A

36.3K 2.4K 30
                                    

Selesai masak, seperti biasanya gangga akan memanggil gege atau gaga yg sedang bertugas dipos security dan pak ucok untuk makan bersamanya.

Gangga tidak pernah suka makan sendirian. dia butuh teman mengobrol saat makan. kebiasaan yg tidak baik, seperti yg dikatakan almarhum ibunya dulu.

mereka akan makan bersama, di gazebo yg tepat berada di belakang rumah dan disamping kolam renang.

Sebetulnya tuan amri dan nyonya lisa yang sombong, keberatan jika ada orang lain masuk kedalam rumah selama mereka tak ada
disampaikan langsung oleh nyonya lisa saat dia menelpon gangga delapan tahun yg lalu.

Intinya sih menurut gangga itu hanya agar dia tidak membawa teman ke dalam rumah ini.
Dirumah ini, pekerja perempuan hanyalah gangga sendiri, bahkan saat ibunya meninggal tidak ada dari para bosnya yg berniat mencari pengantinya.

Selain pak ucok gege dan gaga sebagai sekurity dirumah ini, masih ada pak makmur yg dulunya menjadi sopir pribadi tuan dan nyonya besar. semenjak mereka semua pergi, pak makmur hanya datang sekali seminggu untuk melakukan perawatan pada semua mobil yg tersimpan digarasi. Pak makmur ini jago sekali loh ilmu montirnya.
Tuan mirzapun sampai belajar padanya.

Gangga menepuk kepalanya sendiri.
Dia kesal, Lagi-lagi tuan mirza. kenapa akhir-akhir ini gangga selalu mengingat tuan mirza.

Padahal sejujur gangga malah takut jika sampai tuan mirza kembali kerumah ini. Jika dulu gangga yg masih polos tak tau apa yg sedang menimpanya, maka saat mulai tumbuh dewasa dan mulai tau tentang seks. gangga sadar jika malam itu sebelum keberangkatanya, tuan mirza ukail yg terhormat sudah memperkosanya.

Tidak mungkin gangga cuma salah paham, semua reaksi dan bukti yg di tunjukan tubuhnya hanya memperkuat dugaannya bahwa malam itu dia sudah kehilangan keperawananya di tangan mirza ukail. Sayangnya dia tidak menemukan bukti berupa darah dari selaput daranya yg terkoyak.
Dan detik itu juga Gangga membenci tuan mirza ukail. Siapa yang bisa menduga, Kenapa dia tega memperlakukan gangga seperti itu.

Semua kebaikanya pada gangga terlupakan, selama ini semua kebaikanya hanyalah pura-pura saja. Mungkin Karna itulah juga semenjak kepergiannya dia tak pernah sekalipun menghubungi gangga. menurut gangga, bagi seorang mirza ukail gangga hanyalah perempuan yg berderajat lebih rendah darinya. Meski kenyataannya dimata gangga dia sendiri lebih rendah dari binatang.

Orang seperti apa yg bisa merecoki gadis remaja empat belas tahun dengan alcohol lalu setelahnya malah memperkosanya. Gadis yg selama ini mengangap dirimu seorang malaikat penolong. Tentu saja saat itu bisa dipastikan tuan mirza memakai pengaman hingga gangga tidak sampai hamil. Mana mau dia mengambil resiko jika sampai gangga hamil. Betul-betul Bajingan guman gangga.

Kalau saja dia bisa, sudah lama gangga pergi meninggalkan rumah ini. Sayangnya dia tidak punya tempat dan orang yg ditujunya.
lagi pula gangga tidak punya yg namanya modal nekat. Belum lagi rasa utang budinya pada tuan besar luca dan nyonya besar yosi.

Sekarang yg bisa dilakukanya hanyalah menunggu imran lulus kuliah lalu kerja dan meminangnya untuk diperistri.

Mengingat Imran semua rasa kesal gangga terasa menguap digantikan rasa berbunga-bunga dihatinya, imran sudah menjadi kekasihnya selama lima tahun belakangan ini. Mereka pertama kali bertemu saat ospek masa sma. Entah nasib baik darimana gangga mendapat beasiswa mutlak dari king school, sekolah swasta paling hebat dikotanya. Biasanya murid disekolah itu adalah pelajar kaya dan pintar atau berprestasi dibidang lain. Dan gangga tak mempunyai satupun. Hal tersebutlah yg mula-mula membuatnya menjadi bahan bully disekolah.

Disekolah Tidak satupun yg mau menjadi temanya. Kecuali imran, cucu pemilik yayasan sekolahnya meski tak sekaya keluarga ukail tapi keluarga imran termasuk salah satu keluarga terpandang.

UNTUK  KUMILIKI SELAMANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang