Bingin Beach

35 5 0
                                    


"Kita kemana?" tanya Vea kepada Luke yang sedang menjalankan motornnya dengan kecepatan sedang.

"What?" tanya Luke yang tidak mengerti bahasa Indonesia, membuat Vea menepuk jidat, merasa bodoh.

"Where are we going?" Tanya Vea ulang.

Luke terdiam sesaat.

"Uhh, i actually don't know where to go?" jawab Luke yang terdengar seperti pertanyaan.

Vea berdesis.

"So you just ride this motorcycle as if you knew the destination when you're not?!" tanya Vea sedikit kesal, membuat Luke meringis namun tersenyum kecil juga melihat ekspresi marah Vea dari kaca spion motornya.

"Just calm down, bae. I think we just have to visit the nearest beach here" jelas Luke yang tiba-tiba mendapat ide.

"Beach again and again. But it's ok though, let's go!" pekik Vea semangat.

--

Sesaat kemudian, mereka pun telah sampai di Pantai Bingin. Sebenarnya letak pantai tersebut tidak dekat dari tempat Luke dan Vea berada tadi, namun setelah bertanya kepada orang-orang di sekitar, mereka merekomendasikan pantai tersebut karena sepi dan pemandangannya pun indah.

 Karena rekomendasi tersebut, Luke dan Vea pun akhirnya memilih pantai tersebut.

"Wow, there's so few person here.. amazing!" kagum Luke.

"Norak bet si Luke" desis Vea.

Luke berlari menuju air laut, lalu menyipratkannya pada Vea

"ISH DIEM SU, GUE JADI BASAH NIH!" pekik Vea lalu dengan reflek ia menyipratkan air laut pula kepada Luke. Jadilah mereka beroerang air.

"Ve.. hh, hhh. Stoop it im tired huhh" Ujar Luke kelelahan membuat Vea menyunggingkan senyum kepuasan.

Mereka pun lalu duduk berdua di hamparan pasir putih sambil mendengarkan suara deburan ombak.

"Ve, i'm so sleepy" ujar Luke, membuat Vea menaikkan alisnya.

"Then?"

"Can i sleep?" izin Luke

"Of course?" ujar Vea.

Luke pun tiba-tiba berbaring dan menaruh kepalanya di atas kedua paha Vea, membuat Vea terkejut dan reflek menarik kakinya. Namun sebelum Vea menarik kakinya, Luke dengan cepat mencegahnya.

"Can i? Please.." pinta Luke dengan wajah memelas, yang mau tak mau membuat Vea menganggukkan kepalanya.

Tak lama kemudian, mata Luke terpejam dan ia terlihat tidur dengan tenang. Membuat Vea tak bisa menahan senyum.

"I don't know what feeling is this, Luke. But i feel like i'd love to look into your eyes, everytime. I'd like to call you, everynight. And i'd always want to know what's in your mind. Gue sayang sama lo, Luke." Ujar Vea sambil menatap ke arah laut lepas dan menyandarkan punggungnya pada batang pohon kelapa di belakangnya.

Tanpa menyadari, bahwa Luke mendengar semua yang ia katakan barusan.

****

Bali • lukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang