I Love You No Matter What You Are part 4

776 6 4
                                    

*makasih banget ya semuanya yang udah nge-vote and yang comment-in ceritaq...

Aq nangis banhagia ngeliat ada banyak yang suka sama cerita ini...*hiks*...

Semoga aja sesuai ma' apa yang kalian pengen ya...

Aku terpaku melihat sorot sedih di mata Vincent. Aku tak pernah melihatnya dengan sorot mata seperti itu...

"Kira, masuk ke kamarmu." Ia mengalihkan pandangannya. Sekarang ia memandangi si wanita itu.

"Ta..Tapi..." Aku merasa ada beberapa hal yang kurasa harus dijelaskan Vincent sekarang.

"Masuk! SEKARANG!!" Vincent berteriak dua oktaf lebih tinggi. Tak mungkin aku melawannya kali ini. Aku tak berani membantahnya dalam kondisi seperti ini. Aku menangguk dan segera berlari ke kamarku.

Aku tak percaya Vincent bisa berteriak dengan begitu keras. Selama ini aku mengenalnya sebagai orang yang lembut. Tanpa kusadari air mataku mengalir begitu saja. Aku membiarkan diriku ambruk begitu saja di atas tempat tidurku. Berharap bahwa yang baru saja aku lihat dan rasakan itu hanya mimpi. Tanpa sadar aku tertidu dengan sangat nyenyak.

"Kira! Bangun!! Kau takkan mau terlambat di hari pertamamu, kan?!" Suara teriakan Vincent terdengar samar di telingaku yang kedap suara.

"Hm???" Aku masih mengulet di atas tempat tidurku yang empuk...

DONG DONG DONG DONG!!!! *Suara panci dipukul.

"Bangun!!!" Sekali lagi Vincent memukul gong tersebut di samping telingaku. Perlahan aku kembali ke kesadaranku, ke telinga tidak kedap suaraku...

"Aw!!! Iya, aku bangun!!!" Kupaksakan mataku untuk terbuka. Sosok Vincent adalah sosok pertama yang kulihat. Sosok Vincent dengan apron biru muda dengan panci dan pemukulnya di tangannya.

"Uuh... Aku kan masih ngantuk..." Aku menengadahkan kepalaku kea rah Vincent.

"Lima menit lagi, ya..." Dengan senang hati aku kembali ke pulau kapuk-ku... Ew... Sensasi empuk dan nyaman menyerbu kepalaku... Seiring dengan suara panci dipukul lagi. Aku merasakan Vincent menyeretku turun dari tempat tidur. Kubawa bantalku untuk tetap ada di surgaku...

"Oh my God!!! Kira!!!!" Teriakan Vincent kali ini penuh dengan rasa frustasi. Kurasa cukup drama untuk pagi ini. Aku takkan mau membuat Vincent gila.

"Iya, iya..." Aku berdiri dan melempar bantal yang kubawa ke atas tempat tidur. Vincent menggelengkan kepala melihat drastisnya perubahanku. Aku tersenyum jail. Ia mengabaikanku dan segera turun ke bawah. Aku tertawa terbahak-bahak melihat ekspresinya saat sadar aku bohongi.

"Kira, c'mon!!" Aku berlari turun ke bawah. Aku tak tega membiarkannya jadi gila di usia 22 tahun. Aku terkikik geli menyadari pikiranku sendiri.

Aku duduk di meja makan. Di hadapanku sudah ada sepiring nasi goreng. Very classic... Tanpa pikir panjang, kulahap habis sarapanku.

"Wew... Tahan..." Vincent berjalan dari arah dapur. Ia membawa segelas cokelat panas kesukaanku. Ia duduk di hadapanku.

"Sudah berapa lama kau tidak makan, Kira?" Tanyanya. Dari nadanya, bisa kutebak bahwa ia sedang menahan tawa. Aku mengerucutkan bibirku. Aku meneguk segelas cokelat panas itu dengan cepat.

"Hei... Hati-hati..." Ia menepuk pundakku dengan nada mengingatkan. Lalu mengangkat piring dan gelas kotor.

"Cepat ganti baju dan bawa tasmu. Hari ini aku akan mengantarmu." Ia menghilang ke dapur. Dengan malas aku naik dan mengganti bajuku.

"Hello... Kira, didn't I already say that your school is wearing an uniform." Ia mengangkat sepasang baju.

"Hah?!" Vincent tersenyum penuh arti. "Kau pasti bercanda kan?" Tanyaku ragu. Ia tersenyum lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2010 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Love You No Matter What You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang