Lembar 1

337 40 17
                                    

Bella Aqilla Reveira.

 Pertemuan dengan seseorang itu awal rencana Tuhan. Tidak tahu besoknya akan menjadi manis ataupun pahit.
- Author


MENDUNG.
Hal yang paling tidak disukai oleh rata-rata orang ini telah datang dengan ceria membawa pasukannya, membuat hawa dingin menyelimuti sekitarnya.

Kata orang, masa SMA adalah masa dimana seseorang menemukan jati dirinya, masa dimana sekolah adalah tempat yang sangat seru dan sangat sulit dilupakan. Bella Aqilla juga begitu, dia selalu menganggap sekolah adalah tempat yang menyenangkan, belajar pun kadang dia anggap sebagai hal istimewa. Hanya saja, dia sadar bahwa masih banyak kisah kasih di sekolah yang belum dia lalui, belum dia rasakan. Dan Bella berharap, dia akan menemukan dan merasakan kisah kasihnya di sekolah ini.

13:45
Langit hari sabtu kali ini sudah gelap, membuat banyak wajah di sekolah ini menjadi sangat kusut. Tetapi berbeda dengan seorang cewek ini, raut wajahnya seperti anak kecil yang sangat senang apabila diberi permen. Cewek ini senang karena guru killernya mendadak mendapat panggilan tugas ke Departemen Pendidikan.

"Huft, sukur deh beliau ngga masuk kelas kita, iyakan?" ucap Bella sembari menyandarkan bahunya.

"Iyanih, kalo datang mungkin aku udah digorok sama beliau." kata Naura teman sebangku Bella.

"Lebay ih."

"Halah kamu juga takut kan Belll." Kata Naura sambil melet.

"Ssttt, bisa diem gak? Crewet banget si jadi cewek!" tegas anak di pojokan kelas, yang sedang bermain game Mobile Legend bersama gengnya.

Hujan diluar sudah mengguyuri halaman sekolah dengan senangnya, membuat para murid ingin segera pulang dan berselimut dirumah mereka. Bella dan Naura sudah berberes sejak tadi dan ingin segera meninggalkan area sekolah.

"Pulang yuk Ra." ajak Bella.

"Ayoo, udah gabetah aku dikelas sama geng ml ituu." ucap Naura dengan intonasi nyindir khas dirinya. Cuma kata huu yang geng itu lontarkan pada Naura si lebay ini.

Kemudian, Bella dan sahabat karibnya ini pun berlarian menuju pintu kelas untuk cepat-cepat keluar dan menunggu jemputan pulang ke rumah, agar bisa bertemu selimut mereka.

"DUH!!!"

Bella terjatuh dan kesakitan setelah ditabrak di koridor sekolah di depan kelasnya oleh cowok berseragam SMA nya ini. Sekilas dia melihat tampang cowok ini, rambut acak-acakan, memakai headset warna putih dan baju tanpa name tag yang keluar setengah dari posisinya.
Dasar badboy. dalam hati.

Tetapi, mata hitam legam milik cowok ini berhasil membuat Bella sempat bertatapan 3 detik dengannya.

"Gausah sok sakit gitu,bangun gih." ucap cowok itu santai seraya melepas headset nya.

"Kalo jalan liat-liat bisa gak si?!" balas Bella dengan sebal.

Cowok itu cuma sedikit kaget dan seperti manusia tak berdosa, cowok itu pergi meninggalkan Bella yang masih tergulai di lantai koridor. Menuju parkiran sekolah. Bella pun segera bangkit dan langsung mengibaskan seragamnya yang kotor. "Awas aja kalo ketemu, gabakal selamat dia, dasar." ancam Bella kesal.

Naura yang semenjak tadi terdiam melihat kejadian di depannya ini pun masih berdiam diri di depan pintu kelasnya. "Kok malah bengong si Ra?" tanya Bella bingung.

"Bel apa aku ngga salah liat?" kata Naura bingung. "Ya nggak lah, jelas-jelas aku ditabrak cowok brengsek itu juga!" Sebal.

"Kamu gakenal dia Bel?" Bella menggeleng kencang.

"Serius Bel?"

"Iyaa si ratu lebay Nauraaa!" ucap Bella sebal pada Naura.

"Di.. dia itu si Alvredo dari kelas X-4, bintang angkatan kita Bel, dan dia juga gasuka deket sama cewek, apalagi ngomong." kata Naura menjelaskan.

"Apanya yang bintang? biasa aja ih." cetus Bella. "Dia homo? Makanya gasuka deket cewek?" timpal Bella.

"Bukaann gituu Bell,barusan kamu ditabrak terus dia sempet ngomong dan..duhh sepertinya akan ada yang mulai bekerja nih." sindir Naura.

"Terserah ah, mending kita cepetan pulang Ra." ucap Bella seraya pergi meninggalkan Naura. Setelah agak jauh dari Naura, Bella bertanya dalam hatinya.

Alvredo siapa sih? Huh.

"Tungguuu aku Beelll." teriak Naura dibelakangnya.

Naura masih tetap membahas Alvredo bersama Bella, walaupun Bella tak telalu menanggapinya. "Bell, Alvredo cakep banget kan? Yakan yakan?" tanya Naura manja.

"Biasa aja." jawab Bella datar

"Awass, disini bilangnya ga cakep ntar dibelakang suka deh." tutur Naura diikuti tawanya.

"Dih, gamungkin banget!" jawab Bella kesal.

Menurut informasi dari Naura, Alvredo itu bintang angkatan mereka, dan hampir 100% seluruh siswi SMA Wijaya adalah penggemar berat Alvredo, bahkan sampai pernah ada sekelompok siswi kelas 12 yang meminta izin pada Alvredo untuk membuat Fanbase. Tetapi Alvredo bukan tipe cowok caper seperti cowok SMA Wijaya kebanyakan.

Setelah menunggu lama, akhirnya Naura dijemput ayahnya dan pamit pada Bella.

"Babai Bellaa, aku pulang dulu, jangan kangen yaa, hehe." Bella pun tersenyum dan melambaikan tangannya, Naura dan mobilnya pun langsung meninggalkan area sekolah.
   
"Ish, kok aku belom di jemput-jemput si?"

Suara ponsel Bella berbunyi, menandakan aplikasi warna hijau muda miliknya telah menerima pesan baru. Isi pesannya sempurna membuat wajah Bella jadi kusut saat ini. Bagaimana tidak? Abangnya bilang, dia gabisa jemput Bella, karena ada keperluan mendadak di kampusnya dan menyuruh Bella untuk numpang temannya atau naik angkot.
"Haduu, pulang naik apa aku?" tanya Bella pada dirinya sendiri.

Tinnnn!

Suara klakson yang kencang itu sontak membuat Bella kaget.

"Naik, gerbang sekolah mau ditutup." ucap seorang cowok dari dalam mobil dengan suara yang agak tinggi, berusaha mengalahkan derasnya suara hujan.

Bella meliriknya.

"Oh gausah, mending disini daripada disitu." ketus Bella.

"Oh? Oke." ucap Alvredo sambil meninggikan volume lagu Starving di mobilnya lalu pergi meninggalkan Bella lagi seperti di koridor sekolah sejam yang lalu.
"Pergi sana, huss! Dasar kecoak." teriak Bella, berharap Alvredo mendengarnya.

Huh, dia kenapa si? Ganggu mulu.

Sekolah tampak lengang setelah itu, murid lain kelihatannya sudah pulang dan memeluk selimut mereka dalam hujan, membuat minuman hangat atau bahkan sudah bercanda ria dengan keluarganya, menyisakan Bella yang berdiri sendiri di area sekolahan. Bella melihat mobil Alvredo telah menembus hujan dan hilang di kelokan jalan. Dia mulai bingung harus pulang ke rumah bersama siapa, teman atau angkot? Apa harus nginep di sekolah?.
   
  "Sialan."

                                    ***

Halo ini bab pertama sekaligus cerita pertama ya guys. 🔥

Saya butuh saran kalian, jangan lupa buat VotMent ya! 📥📥

AddictedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang