I Love You No Matter What You Are part 3

1K 8 4
                                    

Mereka segera kembali ke kamarku.

"Jazz, Mareen, apa yang dikatakan Vincent?" Tanyaku panik.

"Tidak ada apa-apa, Kyra." Sahut Jazz. "Kenapa kamu tak pernah bilang kalau kau punya kakak?" Tanya Mareen. Ooh, Vincent sudah memberitahu mereka asal-usulku.

"Well, karena kalian tidak pernah tanya." Kataku. Jazz berdiri membelakangiku dan Mareen.

"Kyra, kurasa kau malah harus lebih berhati-hati di sini." Ia mengatakannya dengan nada serius.

"Jaz, ada apa denganmu? Tadi kaubilang aku bisa bernafas lebih lega di sini." Aku merengut. Mareen tersenyum.

"Kakakmu, Vincent, adalah vampir." Ucapnya. Ucapannya pendek. Dan ia mengucapkannya dengan yakin.

"Jason..." Mareen memanggilnya dengan nada mengingatkan. "Kita harus memberitahunya. Dan kita juga harus segera memanggil yang lain. Secepatnya." Balasnya dengan serius.

"Vincent? Vampir?" Aku masih tak bisa mengerti apa yang mereka maksud. Mereka hanya bercanda kan? Tak mungkin kakakku adalah vampir.

"Ya. Vincent adalah seorang vampir."

"Tapi..Tapi Vincent bilang..Ia adalah witch..." Napasku memburu. Pikiranku kacau.

"Ya. Dia witch. Witch milik kerajaan vampir. Dan untuk memasuki kerajaan itu, ia harus menjadi vampir. So, dia adalah vampir sekarang. Kemudian pintu kamarku dibuka.

"Kira... Maafkan aku. Aku sudah bilang kalau kau pasti tidak akan memaafkanku." Vincent hanya berdiri di ambang pintu.

"Tidak mudah bagiku untuk melakukan ini semua, Kira."

"Well, kurasa aku dan Mareen harus pergi sekarang. Kami akan kembali lagi nanti. Dengan 'yang lainnya'." Jason mengucapkannya seraya membuka jendela dan melompat keluar. Meninggalkanku dan Vincent.

"Kira..." Ia duduk di sampingku. "Maafkan aku... Aku baru akan menjelaskannya padamu." Ia meremas bedcover biruku.

"Vincent, aku sudah berjanji akan memaafkanmu. Kalau kau sudah menceritakan semuanya." Aku benar-benar ga tau apa yang kupikirkan sekarang.

"Kira, mulai sekarang, aku harus menyembunyikanmu. Aku sudah merubah margamu." Katanya lagi.

"Kenapa?"

"Bila kerajaan tahu tentangmu, mereka akan membuatmu menjadi vampir. Kau akan kehilangan ke-Goddess-anmu." Katanya lagi.

"Aku tak pernah minta dilahirkan sebagai Goddess, Vincent." Aku memandangnya dengan perasaan kecewa. Ia menarik napas panjang.

"Kau... Dad.. adalah Raja Demon. Tapi ia melarikan diri ke dunia manusia saat bertemu Karissa, Mom." Hah?! Apa yang dibicarakannya sekarang?!

"Aku hanya memiliki sedikit darah Demon. Tapi kau, Kira... Kau memiliki sedikit darah manusia. Kebalikanku. Kalau aku bisa memilih kehidupanku, aku lebih memilih jadi manusia, Kira. Tapi aku terlanjur memilih jalan ini. Aku tidak mau kau menyesali semua saat sudah menjadi vampir sepertiku." Aku bisa mendengar nada kesedihan dalam suaranya.

"Kau akan tetap menjadi separo manusia, Kira. Aku janji. Sekarang, tubuhmu hanya berubah sedikit karena Goddess yang ada dalam dirimu. Tenang saja... Aku akan membantumu melewati semuanya." Ia menyodorkan jari kelingkingnya. Tanda janjinya. Aku menautkan jari kelingkingku di jarinya.

"Janji." Aku tersenyum. "Well, I think it's enough for today..." Ia meregangkan tubuhnya. "Ini tetap hari pertamamu di DarkForest, Kira. Mana mungkin aku tega menghancurkan semuanya. Sekarang, kau harus merapikan semua barangmu." Ia memperlihatkan senyum miring andalannya, senyuman kesukaanku. Aku hanya mengangguk.

Vincent menutup pintu kamarku. Aku segera meng-unpack semua bawaanku. Hampir semuanya pakaian musim semi...Uukh...

Aku harus membeli pakaian baru. Di sini dingin sekali... Aku merapikan semua isi koperku dan meletakkan koperku di sudut ruangan. Lalu membaca buku-buku yang aku bawa. Jam demi jam berlalu tanpa kusadari. Saat aku sadar, ternyata sudah jam 12 malam!

"Kau harus membawanya ke Kingdom, Vincent!!!" Aku mendengar pekikkan wanita dari ruang tamu. Siapa itu? Pada siapa ia berbicara? Vincent?

"Lindsay, aku ga mau membawanya ke Kingdom. Aku akan melindunginya dengan hidupku sendiri." Kali ini kudengar suara Vincent.

"Vincent, I know. I know that the new 'Goddess' is your sister. Tapi Kingdom harus tahu mengenai dia..." Ucap satu suara lagi. Aku keluar kamar dan menuruni tangga. DAri tangga, aku bisa melihat Vincent dan 2 orang lainnya.

"Vincent... Kau harus menaati peraturannya." Ucap si pria.

"Vincent?" Panggilku. Ia menoleh dengan kaget.

"Kira?!" Mereka semua memandangku dengan ekspresi berbeda-beda.

Si wanita dengan ekspresi kaget dan tdak percaya. Si pria dengan ekspresi meneliti aku...

Tapi Vincent, ia melihatku dengan sorotan kesedihan dan frustasi...

Apa aku yang menyebabkan ini semua??

I Love You No Matter What You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang