Part 1

131 10 2
                                    

"Sha, kok kamu dari tadi cemberut sih?" Shasa tak menyahut omongan Reno. Ia masih kesal dengan Reno yang tidak menolongnya tadi saat dihukum, malah nyengir tak berdosa.

"Nanti cantiknya ilang loh." Reno mencoba menggoda Shasa, tetapi Shasa tetap pada pendiriannya. Kedua orang tersebut tengah berada di area parkiran sekolah. Ingin segera pulang, tetapi sampai saat ini, Reno tak berhasil membujuk Shasa. Tiba tiba muncullah sebuah ide di kepala Reno.

"Aduh!aduh Sha!perut aku sakit banget" Reno mengadu kesakitan sambil memegangi perutnya.

Shasa yang panik pun, seketika melupakan kekesalannya. "Kamu kenapa?mana yang sakit?" ucapannya berubah panik. "Ayo, duduk dulu." Shasa membawa Reno ke bangku dekat dirinya dan Reno berada.

"Kok bisa sakit sih?" Reno yang tidak kuat menahannya lagi, langsung tertawa lepas.

"Hahahahaha"

"Kok kamu malah ketawa sih" raut wajah Shasa berubah bingung. Sesaat kemudian, ia tersadar. "Oh, jadi kamu bohongin aku?" Raut wajah Shasa kembali seperti semula.

Reno menyeka sedikit air matanya yang keluar akibat tertawa tadi. "Gak gitu Shasa, habisnya dari tadi kamu cemberut terus sih." Shasa kembali diam, tak menanggapi ucapan Reno.

"Cieee, yang tadi perhatian" Reno mencolek dagu Shasa. Shasa menepis tangan Reno kasar.

"Nggak lucu tau Reno." Shasa memalingkan wajahnya, berusaha untuk tidak menatap Reno.

"Cieee yang tadi khawatir." Reno kembali mencolek dagu Shasa, melakukan hal itu sampai berulang ulang. Shasa yang mulai jengah dan mulai terbawa suasana pun mulai menatap Reno.

"Tau ah! ayo pulang!" Shasa berjalan menuju sebuah mobil berwarna hitam milik Reno.

Reno berlari kecil menghampiri Shasa dan menggandeng tangannya. "iya sayang, ayo kita pulang."

🌸🌼🌸

Di mobil, mereka saling diam. Sampai akhirnya Reno membuka suara.

"Sha, makan dulu ya? aku laper."

Shasa hanya bergumam sebagai jawaban, ia sedang fokus terhadap hp nya.

"mau makan dimana?" tanya Reno.

"terserah kamu aja." mata Shasa tak pernah lepas dari layar hpnya.

Reno yang merasa tak diperhatikan pun, mengambil benda persegi panjang tersebut dari empunya.

"Reno apaan sih? balikin gak"

"gak." jawab Reno.

"Ya udah, kalau kamu gak mau balikin hp aku, turunin aku di sini aja." Nada Shasa berubah menjadi ancaman.

"Ya udah, turun aja." ucap Reno dengan cueknya.

"ok" Shasa sudah siap siap membuka pintu mobil, tapi langsung ditahan oleh Reno.

"iya sayang, nih aku balikin." Reno menyerahkan kembali benda tersebut kepada Shasa. "tapi, jangan main hp mulu, yang sini juga butuh perhatian." ucap Reno dengan nada yang di imut imutkan.

"kok kamu jadi alay sih?" Shasa tak bisa menahan tawanya terhadap ekspresi Reno. Reno hanya nyengir tak berdosa.

Setelah itu, tak ada lagi percakapan yang ditimbulkan oleh kedua orang tersebut. Mereka sama sama diam. Reno sibuk menyetir, sedangkan Shasa hanya menatap jalanan melalui kaca jendela.

"udah sampai." Reno menepikan mobilnya.

"ini di mana Ren? katanya mau makan?" Shasa bingung karena Reno tak membawanya ke tempat yang dituju tadi.

"udah, ayo masuk" Reno keluar dan membukakan pintu mobil untuk Shasa, lalu mereka berdua berjalan sambil bergandengan tangan menuju tempat ticket. Yah, Reno mengajak Shasa ke sebuah tempat wisata di kawasan Jakarta. Reno ingin membuat Shasa senang karena telah membuatnya marah tadi.

"Reno, kenapa kita kesini?" Shasa masih dengan ekspresi bingungnya. Mereka telah melewati proses pemeriksaan, dan berjalan memasuki tempat wisata tersebut.

"Aku cuma pengen nyenengin kamu aja" Reno menggandeng tangan Shasa kembali.

"Beneran? makasih Reno." Shasa berhambur ke pelukan kekasihnya itu.

"iya, sama sama" Reno melepas pelukan Shasa. "sekarang, kamu mau naik apa dulu?"

Shasa tampak berfikir sebentar. "Naik bianglala aja gimana?" mata Shasa menatap bianglala di hadapannya.

"ok"

"Wah, bagus ya Ren, pemandanganya" Sekarang keduanya tengah berada di dalam bianglala. Mata Shasa tetap menatap indahnya pemandangan yang disugukan Tuhan kepadanya.

Reno yang tidak ingin kehilangan moment tersebut, mengambil hpnya dan membuka aplikasi kamera.

Cekrek..

Shasa yang mendengar bunyi tersebut, langsung menatap Reno.

"Ihhh Reno, kok kamu main foto aku aja sih?" Shasa mengerucutkan bibirnya. Reno yang gemas, malah mencubit pipi Shasa. Shasa menepis tangan Reno. Reno hanya terkekeh melihat tingkah pacarnya tersebut.

Tak lama, mereka turun dari bianglala.

"Sha, jangan cemberut terus dong. Aku kan bawa kamu kesini buat seneng seneng?" Shasa hanya diam.
"Gimana kalau aku beliin permen kapas?"

Otomatis Shasa menatap Reno. "beneran?"

"iya"

"yee, ayo!" Shasa menarik tangan pacarnya itu, sementara Reno yang melihat tingkah Shasa hanya terkekeh geli. Sifatnya yang kekanak kanakan, tapi selalu disukai Reno, sifatnya yang ngambekan, tapi selalu dirindukan Reno jika lama tak bertemu Shasa.
Hal itulah yang membuat Reno selalu mencintai Shasa, sangat mencintai Shasa.

T

api siapa tahu kehidupan ini??
Jika Tuhan berkehendak lain.
Jika kedua orang tersebut tak ditakdirkan bersama??
hanya Tuhan yang tahu.

🌸🌼🌸

Anyeong!
lama kita tak berjumpa.
lama ku tak pernah update:vv
Maafkan😊
author sibuk sekolah:3 (alibi)
Maaf ya masih pendek😆
lain kali pasti lebih panjaannggg....

Makasih buat kalian yang udah baca cerita abal abal ini☺
Jangan lupa habis baca, tinggalkan jejak👣
(vote + comment)

Bye bye~
jangan kangen:vvv


FLASHBACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang