Sehari Tiga Kali

43 2 2
                                    



pernah ada yang bilang, kalau kamu bertemu seseorang sehari sampai tiga kali tanpa disengaja sama sekali, maka berarti dia adalah jodohmu. Coba deh kamu ingat-ingat, kira-kira siapa yang pernah kamu temui tanpa kamu sadari. Dan biasanya akan selalu muncul kalimat ini "Kayak pernah liat deh itu orang, tapi dimana ya?". Kamu ga kenal dia siapa tapi merasa pernah melihat di suatu tempat. Nah, jodoh itu biasanya seperti itu. 

Aku alami hal itu. Sama siapa? si Pria Aneh. Kampusku itu luas banget, kemungkinan ketemu sehari ampe berkali-kali itu bisa dibilang mustahil. Gengku aja mau ketemuan terus ngumpul di satu tempat tanpa mencar-mencar aja susahnya minta ampun. Ada yang di kantin lah, ada yang di perpustakaan lah, ada yang lagi di central ATM lah. pasti selalu mencar. Oke jangankan satu Geng deh. Aku ketemuan sama Nacya atau Siska aja udah pasti susah. Nah kalo si Pria Aneh? Oke, entah kenapa aku selalu ketemu sama dia. Sehari bisa sampai tiga kali. Pas kita ketemu pun pasti mata kita juga saling ketemu. Jadi aku rasa, mungkin ga cuma aku yang sadar kalo kita sehari ketemu bisa berkali-kali. Dan secara anehnya tiap kali aku ketemu dia, aku pasti tersenyum. Dia juga senyum. 

Semenjak tatapan pertamaku dengan Pria Aneh, banyak orang bilang aku jadi lebih sering tersenyum, berseri-seri, dan tertawa. Aneh ya? iya aku aneh. Tapi, itu wajar karena aku merasa wajah semua orang yang lagi ngalamin cinta pasti seperti itu. Makanya pasti kita selalu mendengar kata-kata "cinta itu indah" ya karena itu. Orang yang pemarah pun pasti akan tersenyum ketika ngalamin itu. Kalo kamu pernah ga?

Sekarang lagi musim UAS, semua mahasiswa pasti belajar bareng. Aku juga gitu. Tapi, angkatanku udah selesai UAS, hanya tersisa angkatan atasku yang masih ujian. begitu pula si Pria Aneh.Dia masih ujian. Pernah ada kejadian yang mustahil untuk bertemu dengan dia, karena lagi musim ujian, aku pikir akan susah untuk ketemu. Hari itu hari kamis, aku janjian dengan Nascya dan Siska ketemuan di kampus abis itu pergi bareng ke Monas untuk ikut aksi kamisan. Aksi kamisan adalah aksi demo diam dengan memakai atribut serta hitam, aksi ini menuntut kejelasan dari tragedi orde baru yang terjadi pada tahun 1998. Jadi sudah pasti aku pakai baju warna hitam hari itu. Aku berjalan di jembatan dekat kampus sembari mendengarkan lagu favoritku band Coldplay. Aku ga mengharapkan apa-apa saat itu. 

"Oi Flo"

Aku menoleh dan ternyata Nascya yang memanggilku. Dia pakai topi coklat kesukaan dia dan baju yang serba hitam juga. 

"Baru naik busway?" tanyaku

"iya cuy. Eh kabarin tuh Siska dimana?"

"oh iya"

Kami berdua pun melanjutkan jalan kami sampai kampus. Aku sibuk dengan handphoneku. "Yah ternyata gue ga ada kuota"

"Ah elu"

Kami masih berjalan. lalu melewati senat Hukum. Di depan Senat aku melihat ada tiga orang cowok yang lagi bercanda sambil tarik-tarikan baju. aku melihatnya secara aneh, karena aku merasa kenal dengan salah satu cowok itu. Tiba-tiba salah satu dari mereka berhenti menarik baju dan menatapku. Ya kami tatap-tatapan lagi. Ternyata si Pria Aneh. Kami tetap saling menatap sembari aku berjalan menjauh dari Senat. Gila. Aku lemas. Aku tersenyum lagi. 

Kami berdua pun akhirnya bertemu Siska di depan lift Hall C. Siska melihatku secara aneh. Aku masih tersenyum. 

"Kenapa lo senyum-senyum?" tanya Siska

"Gapapa"

"Biasa abis ketemu doi jadi gitu." Jawab Nascya "Eh ke kantin yuk. Laper." 

"Eh temenin gue ke atm bentar dong. Mau ambil duit gue" Ucapku sembari mengeluarkan dompet..

Kami bertiga pun berjalan ke arah Gedung Y. Tempat Central ATM berada. setelah mengambil uang kami pun berjalan ke kantin melewati jalan koridor perpustakaan. langkahku perlahan menjadi berat, ketika melihat Pria Aneh itu dari jauh. Dia melihatku, tersenyum padaku, dan berjalan persis melewatiku. Aku tak bisa berkata apa-apa. Aku berdiri terdiam mencoba mencerna hal yang barusan terjadi. Aku tau mungkin orang lain akan berfikir aku terlalu lebay dengan ini semua. Tapi percayalah ketika kamu mengalaminya, kamu pasti akan terdiam mematung. Jika saja aku tidak berjalan lewat senat, aku tidak mungkin bertemu dia. Jika saja aku langsung ke kantin dan tidak mengambil uang, mungkin aku tidak akan bertemu dia. Semua kemungkinan ini tidak akan terjadi tanpa adanya alasan.

Jam menunjukkan pukul 16.15. Kami naik busway ke arah monas. Aku hanya tersenyum karena mengingat pertemuan tadi. Ketika sampai di monas pun aku hanya tersenyum lagi, tidak bisa konsentrasi. Tapi, aku baru sadar, aku bertemu dengannya hanya dua kali. Artinya ungkapan jodoh yang bertemu tiga kali itu tidak terjadi padaku. Ya mungkin memang bukan dia orangnya. Tapi meskipun begitu tidak ada salahnya mencoba bukan?

Hari telah berganti menjadi malam, kami bertiga pun kembali ke kampus untuk membagikan kertas kamisan kepada orang-orang yang masih ada di kampus. Kami berjalan melewati halte busway dengan menggunakan payung karena hujan begitu deras saat ini. Lagi-lagi langkahku terhenti. Pria Aneh itu ada di depanku, duduk di halte, menatapku dan tersenyum kembali. Dibawah derasnya hujan, semua menjadi terlihat indah. Kemungkinan aku bertemu dengannya lagi sangatlah tidak mungkin. Seharusnya bisa saja dia udah pulang. Tapi nyatanya dia disini. Hari masih belum berganti dan tandanya ini pertemuanku yang ketiga. Karena mengingat itu aku pun tersenyum dan tertawa. Dia pun ikut tertawa bersamaku. 

Ternyata ungkapan jodoh itu terjadi padaku.





TatapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang