Chapter 4

911 97 17
                                    

Warn : 100% ngarang indah :v

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

AGH!

Kyuhyun tersentak bangun dari tidurnya begitu rasa nyeri yang amat sangat menghujam jantungnya. Keringat dingin mengucur deras dari sekujur tubuh yang pucat itu. Wajahnya pias, dengan dahi mengernyit dan mata yang masih terpejam erat menahan sakit.

Dia mencengkram dada kirinya sekuat yang ia bisa,  berharap nyeri itu akan pergi ㅡatau.. setidaknya berkurang.

Satu menit

Dua menit

Tiga menit

'Ugh' dan satu lenguhan lolos begitu saja dari bibir pucatnya kala dirasa tidak ada perubahan yang berarti. Jantungnya memang sedang berulah.

Dengan masih mencengkeram dadanya, Kyuhyun berangsur mendekati meja nakas di samping kiri tempat tidurnya. Tangannya yang lemas berusaha meraih laci nakas dan membukanya, mencari benda yang sudah menjadi 'nyawa kedua' bagi dirinya sejak beberapa bulan lalu dengan terburu-buru.

Ah, dia menemukannya! Kyuhyun tersenyum lega begitu tabung kecil  berisi obat-obatan pahit itu tergenggam di tangan pucatnya. Dia tidak memedulikan betapa berantakannya isi lacinya setelah ia obrak-abrik tadi.

Buru-buru Kyuhyun mengeluarkan banyak obat sekaligus dari sana. Setelah itu, memakannya dengan dibantu segelas air yang memang sudah tersimpan diatas nakas sedari tadi.

Kyuhyun bukan orang yang bisa menelan obat begitu saja, tentunya dia butuh air untuk membantu obat-obat itu masuk ke kerongkongannya bukan? Ingat! Meski kini tubuhnya sudah membesar, tetapi jiwa Kyuhyun masihlah bocah berumur 10 tahun sebelum kecelakaan itu terjadi.

Sesaat Kyuhyun terdiam menunggu obat itu bekerja. Tubuhnya yang lelah ia senderkan pada bahu ranjang. Dadanya naik turun dan mulutnya terbuka, mengambil alih fungsi hidung yang kini terasa bekerja lebih lambat dari biasanya.

"Hhh," dia menghela napas begitu semuanya kembali normal. Diliriknya jam yang tergantung di dinding kamar bernuansa putihnya itu..

Jam 02.00 a.m.

Ini sudah yang ke-empat kalinya dalam minggu ini. Dirinya yang terbangun di tengah malam karena rasa sakit di jantungnya, dan berujung dia akan terjaga sepanjang sisa malam itu.

"aku lelah." entah sadar atau tidak, Kyuhyun mengatakan itu. Lelah. Yah, siapa juga yang tidak lelah jika hidupnya selalu bergantung pada obat-obatan?

Dia mencoba memejamkan matanya, ingin kembali tidur. Tetapi sayangnya mata itu kembali terbuka beberapa menit kemudian. Sungguh, sangat sulit untuk saat ini, matanya benar-benar enggan untuk menutup.

Nah, sekarang apa yang harus Kyuhyun lakukan? Dia mulai berpikir hal apa yang bisa dilakukan untuk membuatnya mengantuk.

Pergi ke dapur dan membuat susu untuknya sendiri?

Tidak, tidak! Jika Kyuhyun membuat susu sendiri, yang ada bukannya segelas susu yang terhidang malah dapur yang jadi seperti kapal pecah karena ulahnya.

Atau...

Dia mainkan saja psp-nya sampai matanya lelah dan mengantuk?

Oh, sepertinya itu juga tidak. Suara psp yang keras akan membangunkan Zhoumi nantinya. Dan Kyuhyun tidak mau itu terjadi.

Pour Chopin (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang