3

13 2 5
                                    

OCHA's POV

Hari ini, Gaby, Jeni, Indri, dan Uli minta gue sama Jeje buat ngungkapin perasaan kita ke doi masing-masing. Gue ke Ghifar, dan Jeje ke Bastian.

Bastian. Bokapnya jadi salah satu pemilik yayasan SMA Madani. Dia emang Cool, Ganteng, tapi Dingin. That's why banyak juga cewek yang kelepek-kelepek sama dia. Dia jg punya geng, paling disegani juga selain gengnya Kak Alwy dan Kak Audi.

Jeje bernasib sama kayak gue, memendam rasa selama setahun ke doi. Tapi bedanya, Jeje pernah hampir deket sama Bastian. Cuman malah gajadi... gk ngerti knp. Sementara gue? deket aja ngga.

Enaknya lagi, tadi pagi Jeje abis ditolongin gitu sama Bastian. Jadi dia udah punya rencana sendiri buat ngejalanin tantangan dari mereka. Jeje tinggal bilang 'makasih' dan seterusnya? yaudah sih kalo menurut gue bakal gampang.

~~~

"GAGAL TOTAL" kata Jeje setelah melakukan tantangan nya ke Bastian.

"Gimana Jeh?"

"Au ah Cha. Capek gue"

"Dingin gitu ya"

"Hooh"

"Emang gimana tadi?"

"Td gue bilang makasih, trs dia b aja"

"Yang sabar ya"

"Yaudah lah.. sekarang lo mau gmn Cha?"

"Aduh, gue besok aja kali ya"

"Yaudah tapi janji! Lo kan kalo urusan beginian suka Omdo"

"Iya deh janji"

~~~

AUTHOR's POV

Seperti pagi biasanya, Ocha jalan melewati koridor sekolah dan lorong-lorong kelas X. Memang banyak murid laki-laki kelas X yang keganjenan, jadi tidak asing lagi kalo cewek secantik Ocha lewat. Pasti digodain. Ocha memang sudah terbiasa, dan dia pasrah. Karena lorong kelas X lah satu-satunya jalan menuju kelas XI IPA-3. Tapi pagi ini sangat tidak mengenakkan, bahkan sepertinya 2 hari berturut-turut Ocha diperlakukan seenaknya oleh cowok. Yang pertama kejadian kemarin pagi saat dia dibody sama Kak Alwy, dan sekarang.. Adek kelas cowok yang sepertinya kelas X IPS-1 baru saja menjahilinya dengan menarik rok abu-abu milik Ocha sampai pakaian dalam nya kelihatan. Siapa yang tidak panas saat diri kalian di perlakukan seenaknya oleh adek kelas gak tau diri? begitupun Ocha. Ia tidak segan-segan melontarkan kata-kata kasar bahkan sampai berulang kali menyebut nama hewan.

"DASAR ADEK KELAS GAK TAU DI UNTUNG! DENGER YA MARTIN! JANGAN MENTANG-MENTANG LO ANAK DARI PEMILIK YAYASAN SMA MADANI,  LO SEENAKNYA GITU SAMA KAKAK KELAS? LO TUH GAADA APA-APANYA! UDAH KAYAK SAMPAH MASYARAKAT! ABIS INI GUE BAKAL NYUMPAHIN LO ABIS-ABISAN!"

Martin. Pelaku dari aksi tidak mengenakkan itu adalah Adik dari Bastian. Ia terkenal sebagai pembuat onar di SMA Madani. Berbeda dengan Bastian yang bersifat dingin dan cool. Tentu saja walaupun Ocha sudah membentaknya habis-habisan, itu semua tidak akan mempan karena dia terus meledeknya sampai membuat Ocha gumoh dan panas sendiri. Tak heran kalau perilaku Martin sudah lebih dari 10 kali dilaporkan ke Bimbingan Konseling selama 6 bulan bersekolah di SMA Madani.

~~~

*GUBRAK*

"ASSALAMUALAIKUM!"

Ocha memasuki kelas dengan mendobrak pintu sambil mengepalkan tangan dengan muka yang memerah dan mulut yang cemberut.

"Waalaikumsalam, kenapa lagi coba ni anak" kata Indri.

Kemudian Ocha menutup mukanya dengan kedua telapak tangan nya sambil menangis kencang.

"MATI AJA LO MARTIN!"

Tanpa meminta dijelaskan apa yang terjadi, Ocha sudah menceritakan semuanya dengan singkat, padat, dan jelas pada sahabatnya.

~~~

Masih dengan mata yang sembab dan muka yang memerah, bahkan masih mengeluarkan Air mata, Ocha izin keluar kelas untuk mencuci mukanya agar segar kembali.

*BRUKK*

"Ocha? lo kenapa?"

Dilihatnya dengan jelas dan dekat mata sesosok pangeran pujaan hatinya yang hitam kecoklatan sedang memegang erat kedua pergelangan tangan Ocha yang menutupi mukanya karena sedang menangis pelan. Siapa lagi kalo bukan Ghifar Raffiansyah. Sontak, muka Ocha yang sebelumnya merah lebih merah lagi saat posisi Ghifar dan dirinya hanya berjarak kurang lebih 10 centimeter.

"Eng eng enggak... gak papa"

Ocha masih menatap dalam mata Ghifar. Orang yang selama satu tahun ia cintai. Orang yang selama ini ia andai-andai kan, ia harapkan, ia impikan, sedang berdiri di depannya bahkan sangat dekat. Ia tidak akan pernah menyangka hal ini akan terjadi pada dirinya.

Saking senangnya, Ocha tidak bisa mengendalikan detak jantungnya, ia terlalu berbunga-bunga, ia merasa kupu-kupu berterbangan di perutnya, nafasnya terengah-engah, dadanya naik turun. Ia merasakan ini bagaikan mimpi. Dan tanpa disadari Ocha jatuh tak sadarkan diri.

SeniorityWhere stories live. Discover now