Pagi ini terasa berbeda. Memang berbeda. Sungyeol terbangun dalam pelukan kekasihnya, dengan dada telanjang. Muka laki-laki berparas manis itu bersemu merah, pipinya terasa panas seperti disengat sinar matahari. Sungyeol mengambil napas dalam, kemudian matanya tertuju ke depan, tepat ke dada bidang Myungsoo yang toples. Naik-turun secara teratur. Ah, kekasihnya masih terlelap dalam mimpi indah.
Tangannya terulur pelan, Sungyeol menyentuh tepat di mana jantung Myungsoo berdetak. Ah, irama ini yang selalu ia sukai, irama yang membuatnya merasa lebih hidup. Detak jantung milik Myungsoo yang saat ini berirama dengan tak karuan, hingga membuat Sungyeol terkikik sendiri.
“Kau pura-pura tidur lagi, hm?” tanya Sungyeol menggoda kekasihnya. Sungyeol mendongak menatap Myungsoo.
Wajah Myungsoo hampir memerah, tetapi lelakinya tetap terlihat tampan dengan rahang yang tegas.
Cup
Satu kecupan usil Sungyeol hadiahi tepat di jakun Myungsoo yang kini naik-turun.
“Ya, bangun,” kata Sungyeol pelan.
Myungsoo membuka mata, wajahnya menjadi pias. Oh, dari mana asalnya keusilan Sungyeol saat ini. Belajar dari siapa kekasihnya ini?
“Kau diam-diam belajar pada Woohyun Hyung lagi ‘kan?” Myungsoo menatap Sungyeol lekat.
“Apa?” tanya Sungyeol tak mengerti, ah... Woohyun Hyung, dia hanya memeberi sedikit tips padanya.
Myungsoo mencubit kecil hidung mungil Sungyeol yang memerah. “Pabo, jangan bergaul aneh-aneh dengan Woohyun Hyung.”
Sungyeol menggembungkan pipinya kesal. Lalu mengusap pelan hidungnya. “Ya, siapa yang belajar hal aneh. Aku melakukannya karena jakunmu terlihat lucu,” ungkap Sungyeol.
Hingga detik berikutnya Myungsoo merubah posisi tubuhnya, menopang tubuhnya dengan kedua tangan yang mengungkung Sungyeol.
“Kau yang sengaja menggodaku ‘kan?” Myungsoo mendekatkan wajahnya ke wajah Sungyeol. Menatap lamat-lamat wajah kekasihnya yang berubah menjadi merah padam.
“Ani—“
Cup
“Ah, sekarang kau semakin pintar ya.” Myungsoo tersenyum hingga matanya menyipit, setelah mengecup bibir Sungyeol.
“Ya!”
Cup
“Ah, kau mau protes lagi, Yeobo? Hm?”
Sungyeol terdiam sembari ia memegangi dadanya sendiri yang berdegup dengan gila. “Ya, Kim Myungsoo...,” lirihnya.
Cup
“Wae?” Myungsoo menatap lembut Sungyeol. Bibir Sungyeol masih terkatup rapat setelah kecupan dari Myungsoo.
“Nan jeongmal saranghae, Lee Sungyeol....”
Lalu jarak itu Myungsoo hapus, hingga bibirnya kembali mengecap manisnya bibir Sungyeol, kekasihnya, pujaan hatinya. Mengecupnya, sesekali memberi sedikit hisapan kecil dan belaian di dalam ciuman mesranya. Membuat Sungyeol mengerang tertahan, dan Myungsoo suka sekali mendengar itu. Irama yang selalu membuatnya bersemangat.
.
.“Kau pergi?” Myungsoo bertanya tak rela saat Sungyeol sedang merapikan sedikit rambutnya di depan cermin.
“Tentu, sebelum tayang kami para pemain dan kru akan makan bersama. Lagi pula, shooting kali ini berjalan lancar, dan untuk perayaan.” Sungyeol berkata santai sembari memakai mantelnya.
Myungsoo mendengus kesal, dia baru saja selesai mandi, masih mengenakan handuk di pinggangnya, tak merasa dingin sama sekali. “Ah, jadi perayaan bersama mereka lebih penting ya, di sana ada Minseok ‘kan?” ujar Myungsoo agak sinis.
Sungyeol mengerutkan dahinya heran, Myungsoo mulai lagi sepertinya. “Aigoo, kau cemburu?” tanya Sungyeol sembari menatap Myungsoo.
Myungsoo mengangkat bahu tak acuh. “Aniya, siapa yang cemburu. Hanya sepertinya sekarang kau sangat dekat dengan Minseok,” terang Myungsoo.
Sungyeol tertawa geli lalu menghampiri Myungsoo. “Araseo, araseo...,” kata Sungyeol dan duduk di sebalah Myungsoo. “Minseok kuanggap seperti Sungjongie, tidak lebih Myung,” lanjut Sungyeol lagi.
Myungsoo menggangguk kecil. “Hari ini kita juga ada kencan, kau lupa,” cetus Myungsoo.
Sungyeol menepuk keningnya pelan. Astaga dia lupa. “Ah, tentu aku ingat. Aku akan pergi setelah bertemu dengan para pemain dan kru, tidak makan bersama sama sekali. Jadi kita bisa pergi kencan. Hm, oteo?” bujuk Sungyeol, ya rencana bagus, dia harus pinta-pintar membagi waktu ‘kan.
Myungsoo menoleh dan membuang napasnya pelan. “Araseo, pergilah...,” katanya walau dengan sedikit tak rela.
Sungyeol tersenyum lebar, ah kekasihnya memang pengertian. “Gomawo,” kata Sungyeol. Sebelum ia benar-benar pergi meninggalkan Myungsoo, Sungyeol mengecup kilat pipi kekasihnya.
“Aku tunggu jam tujuh di taman bermain!” pekik Myungsoo setelah Sungyeol meninggalkan kamar mereka.
“Oke,” jawab Sungyeol.
.
.Ini sudah keempat kali Myungsoo mengecek ponselnya. Astaga di mana Sungyeol? Sudah hampir jam delapan tetapi belum muncul juga. Myungsoo sudah menunggu satu jam lebih, bahkan gelas kopinya sudah kosong dan berakhir di tempat sampah.
“Ya, hais!” Myungsoo menendang tong sampah itu kesal lalu melihat arlojinya lagi.
Taman bermain hampir tutup bahkan sudah sepi tapi Sungyeol tak kunjung datang juga. Myungsoo menghela napasnya lelah, udara semakin dingin bahkan salju sudah mulai turun. Ke mana saja Sungyeol sampai saat ini.
Myungsoo terduduk di sebuah bangku bergeming dalam kesunyian. Lelaki itu mengusap rambutnya yang terkena salju. Matanya melirik sebuket mawar merah di sebelahnya yang terlihat agak layu.
“Mian, Myungsoo—“
Sungyeol berdiri terengah-engah, napasnya masih setengah-setengah sehabis berlari seperti orang gila. Ia terlihat kacau. Bahkan peluh dari keningnya berjatuhan. “Tadi—“
“Kajja, kita pulang,” potong Myungsoo begitu saja, Myungsoo berdiri dan mengambil buket bunga itu. “Ini,” ucap Myungsoo lagi sembari memberikan itu pada Sungyeol.
Myungsoo marah, lihat saja, mukanya tak menunjukkan ekspresi apa pun. Bahkan memandang Sungyeol saja tidak.
“Myung, mian, tadi—“
Namun Myungsoo tak mengindahkan ucapan Sungyeol sama sekali. Ia terus berjalam menuju parkiran tepat di mana mobilnya terparkir. Saat ini ia hanya sedang kecewa pada Sungyeol, begitu, anggap ia egois.
Sungyeol terdiam, dia menatap punggung Myungsoo yang berjalan menjauh. Sungyeol sadar semua ini salahnya, tetapi Sungyeol punya alasan kenapa ia terlambat. Hati Sungyeol terluka dengan kemarahan Myungsoo, dia bahkan belum menjelaskan apa pun.
Kenapa ini terjadi, padahal mereka berdua baru bertemu setelah seminggu lebih sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Salju turun semakin lebat, bersamaan dengan air mata Sungyeol yang tiba-tiba saja jatuh membasahi pipinya. Ia menatap sebuket bunga yang Myungsoo berikan padanya. Sudah sedikit layu.
Lalu Sungyeol menangis dalam sepi. Ia berjongkok dan merutuki dirinya, kenapa hari ini sangat menyedihkan. Kencannya gagal dan Myungsoo marah padanya.
END
Done
29 Januari 2017Salam baper untuk kalian semua wakakak aku sengaja kok.
Semoga ini worth it ya, dan sorry blom aku edit, ya typo2 dikit tak apelah... wkwkwAkhir kata Salam Yupi.
Sampai ketemu besok tanggal 30 Januari 2017 ^^ di jam yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darling U [Special Aniv MyungYeol]
FanfictionHanya beberapa short story MyungYeol. Pokoknya kisahnya amat sangat receh. Dan untuk merayakan Aniv pasangan fenomenaĺ kita. MYUNGYEOL ♡ Nona Yupi 28 Januari 2017 Yaoi, BoysLove. Forever. Special amazing cover by rafika ratu.