DIA #2

10 1 0
                                    

Hari ini adalah hari pertandingan basket yang diadakan sekolahku. Aku dan Axel sudah menunggu-nunggu pertandingan ini. Ya kalian tau lah aku akan mendukung siapa disana haha.

"Apakah kau sudah siap, Diana sayang?" Tanya Axel sambil menekan kata 'sayang'

"Iyaiya sebentar lagi, oh god kenapa aku sangat gugup seperti ini?" Jawabku pelan

"Mungkin batinmu sedang bersorak gembira mengetahui sang pujaan hati akan bermain basket nanti" celetuk Axel gemas denganku yang tak kunjung siap sedari tadi

~~~

Saat aku baru sampai di arena pertandingan, ternyata pertandingan itu telah dimulai sejak satu jam tadi.

"apakah kita terlambat, axel?" Tanyaku bingung

"Oh tidak sepenuhnya, Diana. Kau tenang saja, dan oh lihat siapa yang datang dari ujung lapangan itu?" jawab Axel sambil menunjuk ke arah seorang lelaki tampan bersama jeritan-jeritan para kaum wanita disana.

Lalu tak berselang waktu lama, sang kapten basket, Dixa memasukkan bola basket ke ring dan disambut sorak gembira para penonton yang ada disini,tak terkecuali aku.

Mata Dixa langsung tertuju padaku ketika ia sedang bertepuk tangan kepada penonton untuk memberi dia semangat, Dixa tersenyum padaku. Ah tidak senyumannya lagi yang membuat kupu-kupu di perutku mulai berterbangan bebas kemanapun ia mau.

~~~
Keesokan harinya

Hari ini merupakan ujian semester yang diadakan sekolahku setiap musim panas di akhir tahun. Aku sudah sangat mempersiapkan ujian ini, jadi aku akan memperoleh nilai terbaik agar bisa membanggakan kedua orang tuaku yang terutama dan memberitahu kepada semua orang bahwa aku anak yang pintar dan menyenangkan haha apakah aku berlebihan? Ah tidak mungkin.

"Hei Diana, apa kau mau berangkat bersamaku?" Aku mengenal jelas suara ini, suara serak basah yang kutunggu akhir-akhir ini, ya dia.

"mm..hei ayo" balasku sambil tersenyum padanya. Sungguh aku merasa gadis dalam batinku sedang bersorak sorai melihat aku sangat bahagia seperti ini.

"Hm omong-omong apa siang ini kau ada acara, Diana?" Tanyanya dengan lembut

"Eh sepertinya tidak, memangnya ada apa?" Jawabku tak kalah lembut

"Aku hanya ingin mengajakmu pergi ke suatu tempat, apa kau mau?" Tanyanya lagi dengan sedikit gugup

"Of course i wan't, eh maksudku sepertinya aku mau" balasku tak sengaja keceplosan, huh gadis batinku mengusap keringat di dahinya

"Aku akan ke kelasmu pukul 12 nanti, okay?" Tanyanya sekali lagi

"Aye aye captain!" Balasku sambil menaruh tangan di dahi seraya berhormat padanya

"Haha dasar anak kecil" balasnya sambil mengusap rambutku dengan gemas. Gadis batinku sedang menari bersama kupu-kupu di perutku ini. Huh Dixa kau baru saja membuatku hampir pingsan karna sangat bahagia.

5votefornext!!.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Girls With TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang