Prolog

233 14 10
                                    

"Udah ya bu?"

"Gak! kamu gak boleh duduk sampai istirahat." Shasa memandang sebal guru yang sedang melanjutkan penjelasan yang sempat tertunda tadi.

Dari wajahnya, Shasa terlihat sangat lelah, ia ingin sesegera mungkin menyudahi hukuman ini. Ya, dari tadi Shasa dihukum karena terlambat. Ia harus berdiri di depan papan tulis dengan kaki terangkat satu dan kedua tangannya memegang masing masing telinganya

Mata Shasa beralih pada laki laki yang duduk di bangku paling pojok belakang. Kedua tangan laki laki itu menopang wajahnya dengan senyuman tercipta disana. Mata laki laki itu tak pernah lepas dari Shasa.

Shasa yang melihat itu, hanya memberi pelototan tajam. Tetapi yang dipelototi malah menampilkan cengirannya. Shasa yang melihat kelakuan pacarnya itu, memutar bola matanya dengan malas. Lalu mengalihkan pandangannya dari Reno.

🌼🌸🌼

Bel istirahat sudah berbunyi dari tadi, kini dua sejoli itu tengah duduk di meja kantin paling pojok. Shasa yang sedang kesal itu, tak mendengarkan apa yang pacarnya itu ucapkan, bahkan ia mengalihkan pandangannya agar tak menatap Reno.

Reno yang melihat tingkah laku Shasa segera menghentikan ucapannya. Setelah beberapa saat saling diam, akhirnya Reno membuka pembicaraan lagi. "Sha, kamu kenapa sih?" Shasa hanya diam, tak menanggapi ucapan Reno.

Setelah cukup lama tak mendapatkan jawaban, Reno kembali bersuara "Sha, aku salah apa?"
"Pikir aja sendiri." Setelah mengucapkan itu, Shasa beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan Reno.

Reno yang melihat itu, mengacak-ngacak rambutnya frustasi "Gue salah apa?" gumam Reno.

🌸🌼🌸

Maaf kalau jelek.
btw, kok authornya suka yg pojok ya???????

FLASHBACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang