Chapter 4

36 8 1
                                    

"Ah... Gilaaaa... Gue telaat!!!" teriaknya sambil bergegas bangun dan menuju ke kamar mandi.

Bukan sekali duakali dia seperti itu, tapi berkali kali. Dan itu bukannya bikin dia jera malah keterusan. Bisa di hitung jari kapan dia ga terlambat. Duh... Hobi banget ya kayaknya tidur.

Bi titing aja udak kapok bangunin dia. Sangking kapoknya bi titing gak pernah lagi bangunin si Henry itu. Tapi dia gak kesel kok sama bi titing. Dia juga nyadar kalo dia itu susah di bangunin. Soalnya dia sih, kalo di bangunin emang bangun tapi pas di tingalin tidur lagi, kan gak guna. Mending bangun sendiri aja.

Henry keluar kamar mandi dengan handuk yang tergantung di lehernya. Sesekali mengusap rambutnya yang masih basah. Bergegas memakai seragam, masukkan buku buku ke tas nya, lalu berjalan ke luar memakai sepatu, rambutnya dia sisir pake jari tangannya aja udah kece banget. Gimana kalo lebih rapih lagi ya?

Merasa udah siap dia langsung pergi tanpa sarapan, itu juga udah biasa. Bi titing juga jarang bikin sarapan. Karna bi titing tau, itu gak akan kemakan, bukan karna gak enak tapi karna si Henry nya yang gak makan. Dan akhirnya jadwal bikin sarapan hilang dari jadwalnya.

Pukul tujuh lebih sepuluh, dia udah sampe di depan sekolah.
"Pak tunggu!" teriaknya pada satpam yang mau nutup gerbang.

Coba aja kamu sekolah di sekolah aku. Ga usah teriak teriak supaya gerbangnya ga di tutup dulu, malah telat juga gak masalah. #abaikan:p

Lanjut lagi

Hap!

Ahkhirnya... "Makasih pak" ucapnya. Tanggapan satpanya cuma ngegeleng geleng kepala lalu ngangguk. Maksudnya?

Geleng geleng buat kebiasaan anak itu dan mengangguk buat ucapan terima kasihnya.

Setelah ngucapin terimakasih dia berjalan ke arah kelasnya kelas IX.5 gak lambat, gak cepet, sedeng sedeng aja.
beberapa kelas lagi sampe di kelasnya.

Dari jauh Henry melihat Nia yang keluar kelas dan masih menggending tas nya. 'Kenapa' pikirnya. Henry langganan terlambat sekolah ini mempercepat langkahnya dan segera menghampiri Nia.

Henry pov

"Kenapa? Kok keluar lagi?" tanya langsung.

"Di hukum, karna telat" jawabnya cuek tanpa menoleh ke arah ku.

Dia hanya bersandar pada dinding di sebelah pintu, melipat tangan di depan dada dan menutup mata. Tenang seakan gak peduli

Di hukum? Emang sekarang hari apa? Pelajaran apa? Itu yang ada di pikiranku paa Nia bilang 'dihukum' karna biasanya semua guru itu datangnya sepuluh menit sesudah bel masuk. Dan hanya satu guru yang datang tepat saat bel berbunyi. Bu Rini guru matematika. Dan pelajaran bu Rini pada jam pertama hanya ada hari selasa. Yang artinya HARI INI?!

Ah... Untukku itu sudah biasa. Tapi Nia? Apa dia gak apa apa?

"Hei! Jangan telat lagi setiap hari selasa, ya?" aku memberi tahunya karna dia murid baru. Aku baik, bukan? Tapi dia hanya diam saja. Uh.. Menyebalkan.

Tania pov

"Hei! Jangan telat lagi setiap hari selasa, ya?"

Tanpa kamu beri tahu juga, aku sudah tau. Aku tau karna dia-guru itu atau tanteku itu yang ngasih  tau aku.

Tapi aku sengaja terlambat karna cuma mau ngetes aja apa dia sedisiplin itu. Dan ternyata benar. Tidak peduli siapa itu. Keluarga atau murid baru sama aja. Dia tetap mempertahankan kedisiplinannya. Bagus bukan?

Dan disini, di sekolah ini aku gak mau ada yang tau kalau Bu Rini itu tante aku.

Lalu dia? Kalau dia tau hari selasa gak boleh telat, kenapa dia baru datang? Aneh!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Makasih udah baca😊😘. Maaf typo😥

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sweet GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang