Karya:
Rahmat Aneuk Mak SidroSaat di mana aku terus berjalan
tak ku pamit pada bulan yg menerangi malam
tak ku hirau, kedap-kedip ribuan bintang
karena yang aku lakukan hanya terus melangkah setapak demi setapak.Angin malam begitu sejuk menusuk jiwa dan raga
suara jangkrik, berbisik bahwa ini sudah malam
namun langit yg begitu gelap
sunyi, senyap, dan aku bagaikan orang buta yang berjalan meraba-raba di tengah pekatnya malam.Namun di mana, sehelai selimut yg bisa hangatkan malam ku
di mana dapat ku cari, suara yg menjadi teman cerita di tengah malam ku
lalu di mana, aku bisa melihat sedikit cahaya langit yg mampu temani pekatnya malam ku
ohhh,, di mana bisa, ku dapat sebatang tongkat untuk temani jalan ku yang merab-raba.Kau kah sosok cahaya malam itu
apa benar kau, sehelai selimut dan beberapa nada suara untuk hangatkan dan temani aku bercerita
apa, apa kau pancaran cahaya langit dan sebatang tongkat yg menuntun perjalanan di tengah pekatnya malam ku
Ooohh,, bila itu bukan kau, lantas di mana lagi letak cahaya malam itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
DI MANA LETAK CAHAYA ITU??
Romancekisah seorang anak manusia, yang mencari setitik cahaya. di gelapnya malam, yang membuatnya meraba-raba penuh tanya??