Aku berlari kencang, aku tak tahu mengapa aku harus hidup seperti ini, hidup sebagai pencuri. Mereka mengejarku, aku hanya mencuri sebungkus nasi uduk, aku tau aku salah, tapi aku tidak ada pilihan lagi. Dunia begitu kejam padaku, terkena pukulan sudah biasa, kedinginan saat tengah malam dan kepanasan saat tengah hari, aku sudah tahan dengan mereka, kehujanan dan sampai pakaianku kering lagi, aku sudah kebal dengan semua itu. Ini lah hidupku.
***Saat itu umurku hanya 10 tahun, aku pernah memiliki keluarga. Namun pada suatu malam itu, aku dengar ayah dan bunda bertengkar, mereka menyebut-nyebut namaku. Aku takut, aku paksa diriku untuk tidur. Keesokan harinya, aku terbangun, aku tidak lagi mendengar pertengkaran ayah dan bunda, aku senang, aku berlari ke kamar mereka, namun mereka tidak ada, kupikir mereka sudah pergi bekerja, aku berangkat sekolah, aku tertawa bersama teman-teman, aku pernah punya teman. Saat aku pulang, tidak ada yang datang ke rumahku, biasanya saat nenek masih ada, aku dijaga olehnya saat ayah dan bunda kerja, tapi sekarang aku sendiri. Sampai tengah malam, ayah dan bunda tidak juga pulang. Aku pikir mereka lembur, aku kirim pesan ke mereka. Keesokan paginya mereka juga tidak pulang. Aku tidak ingin sekolah sampai mereka pulang. Dan sekitar pukul 10, ada 3 orang bapak-bapak menjemputku, mereka bilang mereka kenal ayah dan bunda, jadi aku ikut mereka. Aku dibawa ke sebuah rumah, di sana banyak anak-anak seperti ku, aku bernain dengan mereka. Tidak lama, salah satu dari bapak tadi memanggilku, dia memberiku sebuah kaleng dan menggeretku ke sebuah tempat, aku disuruh mengamen di sana. Hampir 6 tahun disana, aku tidak tahan lagi dengan mereka, mereka kejam. Aku kabur. Dan sekarang umurku sudah 16 tahun***
Aku terus berlari, aku berhenti saat mereka sudah tidak mengejarku lagi. Aku langsung memakan nasi uduk itu. Aku mendengar seseorang memanggil namaku "Ami!", aku ingat persis dia adalah orang yang menangkapku dulu. Aku kembali berlari dengan sekuat tenagaku. Saat ku berlari kencang, ternyata di ujung jalan yang lain, ada seseorang yang siap menangkapku, dia adalah teman pria tadi. Aku ditarik paksa oleh mereka, aku berteriak, mereka memukulku, aku memberontak, mereka terus menarikku ke mobil pria yang mrnangkapku. Tiba-tiba ada yang berteriak "Berhenti!", suara yang berat membuat kedua orang itu bergetar, ada satu suara lain yang berkata "Pergi! tinggalkan anak itu di sini.", pria yang memegangiku berkata "Dia punya kami, kami gak ada urusan sama kalian.", lalu ada satu suara lagi yang berteriak "Ah, palli! Lepasin dia. Tau kan kalau kami marah kayak gimana?", pria bersuara berat tadi melangkah maju, dan kemudian kedua orang yang menangkapku lari ketakutan. Aku bernafas lega, tapi aku masih punya satu hal lagi, apa yang mereka akan mereka lakukan padaku?
KAMU SEDANG MEMBACA
No Other Choice (Bigbang Fanfic)
FanfictionLanguage: Indonesia Ami X Bigbang Member Genre: Romance/ Love Triangle Rated: Teenage POV: Ami (OC) Multimedia: Credits to owner Length: 12 Chapters Completed