Beginning (01)

829 19 13
                                    

AUTHOR P.O.V

Alita adalah gadis yang selalu dimanja oleh kedua orang tuanya. Jadi tak salah jika Alita memiliki sifat manja, keras kepala dan semaunya sendiri. Tapi dibalik sifat manjanya Alita adalah pribadi yang cerdas, bijaksana, anggun, murah hati, dan menawan tapi jangan salah, Alita juga bisa jadi perempuan yang dingin sedingin es kalau berbicara pada orang yang tidak disukainya atau lelaki yang tidak dikenalnya. Dan salah satu tanda bahwa Alita nyaman pada seseorang yaitu dia bisa menjadi super manja pada orang itu, tak membedakan lelaki atau perempuan.

Sore hari itu, tanggal 13 desember di rumah Manor Alita.

"Maammaaa......" Teriak Alita dari kamarnya. Setelah mendengar teriakan putri semata wayangnya itu, Rachel /ibu Alita menghampirinya dengan sedikit berlari agar lebih cepat sampai ke kamar Alita

"Ah.. ah.. hah.."- Saat Rachel masih mengatur nafasnya tiba-tiba saja Alita sudah membuka suara.

"Mama ambil nafas dulu, breathe in... breathe out.. sudah ma ?" Kata Alita menaik tirunkan tangannya

"Kamu kenapa Alita ?, kenapa teriak teriak ? kamu membuat mama khawatir tau !" Ucap Rachel setelah berhasil mengatur nafasnya.

"Uhm.. aku ingin boneka seperti punya Lizzie, boneka kelinci bewarna ungu, belikan ya ma ?" Kata Alita sambil mengeluarkan jurus *puppy eyes*-nya.

"Ehm... Rachel kenapa kamu berlarian menggunakan sepatu hak ??, apa kamu tak takut terjatuh ??, akan sangat memalukan kalau kamu terjatuh didepan putrimu" Kata Vincent/ayah Alita yang kebetulan lewat. Lalu Vincent membelai pundak Rachel.

"Aku berlarian karena mendengar Alita berteriak, kukira dia terjatuh atau dia melihat serangga kecil yang menjadi musuhnya. Ternyata dia hanya meminta boneka yang mirip dengan kepunyaan Elizabeth. aku hampir jantungan dibuatnya" Oceh Rachel panjang menjelaskan alasan Alita berteriak.

"Oh.. Begitu.. Jadi kau mau boneka kelinci seperti milik Lizzie ?? baiklah akan belikan namun besok ya. Karena papa ada kerjaan hari ini" Kata Vincent mensetarakan tingginya dengan tinggi Alita.

"Tapi aku maunya sekarang papa. Kalau papa gak mau belikan Alita, nanti Alita gak bakalan mau makan. Walaupun Alita sakit Alita tetep gak mau makan, sampai papa belikan Alita boneka itu" Rengek Alita sambil menyilangkan tangannya dan mem-poutkan mulutnya.

"Ehm.. Rachel, bisakah kamu yang memenuhi keinginan Alita ?, aku masih ada kerjaan. Kamu juga boleh mengajak Alita jalan-jalan tapi jangan pulang terlalu larut, menurut berita yang kudengar salju akan turun malam ini. Jangan lupa membawa jaket double. Aku takut Alita kenapa kenapa. Aku serahkan padamu ya sayang" Kata Vincent sambil mencium puncak kepala Rachel.

Memang realita tak sesuai ekspetasi. Hal yang diharapkan Vincent berbanding terbalik dengan yang didapatkannya. Dia mengharapkan Rachel memberinya sebuah kecupan di pipinya, tapi yang didapatkannya malah pukulan didadanya.

"Ish.. aku ini, jangan menciumku didepan anak kita. Aku tak mau dia dewasa sebelum waktunya. Ya sudah aku akan bersiap-siap." Kata Rachel memukul dada bidang milik Vincent dan disertai cubitan kecil diperut Vincent.

"Mama... Mama.. Kata papa nanti malam salju akan turun kan ??, bolehkah Alita melihatnya ??, tapi melihat salju turunnya sesudah beli boneka kelincinya. Aku mau boneka kelincinya bewarna ungu" Kata Alita sambil memegangi tangan mamanya.

"Iya sayang, kamu ambil jaket kamu dulu baru kita keluar untuk membeli bonekamu" Kata Rachel sambil mengelus puncak kepala anaknya itu.

Sesudahnya membeli boneka itu, Alita dan mamanya pergi untuk mencari makan malam. Tak disangka-sangka mereka bertemu dengan salah satu kenalan Rachel.

when the devil falling in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang