Dengan pengarahan penuh dariku, Madin bisa menyelesaikan ujian praktinya pada waktu itu. Aku tersenyum padanya memberinya selamat karena berhasil menyelesaikannya. Aku senang, karena teman yang aku bimbing ini tidak terlalu rumit, walaupun agak sedikit lemot. Aku mengangkat tanganku dan melebarkan telapak tanganku, mengajak Madin untuk berHighFive. Dia tersenyum dan men'tos' telapak tangaku.
Menunggu oranglain selesai dengan ujiannya, aku dan Madin banyak bercerita di ruangan lab itu. Sesekali tertawa aku lepas dan dibalas tatapan sinis dari siswa lain yang tidak nyaman dengan ketawa yang aku keluarkan membuat mereka tidak fokus. Aku cengengesan saja. Aku baru sadar, lelaki yang aku kenal dingin nan jutek ditambah polos itu enak diajak bicara. Setelah akhir kelas 1 ini aku baru mendapatkan informasi baru tentang salah satu temanku ini.Kejadian dilab itu membuatku semakin dekat dengan Madin, kadang teman sekalas bahkan teman dekatku pun bingung dengan kedekatan kita. Mereka hanya berpikir bagaimana bisa Madin dekat denganku yang setahu mereka Madin tak bisa dengan siapapun dikelas kecuali Eka-Teman sebangkunya-. Jawabanku hanya dengan mengangkat bahu, dan berlalu saat itu juga. HAHA, akupun bingung.
1minggu yang lalu, aku memutuskan menjenguk Ahmad setelah aku membimbing Madin ujian praktik Rangkain Logika itu. Anehnya, di kamar inap Ahmad aku sesekali ketawa-ketiwi sendiri mengingat-ingat percakapan aku dengan Madin dilab itu. Aku tak menghiraukan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari mulut Ahmad. Aku yang awalnya khawatir setelah mendapatkan informasi tentang Ahmad yang sesak nafas dipagi hari sebelum pelajaran Pak Edward sedikit berkurang karena mendengar penjelasan dokter bahwa hal itu biasa terjadi karena kekurangan oksigen seketika dan hanya dengan memberikannya bantuan selang pernafasan kepada Ahmad bisa membuat kondisi Ahmad kembali normal.
Kedekatanku dengan Madin tak sebatas teman mengobrol saat waktu kosong dikelas. Sesekali kita Chattingan membahas hal yang tak penting, tapi meng'asyik'an. Dan aku mulai merasa nyaman dekat dengannya, walaupun aku kelelahan dengan sikap cueknya dia.
Setelah hampir 2bulan aku mendapatkan kedekatanku dengan Madin, Ahmad kembali masuk sekolah. Dia sudah sembuh total. Ada rasa senang bercampur sedih. Bukan sedih karena Ahmad sembuh, tapi sedih karena mungkin kedekatanku dengan Madin tidak dapat terjalin lagi, karena yang aku tahu Ahmad merupakan orang yang memiliki tingkat kecemburuan yang tinggi. Ahmad yang tak lain kekasih sekaligus teman sekelasku datang pada waktu yang tak tepat. Kenapa? Karena pada saat itu aku baru menyadari bahwa aku sudah menyimpan sedikit rasa 'suka' kepada orang lain selain dirinya. Mungkin aku orang jahat yang menyakiti dua lelaki sekaligus. Menyakiti Madin karena mau tak mau setelah Ahmad kembali kesekolah otomatis aku harus menjauh darinya, dan meliriknyapun aku dilarang. Tetapi disisi lain akupun menyakiti Ahmad karena dengan sikapku yang berubah akhir-akhir ini membuah Ahmad jengah, dan hubungan kita berantakan. Sempat terucap kata 'putus' dari mulut Ahmad. Tapi perpisahan kita hanya bertahan 3hari lamanya dan kemudian kembali lagi dalam artian CLBK(Cinta Lama Bersemi Kembali). Aku terkekeh jika berpikiran seperti itu, cinta lama apanya?! Kita berpisah 3hari saja, lama apaan. HAHA lucu nyed.
Aku akan membetulkan itu jika kalian bilang bahwa aku bingung dengan perasaanku sendiri. Bahkan dalam kelaspun aku bingung. Saat aku mencuri-curi pandang kekursi belakang yang tak lain kursi Madin, aku selalu menangkisnya pandanganku dengan menengok kekursi sampingku yang tak lain Ahmad yang berstatus pacarku.
Ketika aku dikelompokan dengan Madin dan Ahmad pada saat itu juga, aku benar-benar ancur. Ataupun lebur, seperti es. Semuanya- aku pikir tak berpihak diantara aku dan Madin.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm and My Faulth-I'M BAD-
De TodoAku menyesal. Aku ingin kembali. Aku ingin merubahnya. Aku ingin, setidaknya kita berhasil menjalin kasih sayang. Real story-In my life- 290117