Ahmad-01

20 2 0
                                    

It's hurt.

Benar-benar menyakitkan. Aku kembali mengingat-ngingat yang terjadi satu tahun yang lalu. Kejadian yang bisa membuat dadaku sesak saat ini juga. Aku kadang menyesali hal itu tapi disisi lain akupun tak bisa berbuat apa-apa lagi apa masa lalu.

Semua berawal dari..

***
1tahun yang lalu.

Aku gusar, aku cemas. Aku tidak bisa diam. Keadaan kekasihku di rumah sakit membuatku tidak bisa tenang.

-

Kekasihku-Ahmad- masuk kerumah sakit sekitar 3hari yang lalu. Tepat pada hari aku mendengar berita itu. Aku menangis habis-habisan. Aku tak peduli dimana aku berada saat itu. Ya, itu di sekolah. Aku menangis, menuangkan rasa khawatir yang aku rasakan saat ini kesemua teman kelasku. Semua temanku berusah menenangkanku. Walaupun aku tetap tak bisa menghentikan tangisku, sampai guru pelajaran jam itupun tiba.

Setelah pelajaran pada hari itu selesai, aku memutuskan untuk menjenguk Ahmad. Dengan tekad yang bulat, dan tidak bisa lagi di cancel. Teman lelakiku beberapa kali bilang kepadaku "Semua akan baik-baik saja. Tahan dirimu, besok kita akan kesana. Jangan sekarang, mungkin elo gaakan sanggup melihatnya sekarang". Kata-kata keluar dari mulut yang berbeda tetapi dengan rangkaian kalimat yang sama. Tapi pada saat itu aku tak bisa tinggal diam, saat pacarku meringkuk di kamar yang pastinya bau obat itu mana mungkin aku telat menjenguknya. Aku tak bisa, aku akan kesana.
Dan emang, aku menangis kembali sesampainya di kamar inap Ahmad waktu itu. Aku menangis di pinggir ranjang yang Ahmad tiduri. Ahmad benar-benar telihat lemas. Mukanya terlihat pucat, bahkan ia belum membuka mata dari pertama aku masuk kekamar itu. "Tidak apa-apa. Semua baik-baik saja. Pulanglah ini sudah menjelang malam. Hari ini bukannya jadwal pulang sore? Kenapa kau memaksakan diri kesini? Kau bisa saja kemalaman" suara yang dikeluarkan dari mulut lelaki yang aku genggam tangannya membuat aku sedikit ada rasa lega, karena aku pikir dia pada saat itu koma. Konyol.

-

"Hoy! Kenapa melamun bego?! Sekarang pelajaran pa Edward! Ayo ke lab!" Ucapan temanku-Lani- mengingatkanku, membuyarkan pikiranku. Aku tak tahu harus berbicara kepada siapa hari ini tentang kabar yang aku terima dari Ibunya Ahmad. Aku menggeleng-geleng kepalaku sendiri menyadarkan diriku sendiri dan agar tak larut dalam kebingungan. Mengontrol agar moodku tidak terlalu buruk. Akanku pastikan hari ini aku ke Rumah Sakit untuk melihat keadaan Ahmad. Dan semoga tidak seburuk yang diberitahu Ibunya itu.

Aku duduk di kursi depan, mendengarkan arahan dari Pak Edward yang memberi tahu tentang cara penyusunan Rangkain Logika di Software komputer lab itu. Aku tak kaget tentang pengumuman yang disampaikan Pak Edward bahwa hari ini akan di adakan ujian praktik. Karena emang iya minggu-minggu ini adalah jadwal untuk ujian praktik, dan hari ini awalnya.

Beberapa puluh menit berlalu aku mengotak-ngatik Aplikasi itu agar aku bisa menjalankan Rangkaian Logika itu. Pada akhirnya aku berhasil. Dan bebanku hilang, aku pikir begitu. Tapi tidak. Karena untuk ujian praktik kali ini dibagi menjadi dua giliran, dan aku kebagian yang pertama. Yang berhasil di giliran pertama.. harus mebimbing siswa-siswa lain yang gagal di giliran kedua. Halah, merepotkan saja.
Dan aku kedapatan untuk membimbing siswa yang bernama Madin Athalisa. Dia teman sekelasku, cakep dan polos. Aku duduk disebelahnya, tersenyum menyapa. Dia membalasnya. Hatiku mencair, senyumannya sungguh indah sekali. Tapi detik selanjutnya aku menepis pemikiran itu, aku memfokuskan diri ke arah Pak Edward yang memberikan bimbingan lagi ke siswa-siswa yang masuk dari giliran kedua itu. Yang dilakukan Pak Edward itu semata-mata agar siswa yang menjalani ujian praktik giliran kedua ini tidak banyak merepotkan orang yang membantunya. Ya, orang yang membantunya itu seperti aku.

Aku berusaha sekuat mungkin menerangkan pemikiran Madin agar tidak buntu. Beberapa kali aku memberi tahunya untuk melalukan 'itu' tapi Madin masih saja tak mengerti. Sesekali aku menepuk keningku sendiri, greget.

I'm and My Faulth-I'M BAD-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang