kami butuh dokter

124 8 0
                                    

Dalam ketenangan malam mengharuskan tiga remaja itu bangun secara bergantian, Violi, adik kecil mereka selalu terbangun dan menangis
"Cup..cup..cup sayang tidurlah" kali ini yang bangun untuk menenangkan Violi adalah Angga, dia menggoyangkan tempat tidur Violi sambil terkantuk

Suara tangisan semakin terdengar nyaring, Angga menutup telinganya frutasi "Violi sayang apa kau haus hmm?? Ataukah popokmu basah?? Tolong berhentilah menangis!!" Angga akhirnya memilih mengangkat Violi

"Ziooooo....Ryaaaan" teriakan menggema ketika mendapati badan Violi yang panas, Angga berlari menghampiri kamar ke dua sahabatnya

"Bangun bodoh" tepukan keras mendarat di pantat Zio yang tengah terbuai dalam mimpi indahnya

"Hmm apa bukannya ini giliranmu" Zio berguman dalam tidurnya

"Ryan...Zio bangunlah Violi demam"Angga mengguncangkan tubuh ke duanya berusaha membangunkan temannya

"Demam" kali ini Ryan yang berguman untuk menanggapi perkataan Angga

1 detik

2 detik

3 detik

"Apaaaaaaaaa??" Ryan bangun dari tidurnya sambil berteriak kencang

"Ada apa??" Zio pun terbangun karena kaget dengan teriakan temannya itu

Platak...

"Auwhh"

"Badoh jangan berteriak nanti Violi bangun"

"Hai sakit" Ryan memegangi kepalanya yang baru saja dapat bogem mentah dari Angga

"Violi deman"

Zio dan Ryan langsung berlari menuju ranjang bayi yang di letakan tidak jauh dari tempat tidur mereka

"Badanya panas bagaimana ini??"

"Handuk, kompres, air, es, baskom" Ryan komat kamit sambil mengingat apa saja yang di butuhkan untuk mengompres

"Jangan, kita bawa saja langsung ke dokter" Zio memegang bahu Ryan yang hendak pergi untuk mengambil barang yang di sebutkan tadi

"Dokter i needs dokterrr"

Angga dan Zio hanya bisa melongo melihat ke lebayan Ryan yang berlebih, biasanya Ryanlah yang paling tenang namun entah mengapa dia lah yang sangat panik untuk saat ini

"Jam berapa sekarang" ketiganya hanya bisa mendengus kesal ketika melihat jarum jam menunjukan pukul tengah malam "Apa masih ada rumah sakit yang buka??"

"Bidoamat jam berapa sekarang, kita harus bawa Violi ke dokter!! Angga siapkan mobil!! Kita akan berangkat secepat mungkin"

                      ***

"Bagaimana dok" Ryan menatap cemas dokter yang memeriksa Violi

"Tidak papa hanya deman biasa setelah di kasih obat pasti  sembuh" dokter itu tersenyum menanggapi kecemasan Ryan

"Berapa umurnya dan dimana ibunya lalu apa kalian kakak Violi atau salah satu dari kalian adalah ayahnya??" dokter itu menulis kan sesuatu di secarik kertas

"Aduh dokter ini wartawan yah?? Pertanyaannya banyak banget" Angga mendengus kesal

"Hahaha itu salah satu cita-cita saya waktu masih duduk di bangku SMA"

Zio, Ryan dan Angga menatap dokter dengan pandangan aneh "Apaan sih dokter ini" pikir Zio masih menatap dokteler tampan di depannya

"Violi membutuhkan ASI, apa salah satu dari kalian dapat memberinya??"

"Dokter apa kau benar dokter??" Ryan menyeritkan alisnya

"Hahaha bercanda"

"Tidak lucu"jawab ketiganya berteriak tepat di wajah dokter itu

"Ashtt kuah kalian menjijikan" dokter itu mengelap wajahnya dari kuah yang berbau tak sedap

"Sabarkan hati hamba-Mu ya Allah sabar... sabar" Angga mengelus dadanya sambil berkata sabar berulang kali

"Ohh Nona kecilku tersayang kau sangat membuat kami ketakutan setengah mati" Ryan mengusap pipi Violi secara pelahan

"Kalian sungguh orang yang baik apa kalian bermaksud mengangkatnya menjadi adik kalian?? bila benar begitu kalian membutuhkan surat keterangan" dokter tampan itu menepuk bahu Ryan yang tengah menggendong Violi dalam pelukannya

"Ampun deh kita lupa masalah itu" zio menepuk jidatnya, mereka lupa hal terpenting seperti itu

"Masalah surat keterangan pengasuhan kita dapat membuatnya nanti" jawab Angga memijit pelipisnya

"Kau membutuhkan orang dewasa ataupun pasangan dan surat nikah saat membuatnya" dokter itu memberi surat keterangan obat pada Zio

"Asht kenapa susah banget sih" teriak Zio frutasi

"Diam bodoh" Angga mencubit Zio

"Sebaiknya kami pulang terimakasih atas waktunya dok" ucap Ryan setengah membungkuk

"Jangan lupa Violi harus minum obat 2 kali sehari"

"Kami mengerti" jawab Angga

Mereka bertiga pun pergi meninggalkan rumah dokter yang telah memeriksa Violi
.
.
.
Demamnya memang sudah turun Violi dapat tertidur dengan pulas " Fyuuh ngantuk banget" Zio merenggangkan tangannya keatas sambil menguap

"Aku akan menemani Violi kalian tidurlah" ucap Ryan menyuruh yang lain untuk tidur

"Kau baik banget, kami tidur dulu yah" Angga dan Zio meninggalkan Ryan sendiri, mereka berdua memasuki kamar untuk segera tidur menjamak alam mimpi yang sempat terganngu

Walaupun dia mengantuk Ryan tetap berusaha membuka matanya membiarkan rasa ngantuk menggerayangin dirinya, sesekali mulutnya terbuaka Ryan menguap menandakan dia butuh istirahat " Cepat sembuh yah sayang" gumannya penuh sayang. Violo tidak ada hubungan darah apapun yang mengikatnya namun entah rasa sayang itu tumbuh besar untuk Violi, awalnya rasa itu hanya rasa kasihan yang kemudian menjelma sebagai rasa cinta. wajah Violi yang imut telah berhasil menjerat ketiga remaja laki-laki itu
.
.

.
.
Gimana?? Gak jelek amat kan yah😶 otak saya sedang lola udah saya remes tapi hasilnya tetap jelek😢

Kalo ada yang nungguin bagian humornya nanti kemungkinan chapter selanjutnya bakal saya masuki humor... Jadi tetap baca yah ceritanya😊 Terimakasih yang sudah mau baca😄

Boleh minta vote and coment😳 tolong jangan lupa😁
.
.
Ohh yah di sini juga di buka untuk memasukan tema cerita untuk chapter selanjutnya jadi comet ide kalian nanti bakal saya buatkan ceritanya😳😁
.
.
Terimakasih salam manis dari Isti2346☺

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Little Baby(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang