ketahuan

68 8 3
                                    

Genta memakirkan motornya di pekarangan rumahnya. Saat ini jam sudah menunjukan pukul 1 malam dan tentu saja, daerah kompleks rumahnya ini sudah sangat sepi dan hanya ada beberapa bapak-bapak yang ada di pos ronda, itupun agak jauh dari rumahnya.

Genta baru saja pulang sekolah. Baru pulang dari nongkrong, lebih tepatnya. Lalu ia pun masuk kerumah dengan membuka pintu secara perlahan, untungnya dia selalu membawa kunci cadangan yang ia gantungkan bersama dengan kunci motornya, jadi ia tidak perlu membangunkan orang rumah saat dia pulang malam seperti sekarang ini.

Saat ia sudah sampai diruang tamu dengan cara mengendap-ngendap bak maling tiba-tiba saja lampu menyala dan..

"Dari mana kamu, ta?" suara bariton itu memenuhi ruang tamu tersebut.

Genta pun yang sudah tertangkap basah hanya bisa menghela napas pelan.

"Abis sekolah." jawab genta santai, kelewat santai malah.

"Pulang sekolah? Mana ada pulang sekolah yang bel-nya jam segini genta." kata raffi, papanya.

Genta hanya terdiam ditempat, bingung harus menjawab apa.

"Genta! Jawab pertanyaan papa, habis darimana kamu sampai jam segini baru pulang?" papanya sudah mulai marah karna pertanyaannya diabaikan oleh sang putra.

"Genta cape pa." jawab genta yang kelewat bodohnya menjawab pertanyaan yang tidak nyambung sama sekali dengan pertanyaan papanya.

"Jawab pertanyaan papa dulu genta." ucap papanya yang sudah mulai gemas dengan tingkah laku anaknya.

"Abis main di rental ps." jawab genta malas-malasan karena jujur, ia sudah dilanda kantuk yang teramat sangat dan tubuhnya sudah terlalu lelah untuk menghadapi papanya.

"Bagus ya kamu, papa mahal-mahal sekolahin kamu tapi kelakuan kamu malah bolos dan malah main ke rental ps yang jelas-jelas gapenting" kata raffi dengan suara yang meninggi.

"Yaudah kalo gitu mending genta gak usah sekolah lagi aja sekalian kalo menurut papa genta cuma bikin uang papa habis." ucap genta yang langsung meloyor masuk ke kamar dan tidak berminat mendengar balasan dari papanya.

"Genta!! Papa belum selesai bicara! Dasar anak kurang ajar." ucap papanya yang sudah frustasi mempunya anak macam genta yang amat luar biasa susah diatur itu.

Didalam kamar, genta langsung merebahkan tubuhnya yang sudah tidak dibaluti baju seragamnya dan hanya dibaluti oleh boxer. Ia sungguh sangat kelewat lelah hari ini karena seharian anak itu di rental ps milik akbar yang membuatnya lupa waktu. Lalu dengan perlahan ia menggerakkan tangganya kearah kiri dan mengambil handphone yang sejak di rental ps tak disentuhnya sama sekali. Ia lalu membuka aplikasi berwarna hijau yang disebut LINE, mengecek apakah ada yang mengechatnya atau tidak. Ternyata hanya ada chat dari grupnya bersama teman-teman idiotnya itu.

Group Belah duren

Akbar ramadhan: weh besok madol lah ayu

Gilang saputra: kuyla y x g kuy

Genta M.: kuy. Madol kemana kita besok?

Lintang wijaya: nyai?

Genta M.: boleh tuh

Akbar ramadhan: sip. Fix yeh besok nyai awas aje lu tiba2 pada sok2an rajin masuk kls.

Genta M.: iye ler

Lintang wijaya: siap pak hajiiiii!!!!

Genta M.: gilang mana dah tbtb ilang bak ditelan bumi

Akbar ramadhan: bahasa lo monyet. j2q.
Akbar ramadhan: taudah ini gilang mana kali

Lintang wijaya: lagi coli

Genta M.: wkwkw goblok

Akbar ramadhan: kasar males gue

Lintang wijaya: tau kasar banget     mls gue

Genta M.: haha si bangsuy udah ah mau bogan dulu w. Good sleep sayang2Q💘💘💘

Lintang wijaya: JIJIK

Akbar ramadhan: 2

Genta hanya terkekeh melihat group chatnya bersama teman-temannya itu lalu memutuskan untuk tidur karena matanya yang sudah mengajaknya bermain-main ke alam mimpi.

=the last second=

Alarm pukul enam sudah berbunyi sejak setengah jam yang lalu saat dira sudah bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Ia melihat tampilannya di kaca guna memastikan bahwa ia sudah rapi untuk berangkat kesekolah.

Lalu ia pun beranjak turun ke lantai satu untuk menyusul ayah dan bundanya serta abangnya yang sudah menunggu di meja makan.

"Pagi yah, bun." ucap dira sambil menghampiri keduanya dan mencium pipi ayah dan bundanya.

"Pagi sayang." ucap kedua orang tuanya sambil mengecup balik pipi anak perempuannya itu.

"Pagi bang ryon." sapa dira ceria yang langsung ditanggapi tatapan malas abangnya.

"Cuma ayah sama bunda yang dikasih morning kiss, abang engga?" ucap ryon kepada dira.

"Ih abang, yaudah sini cium pipinya muah." ucap dira sambil menghampiri ryon dan mencium pipi abangnya sekilas.

"Haha yaudah sini duduk samping abang." kata ryon.
"Oh iya hari ini mau abang yang anter atau ayah yang anter?" sambungnya.

"Dira hari ini naik ojek aja deh soalnya kasian ayah lagi buru-buru kan ada meeting. Lagian juga abang ada kelas pagi kan hari ini?" jawab dira mengingat sesibuk apa ayahnya dan abangnya yang sekarang tengah kuliah di salah satu universitas negeri dijakarta.

"Yakin mau naik ojek?" tanya ayahnya setengah enggan untuk mengizinkan putrinya naik ojek namun mengingat ia hari ini ada meeting yang begitu penting maka ia juga ragu untuk mengantarkan putrinya itu.

"Yakin yah gapapa kok dira naik ojek aja." kata dira sambil mengoleskan selai coklat ke roti tawar yang ia pegang.

"Yaudah kalo gitu ayah berangkat dulu ya dira, bang, bun." kata ayahnya seraya pamit.

"Iya hati-hati ya yah" jawab dira sambil mencium tangan ayahnya, disusul oleh ryon.

"Hati-hati yah" ucap ryon.

Lalu setelah itu ayahnya menuju ke arah pintu luar yang ditemani oleh bundanya yang membawa tas ayahnya. Sebelum mengantar ayahnya ke balik pintu bundanya lebih dulu berucap kepada dira,

"Nak, bekel kamu udah bunda siapin ya ada dimeja pantry dapur." ucap bundanya seraya tersenyum.

"Iya makasih bunda sayang." balas dira seraya terdenyum lebar.

"Dek, kalo gitu abang juga pamit ya. Takut telat soalnya pagi ini abang ada kuis." ucap ryon seraya mengusap kepala adiknya dan berlalu meninggalkan dira dimeja makan.

Dira tersenyum ke arah abangnya lalu ia menuju meja pantry untuk mengambil bekalnya dan memasukkan kedalam tasnya.

Setelah itu ia berjalan ke arah luar pintu untuk berangkat sekolah.

"Bun, dira pamit pergi sekolah ya." ucap dira sambil mencium punggung tangan bundanya.

"Iya, hati-hati ya nak. Belajar yang bener ya sayang." ucap bundanya seraya mengusap kepala anaknya dan mencium kening dira sekilas.

"Iya bunda. Assalamualaikum"

"Waalaikum salam, sayang"

Setelah itu dira melesat menuju depan kompleks untuk mencari tukang ojek yang biasanya memang mangkal di sana.

***

Maaf banget jika ada kesalahan atau typo yang bertebaran dimana-mana hehe..


Bila❤

The Last Second!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang