Saat aku memasuki rumah itu, satu hal yang selalu kubayangkan adalah saudaraku akan datang menyambut ku dengan senyumannya yang menawan. Dia akan menarikku kekamarnya dan menceritakan banyak hal padaku seakan bahan ceritanya tak pernah habis. Kami akan melakukan banyak hal bersama sebagai saudara yang identik. Seperti itulah seharusnya.
Saat aku memasuki rumah itu, satu hal yang selalu kubayangkan telah lenyap. Lalu hal-hal lain juga ikut menghilang satu persatu. Semuanya dirampas paksa dariku.
Saat aku memasuki rumah itu, hal pertama yang menyambutku adalah noda darah dilantai, lalu tubuhnya yang tergeletak dikamar mandi. Dia hanya terdiam, tak bergerak sedikitpun, tak tersenyum, tak ada ekspresi selain wajah pucatnya yang terlihat menyakitkan. Dan aku hanya berdiri terdiam menatapnya.
Saat aku memasuki rumah itu, apa yang sebenarnya kuharapkan? Senyumannya atau ekspresi tersakitinya, mana yang benar?
Beri aku jawaban...
THE END.
YOU ARE READING
PSIKOLOGI NORMAL
Short StoryAKU.. Saat kau berdiri didepan cermin dan melihat kedalam dirimu sendiri, apa yang kau lihat? AKU.. Saat aku memasuki rumah itu dan melihatnya, apa yang kuharapkan? Stafa atau Alka? Siapakah yang berperan seb...