"Meeting you was not the first day of the rest of my life; it was the first day of the best of my life."
__Waktu sudah menunjukkan pukul 16:15 dan bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Semua siswa-siswi telah pulang ke tempat mereka masing-masing. Hanya tersisa beberapa siswa-siswi saja yang sedang menunggu jemputan dan ada juga yang masih sibuk mengobrol.
Amanda berjalan keluar dari gerbang sekolah dengan raut wajah tanpa senyuman dan tatapan mata yang kosong tanpa ada sinar kehidupan. Amanda terus berjalan menyusuri jalanan beraspal, ia tak berniat pulang naik taksi ataupun ojek. Amanda hanya ingin terus berjalan sejauh yang ia bisa. Lagian jarak rumah Amanda dengan sekolahnya tidak terlalu jauh.
Namun tiba-tiba Amanda teringat sesuatu dan ia harus segera pergi ke suatu tempat yang sering ia kunjungi. Amanda pun segera menghentikan taksi yang lewat di hadapannya dan mulai masuk ke dalam taksi tersebut.
"Pak, ke jalan kamboja 1 di dekat taman kota itu yah." ucap Amanda memberi alamat yang akan ia tuju.
"Baik mbak."
Taksi itu pun melesat pergi menuju tujuannya.
10 menit kemudian, taksi itu pun berhenti di dekat sebuah taman kota yang tidak terlalu ramai. Hanya ada beberapa orang saja disana.
Amanda pun keluar dari dalam taksi dan segera membayar uang taksinya.
"Makasi mbak." ucap supir taksi tersebut.
"Iyah"
Setelah itu, Amanda berjalan menuju ke taman kota dekat danau itu dan terduduk di hamparan rumput sembari menatap danau dan langit sore.
"Kau tau, tempat ini masih sama seperti terakhir kali kita kesini bersama-sama." gumam Amanda, berbicara sendiri. Entah siapa yang ia ajak bicara.
Pandangan Amanda tetap lurus ke arah danau dan seketika tatapannya mulai sendu. "Aku harap kau ada disini, bersamaku." lirihnya begitu sendu dengan bendungan air mata yang siap mengalir.
"Aku akan tetap disini, bersamamu."
Deg
Suara itu berhasil membuat jantung Amanda berhenti berdetak, entah suara siapa itu. Lantas, Amanda pun menoleh ke samping, tepat pada sisi kanannya.
Amanda sedikit terkejut dengan sosok yang ada di sampingnya saat ini. Bukan hantu atau makhluk halus sejenisnya. Tapi hanya saja Amanda terkejut dengan seorang laki-laki yang entah sejak kapan sudah ada di sebelahnya itu.
"Sejak kapan kamu ada disini?!" tanya Amanda dengan nada yang sedikit galak.
Laki-laki itu hanya tersenyum manis menampilkan deretan giginya yang putih. Sungguh demi apapun Amanda benci dengan senyuman itu. Siapa lagi yang punya senyuman paling menyebalkan selain sosok Reyhan yang ia kenal tadi pagi sebagai cowok paling menyebalkan.
"Sejak 3,5 menit yang lalu dan aku akan selalu berada di sisimu selamanya, hingga waktuku sudah habis." jawab Reyhan.
Amanda hanya memutarkan bola matanya. Yang Amanda tahu, itu hanya sebuah gombalan yang sering ia dengar dari mulut laki-laki berhidung belang dan seolah tidak peduli, Amanda mengalihkan pandangannya ke danau dan langit sore berwarna jingga itu. Tanpa peduli ada sesosok orang aneh di sampingnya.
Reyhan masih terus memperhatikan wajah Amanda dari samping, hingga akhirnya ia pun mengeluarkan suara, "Amanda!"
Amanda pun menoleh dan menatap Reyhan sebal. "Apa!" sahut Amanda datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Hope For Amanda
Teen FictionAmanda Elviana Putri, sosok gadis aneh dengan berjuta kemisteriusannya dan yang telah berhasil menyita perhatian seorang Reyhan Alvaro Anggriawan. Namun semakin Reyhan mendekat, Amanda justru kian menjauh. Sebab Reyhan adalah senja yang selalu berus...