Pagi kali ini terasa berbeda bagi tiga remaja yang sudah mulai sibuk dengan urusan yang menyangkut tentang Violi, bayi yang mereka temukan tadi malam.
"Ryan, Violi tidak mau diam harus aku apakan dia" Angga berteriak dengan keras memanggil Ryan yang masih berada di kamar mandi
"Ryan, apa air buat bikin susu harus panas?" Kali ini Zio yang berteriak, dia bertugas membuatkan susu untuk Violi sedangkan Angga menjaga Violi yg masih saja menangis
Gubrak...
Suar pintu yang di buka secara kasar cukup terdengar menggema ke seliruh ruang apartemen" Haduh kalian ini gimana sih? Kalian kan nanti bakal jadi ayah masa ngurus bayi gak bisa?" Ryan menggendong Violi, menimang-nimangnya tanpa mengurus dirinya sendiri yang masih mengenakan matel mandi"Zio susunya apa sudah siap" Ryan menghampiri Zio setelah menidurkan Violi dalam ranjangnya
"Aku merasa Violi hanya mau nurut denganmu" Angga menggigit rotinya dengan kesal sambil melihat ke arah Ryan yang sedang membatu membut susu" Aku rasa Violi hanya suka padamu"wajahnya terlihat masam, Angga mengerucutkan bibirnya
"Bagaimana Violi mau diam? Kau sendiri hanya menambah takut dia" Ryan teringat akan wajah Angga yang beberapa saat lalu dibuat agar lucu tapi nyatanya malah membuat Violi menangis kencang
"Hari ini kita akan belanja" Zio menutup botol dot susu lalu berjalan ke arah Angga
"Belanja sungguh kah?" Angga terlihat berbinar" buat kebutuhan Violi?" seketika itu wajah Angga berubah makin murung
"Tentu saja, Violi harus di belikan Susu, baju, celana, kaos kaki, selimut, popok dan masih banyak yg harus di beli"Zio berkata sambil mengecek isi dompetnya yang lumayan tebal
Angga tidak setuju akan hal itu, dan dia juga yang awalnya menolak akan ide merawat Violi "Tapi uangku tinggal sedikit" Angga melakukan hal yang sama seperti Zio
"Kita akan kumpulkan uang dari hasil kerja untuk saat ini kalian bisa kan mengeluarkan sedikit uang?" Ryan melirik kedua temannya sambil memberikan Susu ke Violi"bahkan anak ini baunya asam"
"Wah benar juga Violi kan belum mandi"
"Apa perlu dimandikan?"
"Tentu saja perlu dan bisakah kau merebuskan air untuknya"Angga bangkit dari duduknya dan berjalan kearah dapur untuk merebus air sesuai dengan perkataan Ryan
***
Mereka bertiga tengah berjalan bersama dengan Violi yang berada dalam gendongan Zio. Mereka pergi berbelanja bersama untuk membeli kebutuhan Violi"Apa menurutmu ini bagus" Ryan menunjukan baju dengan gambar berung pink" kelihatannya imut, aku akan beli yang ini"
"Bagaimana yang ini"Angga menunjukan sepatu rajut warna pink yang di hiasi pita kuning
"Aku suka itu" Zio dan Ryan mengangguk secara bersamaan melihat apa yang di pilih Angga
"Bagaimana dengan topi ini"seorang ibu-ibu menawarkan kepada Ryan sebuah topi bayi yang diatasnya terdapat telinga beruang"Apa adek bayi ini anak mu?"ibu itu menjawel pipi Violi dengan gemas membuat Ryan menggretakan giginya"Siapa namanya"ibu-ibu itu tak terlihat seperti ibu-ibu melainkan terlihat seperti tante-tante ganjen
"Namanya Violi dan dia adik kami" Ryan menjauh kan Violi dari tante itu
"Nama yang bagus dimana ibunya"
"Dia sedang diruang ganti"Ryan tidak nyaman dengan keberadaan tante itu"dan terimakasih atas tawarannya,aku akan mencari yang lain" Ryan pergi kebagian pakeian lain memilih baju sesuai dengan seleranya
" Rok ini sepertinya sangat cocok bila di pakai Violi"Angga mencocokan rok merah kecil kebagian tuhuh Violi"tapi terlalu mahal"desahan nafas terdengar kasar ketika Ryan melihat bandor harga, memang cukup mahal 50 ribu hanya untuk satu setel rok kecil"Aku rasa janganlah yang mahal"lanjutnya mengembalikan rok itu pada tempatnya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Baby(Hiatus)
Novela JuvenilApa jadinya bila tiga remaja cwo harus merawat bayi yang mereka temukan di depan kosan mereka.