Part 3 : First Talk

3 3 0
                                    

A-Yo!

Maaf yah! Ini bakal slow update banget pake bangetttts.

Enjoy~

Matahari bersinar terang hari ini, tidak sesuai dengan kelamnya suasana rumah kediaman Alexander Wu. Kenapa? Karena tuan muda kesayangan mereka semua, Davin Wu, yang biasanya meramaikan suasana kediaman Wu dengan tingkah menggemaskannya sedang sakit.

Terhitung sudah 3 hari ia sakit. Sebenarnya Davin hanya mengalami demam dan tidak napsu makan. Hanya saja, ia menolak semua obat yang diberikan oleh dokter. Sehingga para dokter kesulitan menanganinya. Tidak hanya dokter, bahkan satu pegawai rumah sakitpun dibuat kewalahan. Tak jarang Davin meminta hal-hal yang aneh dalam obatnya. Seperti, obat berperisa mangga, nanas, stroberi, dan bahkan durian yang terkadang hanya ia cicipi saja.


Sebenarnya apa yang terjadi dengan Davin? Mari kita kembali pada 3 hari yang lalu

"Good morning Daddy!" Ucap Davin ketika melihat sang ayah sedang duduk di meja makan sambil membaca koran. Davin langsung duduk disebelah ayahnya. Tak lama, sang ibu dan Falen keluar dari dapur sambil membawa sarapan hari ini.

Ya! Sudah hampir satu tahun Falen tinggal dengan keluarga Wu. Tapi, Falen masih belum bisa terbuka dengan semuanya. Ia hanya mau berbicara dengan Tuan dan Nyonya Wu kalau ditanyai sesuatu, tidak dengan Davin. Sebisa mungkin ia menghindari Davin selama hampir satu tahun ini.

"Good morning Mom! Morning Falen! Aku mau roti selai coklat!" Dengan sigap, Falen segera mengolesi roti untuk Davin dan memberikannya.

Dimeja makan Tuan Wu duduk disebrang Falen dan Davin duduk disebelah ayahnya dengan ibunya yang juga disebelah ayahnya. Jadi seperti persegi, Tuan Wu berhadapan dengan Falen, Nyonya Wu dengan Davin.

Seperti biasa setelah sarapan Davin dan Falen akan berangkat bersama ke sekolah. Dan setelahnya akan dijemput kembali oleh seorang supir.

Davin dan Falen tidak satu kelas, karena memang Davin lebih tua satu tahun dari Falen.

"Selamat pagi Dev!" Itu Robin teman satu kelas dan teman sebangku Davin. Dia termasuk anak yang ramah dan pintar. Eist! Tunggu dulu, Davin tentu lebih pintar dari Robin. Nama mereka berdua selalu masuk dalam peringkat tiga keatas.

"Pagi Robin! Good to see you!"

"Whats up boy? Anything happen to you?"

"Hmm... Nothing really. Hanya seperti biasa, Falen didn't want to talk with me."

"Hahaha.. Mungkin dia memang tidak menyukaimu!" Lihat! Dia bahkan tega menertawai temannya sendiri. Kasian sekali kau Davin! Mungkin memang Falen membencimu.

Hahaha... aku hanya bercanda. Jangan melototi aku seperti itu. Aku hanya penulis tak tahu diri yang hampir menelatarkanmu.

Hari berlalu tanpa disadari. Sudah waktunya pulang ke rumah, istirahat dan mengerjakan pr.

Hahh.. aku benci pekerjaan rumah. Mungkin, itu yang ada dipikiran kalian saat harus mengerjakan PR. Tapi tidak dengan Davin! Disaat kedua orang tuanya sibuk bekerja dan satu-satunya orang yang selalu bersamamu dan sudah dianggap sebagai keluargamu mengabaikanmu. Pekerjaan rumah bisa jadi pelarian yang tepat diusianya yang sekarang.

Tapi ada yang sedikit berbeda. Biasanya, Davin mengerjakan PRnya di ruang keluarga sendirian. Kali ini, ada Falen yang juga sedang mengerjakan PRnya disana.

"Hmm.. Dev! Bisa tolong bantu aku?"

Luar biasa! Falen menanyakannya malu-malu. Apa yang sedang terjadi? Tak biasa?! Bahkan sangat tidak biasa! Apa sebentar lagi akan terjadi hujan badai?

Bukan hanya aku dan kalian! Bahkan Davin terpaku disana. Ini pertama kalinya Falen berbicara dengannya bahkan meminta bantuannya!

"Aku tidak mengerti soal ini!" Dan sekarang Falen berbicara sangat pelan walau masih terdengar oleh Davin.

Mungkin rasanya aneh berbicara dengan Davin. Begitu juga Davin yang dengan kikuk berusaha mengajarkan Falen.

- TBC -

Jakarta,
27 Januari 2017

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang