Setelah cukup lelah menonton drama Korea lain yang terlalu banyak memuat kejadian-kejadian kebetulan–sebut saja takdir, "Reply 1988" ini benar-benar menjadi vitamin yang menyegarkan. Bahkan, dari drama ini saya belajar bahwa takdir bukan sebenar-benar takdir pada kenyataannya. Nama lain dari takdir adalah 'waktu yang tepat'. Kitalah yang harus menciptakan kejadian yang tepat pada waktu yang tepat itu,barulah hal itu bisa disebut takdir.
"Reply 1988" merupakan drama serial keluarga yang sukses mengobrak-abrik hati saya sejak episode pertama. Drama ini bercerita tentang persahabatan lima keluarga dalam satu blok perumahan di Kota Seoul pada 1988. Dari segi alur penceritaan, drama ini memakai gaya kilas balik atau flashback. Dalam drama ini, sepasang suami istri menceritakan kisah masa muda mereka ketika masih sama-sama tinggal di blok perumahan tersebut.
Cerita dalam drama ini cukup kompleks, tetapi semuanya dikemas dengan apik oleh penulis dan sutradara. Kalau boleh saya bilang, rasanya tidak ada satu adegan pun dalam drama ini yang tidak mengandung makna. Episode pertama saja sudah dibuka dengan adegan seluruh keluarga yang punya kebiasaan bertukar makanan agar bisa saling mencicipi satu sama lain. Adegan ini begitu dekat dengan saya yang juga tinggal di perumahan. Ibu saya kerap bertukar makanan dengan tetangga untuk membuat menu di meja makan lebih beragam.
Berbeda dengan drama lain yang berpusat pada tokoh utama, drama ini berhasil memberi porsi yang pas bagi pertumbuhan tiap karakternya. Lima keluarga dalam blok ini memiliki cerita yang berbeda-beda, yang tentunya lekat dengan kehidupan sehari-hari. Kelas ekonomi tiap keluarga yang berbeda-beda pun membuat cerita menjadi semakin kuat dan hidup.
Keluarga pertama merupakan keluarga kaya raya karena sempat memenangkan lotre. Karakter suami-istri dalam keluarga ini bisa dikatakan bertolak belakang, begitu pula dengan kedua anaknya. Suami punya selera humor yang aneh, istri yang begitu serius dan galak, kakak pemalas yang tak kunjung masuk perguruan tinggi setelah lima kali tes, dan adik yang kaku tapi pintar. Karakter yang bertolak belakang itu terkadang membuat tiap anggota keluarga lelah menghadapi satu sama lain. Namun, pada akhirnya mereka sadar. Di balik kata 'lelah' itu ada rasa sayang terselip luar biasa besarnya.
Keluarga kedua dan ketiga sama-sama berasal dari kalangan kurang mampu. Yang satu karena punya anak yang sudah kuliah, yang satu lagi karena ditinggal mati suami. Salah satu dari dua keluarga ini punya tiga anak, dan cara penulis menggambarkan anak kedua benar-benar dekat dengan kehidupan nyata. Terkadang, si anak kedua ini merasa begitu dikesampingkan dan harus mengalah pada anak sulung dan si bungsu. Namun, pada kenyataannya orang tua tetap sayang pada semua anaknya. Si anak kedua dalam keluarga tersebut adalah tokoh utama wanita dalam drama ini; sang istri yang bercerita tentang masa lalunya.
Keluarga keempat merupakan keluarga guru yang punya anak tidak begitu pintar di sekolah. Stereotip "kan kamu anak guru" digambarkan begitu lekat dalam keluarga ini, dan memang begitulah di kehidupan nyata. Tentunya tak banyak dari kita – yang hidup di komplek perumahan –menyadari, pasti ada salah satu keluarga tetangga kita yang berprofesi guru. Di komplek perumahan saya, orang tua sayalah yang guru.
Keluarga terakhir adalah pasangan ayah dan anak yang tinggal berdua. Sang anak merupakan pemain baduk (semacam catur tradisional China) internasional. Karakter anak ini digambarkan begitu pendiam, baik, dan penurut. Fakta bahwa dia pemain baduk terkenal dan sudah menghasilkan uang sendiri membuat citranya semakin baik di mata semua tetangga. Satu-satunya kekurangan sekaligus rahasia yang dia miliki adalah fakta bahwa dia perokok berat.
Cerita lima keluarga ini sukses membuat saya tertawa, tersipu, menangis, tertawa lagi, tersipu lagi, dan menangis lagi. Berkat mereka, saya benar-benar baper (membawa perasaan) teringat perhatian ibu sehari-hari, cinta ayah yang kadang tersembunyi, kedekatan antara saudara kandung, sedihnya ditinggal nenek, persahabatan masa kecil dengan tetangga-tetangga, rasa geer (gede rasa) akibat menerka-nerka ada teman yang suka pada kita, dan kasih sayang antar tetangga.
Menariknya lagi, drama ini benar-benar berlatar 1988. Mulai dari pakaian, gaya rambut, majalah, lagu, acara televisi, film, kendaraan, perabot rumah, fasilitas publik seperti bioskop dan sekolah, hingga arsitektur perumahannya. Saya tak habis pikir bagaimana penata artistik dan sutradara bisa mendesain drama ini sedemikian rupa. Saya bisa membayangkan penonton drama ini di Korea sana. Ibu-ibu dan bapak-bapak yang menonton drama ini pasti sukses dibuat nostalgia bersama keluarga dan tetangga mereka.
Satu kekurangan yang sekaligus menjadi kelebihan dalam drama ini adalah ketiadaan original soundtrack seperti pada drama-drama lainnya. Beberapa lagu memang terdengar dalam drama ini menjadi latar adegan, itu pun lagu era 80-an di Korea dan saya tidak mengenalnya. Ada satu lagu yang saya kenal, yakni Nothing's Gonna Change My Love for You yang diputar di bus saat pariwisata sekolah. Hanya lewat drama ini saya bisa merasa bapermaksimal tanpa lagu latar. Ya, tahulah, drama Korea kan terkenal dengan soundtracknya yang aduhai.
Saya rasa drama ini benar-benar layak ditonton oleh semua kalangan, baik oleh penyuka Korea maupun bukan. Drama ini benar-benar menyuguhkan kesederhanaan yang kaya akan kasih sayang dan makna. Kalau drama lain sukses membuat saya baperkarena chemistryantara dua tokoh utama atau akhir ceritanya; drama ini membuat saya baperkarena semua yang dipertontonkan. Se-mu-a.
Terakhir, baru kali ini saya menonton drama tanpa peduli bagaimana akhir ceritanya, karena saya yakin setiap tokoh akan bahagia dengan cara mereka masing-masing. Memang ada sedikit twist pada akhir drama ini, yakni siapakah suami dari istri yang bercerita tentang masa lalu mereka itu. Tentu saja sang penulis sudah memberikan bermacam-macam klu pada setiap epsiode yang seharusnya membuat penonton sadar siapa dia. Namun, di mata saya itu menjadi pemanis dan penguat gaya penceritaan saja. Harus saya akui, baru kali ini saya menonton drama Korea dengan betul-betul penasaran siapa sutradara dan penulisnya.
Tontonlah. Saya jamin Reply 1988 tidak akan mengecewakan.
Sumber foto:
-ameliatami.blogspot.co.id-allkpop.com
-kdramastars.com
-bintang.com
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Drama
RandomCatatan drama serial televisi yang saya tonton. Kebanyakan drama Korea. Konten dalam catatan ini adalah: -Ulasan drama yang saya tonton -Curhatan kesukaan terhadap aktor/aktris -Curhatan nggak jelas lainnya Selamat membaca :)