dua

22 1 0
                                    

Kurenggangkan tubuh lega saat mengingat betapa bahagianya melihat tugas kuliahku selesai tanpa gangguan dari si pendek. Oke , kalau boleh jujur dia lebih tinggi dariku . Hey, apa salahnya memanggilnya pendek hanya untuk melihat ekspresi lucu saat ia marah?Cukup menghiburku.

Kuketik keyboard dilaptopku menuju laman email. Mengirim tugas dengan berbagai kalimat pesan pengantar dan yah, terkirim.

Hanya beberapa mahasiswa dan mahasiswi saja yang berada disini guna menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen. Cukup menjengkelkan melihat tugas tiada henti dan ocehan serta tindasan tiada henti.

'Kurasa aku pulang saja sebelum terlalu malam'
.
.
.
Berjalan sendirian, dengan tetap menjaga diri di jalan raya pada saat jam malam seperti ini sangatlah sulit. Ku pegang erat tas selempangku dan tetap waspada ke sekeliling. Andai saja mobilku tidak menabrak tembok garasi mungkin aku tidak akan seperti ini. Mungkin saja si pendek berada disini dan tidak berada di kantor appanya, mungkin dia akan memberiku tumpangan.

Ah sia2 saja. Akupun berdiri di bawah halte menunggu bus yang kutunggu datang.

'Sial hari ini mogok transportasi'

"Akh aku bisa gila seperti ini. Kenapa sangat menyusahkan eoh?! Pantas saja sedari tadi tidak ada orang disini." Kuhentak hentakkan kakiku di atas trotoar seperti orang gila mengamuk sendirian, ya sendirian.

Tes

Tes

Kulihat ke balik atap halte, langit sudah menjatuhkan butiran air sedikit demi sedikit . Kupikir sebelum sampai berubah menjadi hujan , akupun berlari kecil menjauh 10 langkah dari halte, but

"Ommo ommo!" Kakiku berlari ke halte mengembalikan 10 langkah yang kuambil tadi saat hujan menjadi deras dalam hitungan detik. Sungguh.

Disini, kota Seoul tempatku terlahir. Terguyur hujan amat deras. Sialnya saat ini aku terjebak yang namanya hujan .

" Bagaimana mau pulang, hujannya nggak reda-reda . Hp lowbate lagi" kudongakkan kepala ke langit , tetep. Hujan terus saja menghujam aspal daerah kotaku .

"Masih deras aja.. ah sudahlah" kuputuskan berlari kecil menerobos ribuan air yang berjatuhan dan menutupi kepalaku dengan tas selempang yang kubawa .

lebih baik berbadan basah daripada bermalam di halte, tidak ada pilihan lain dan tidak ada yang mau disangka gelandangan baru di daerah sini dengan badan basah kuyup .

"Grrrrr "

Kakiku terhenti di tengah-tengah hujan deras saat melewati sebuah gang buntu dengan penerangan yang kurang layak .Kutolehkan kepala menuju gang tersebut dengan menyipitkan kedua mataku berharap menemukan sesuatu didalam sana.

Kulangkahkan kedua kakiku masuk kedalam gang, rasa penasaranku sungguh memakan rasa takutku. Dengan jarak sekitar setengah meter aku melihat sesuatu, seperti hewan. Sebentar, seperti kucing? Ah tidak, ekornya terlalu besar. Anjing? Ah maybe. Kulangkahkan kakiku lebih dekat dengannya.

Ternyata rubah kecil.

Kondisinya saat ini sungguh memprihatinkan, dia tertidur dengan badan yang basah kuyup. Pasti jelas dia kedinginan , sama sepertiku . Kucoba menyentuhnya untuk membawa ke rumah dan merawatnya, but

"Akh!" Dia menggigitku pelan namun cukup berhasil menyayat kulit di tanganku.

Memukul? Tak setega itu aku memukul seekor anak rubah yang baru saja benar2 menggigit lenganku karna ketakutan. Oh kurasa wajar saja, dia ketakutan dengan orang tidak dikenalnya.

"Hei, tenanglah. Aku akan merawatmu. Kumohon tenang lah. Kau lapar? Ah aku punya sedikit biskuit di tasku " ku berjongkok dan kuberikan sepotong biskuit yang kupunya saat melihat dia akan kabur dengan rasa ketakutan. Namun cukup lemah bahkan untuk sekedar dia berdiri. Abaikan saja fakta rubah memakan daging, namun sekarang rubah memakan biskuit, haha.

.

.

.

Cklek..

"Hah syukurlah sudah sampai" kuhelakan nafasku dengan menaruh tas selempang di soffa panjang milikku.

Ku taruh hewan tersebut didekat perapian, kurasa ini akan membantunya menjadi hangat . Sangat terlihat jika dia sangat tidak mempunyai tenaga , apa dia lapar? Kulihat sedari tadi dia diam seperti tak ada gairah hidup .

Ku berlari mengganti pakaian saat mengingat betapa basahnya tubuhku saat ini, berkat hujan. Thx.

Sembari mengganti pakaian, ku langkahkan kakiku melihat keadaan anak rubah tadi dan merendakan badanku dengan mengatakan..

"Hei kawan, apakah kau lapar hm ? Gerakkan ekormu jika kau lapar " tanyaku antusias dengan menggenggam telapak tanganku sendiri didepan mulut berharap ia akan mengerti apa yang kubicarakan.

oh ayolah park soora , bahkan saat ini kau seperti orang gila saat mengharapkan respon dari anak rubah saat ini. Bahkan saat mengingat aku menemukannya tadi. Namun tak pantang menyerah, akupun tetap menunggunya memberi respon kepadaku. Aku bersumpah dia akan meresponku.























"Apa kau pikir aku ini anjing? "

"""""""""

Oh shit man - Ayra

Apa? -Si Rubah

To be continue

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fox II KthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang