun? Sebenarnya apa maunya?", tanya Diandra dalam hati.

"Dee, ini aku. Davin"

Ya. Lelaki itu, lelaki yang kini berdiri hanya berjarak beberapa meter saja dari tempat Diandra berdiri adalah Davin.

"Dia adalah lelaki yang pernah hadir dalam kehidupanku. Lelaki yang pernah mengisi ruang hatiku. Lelaki yang selalu memberi warna baru dalam kehidupanku. Lelaki yang selalu mengatakan bahwa dia mencintaiku. Lelaki yang... ah, tapi itu dulu. Saat semuanya masih baik-baik saja. Saat dunia masih mengizinkan aku dalam kehidupan yang penuh warna bersamanya. Dan saat sebelum seorang perempuan baru datang ke kehidupanku dan dia", ucap Diandra kembali dalam hati seolah memaksanya untuk kembali mengingat kenangan yang ingin dilupakannya.

"Dee, kamu masih ingat aku?". Karena belum melihat pergerakan apapun dari Diandra sejak tadi, Davin pun mendekat dan langsung membawa tubuh Diandra ke dalam dekapannya.

"Maaf. Maafkan aku, Dee", lirih Davin.

Diandra sudah tak tahan lagi. Air mata yang dijaganya dari tadi agar tidak tumpah, kini sudah keluar dari sarangnya. Diandra menangis. Menangis sesenggukan. Bukan karena benci, tapi karna rindu yang di pendamnya bertahun-tahun.

Dan kini, seseorang itu kembali dan sedang memeluknya erat.

. . .

GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang