Promises

37 4 0
                                    

Beberapa menit mengendarai motor, Luke memberhentikannya di sebuah parkiran, lalu memarkirkan motornya.

"Arriveedd!" ujar Luke senang.

"Isn't this Jimbaran?" tanya Vea yang cukup tau mengenai lokasi pantai ini.

"Right, let's go" Ajak Luke tak lupa menenteng kantung plastik berisi bungkus sate tersebut. Tidak lupa, Luke membeli 2 botol air mineral kepada tukang minum yang ia temukan di pinggiran pantai.

Mereka berdua berjalan menuju tepi pantai, namun tidak terlalu dekat dengan air. Setelah menemukan tempat yang tepat dan tidak terlalu ramai, Luke mengajak Vea duduk di atas pasir dengan sandal sebagai alasnya.

Lalu Luke memberikan satu bungkus sate ayam dan satu botol air mineral kepada Vea. Kini Vea mengerti maksud Luke membeli sate tadi, ia tersenyum.

Mereka berdua pun memakan sate ayam dengan lahap sembari menatap matahari terbenam.

Luke meneguk air mineralnya hingga habis. Sisa bungkus sate miliknya dan Vea kini ia masukkan ke dalam kantung plastik tadi. Ia menatap ke depan, menerawang sesuatu.

"Ve" panggilnya.

"Hmm" dehem Vea yang masih meminum air mineralnya.

"Do you know what's the special thing of sun?"

"No, what's that?"

"It never stop working. Even though it is already set here, it rises in another place." Jawab Luke.

Vea tersenyum kecil.

"And do you know the special thing of wave?" tanya Vea sambil menatap ombak laut di hadapannya.

Luke menggeleng, dan Vea melihatnya.

"Eventhough it always come back to us, it will never be the same. Just like time. Even if tomorrow there's 1 pm or 2 pm, the moment will never be the same as the day before it."

Luke tertegun. Ia memutar badannya, menghadap Vea.

"Ve," panggilnya membuat Vea menengok menghadap Luke.

"Ya?" tanya Vea menatap mata Luke. Luke menggaruk belakang lehernya yang sebenarnya tidak gatal. Ia gugup.

"Uhm, uhh.." vea mengangkat satu alisnya, bingung.

"What do you want to say?" Vea mulai gugup. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.

"uhmm..

.

.

I want to pee" Ujar Luke malu-malu sambil nyengir.

Vea membulatkan matanya, mulutnya terbuka sedikit, kaget.

"Then what? Find a toilet!" Ujar Vea sedikit kesal.

"Hey hey hey, are you mad?" tanya Luke sambil menatap Vea.

Vea berdiri, moodnya hari ini hancur sudah.

"I want to go home, find a toilet, after that we go home." Ucap Vea lalu membalikkan badannya sambil membawa sampah kresek mereka.

Luke terkekeh.

"Hey Ve" ucap Luke mencegah Vea, menarik tangannya. Membuat Vea membalikkan badannya.

"What? You said you want to pee, right. Then go find a to—"

Vea mendadak diam, ia terbelalak. Luke memeluknya.

"Hey Vea, don't be mad at me." Ucap Luke menaruh dagunya di atas bahu Vea.

Luke memeluk Vea cukup lama, Vea pun dapat merasakan detak jantung Luke berpacu cepat.

Lalu Luke melepaskan pelukannya.

"Ve, i know i'm not a romantic person. And i don't even know how guys in Indonesia ask a girl for a date. But, i want you to let me to be your boyfriend. Can i ?" tanya Luke sambil tersenyum.

Vea menahan tawanya mendengar Luke menembak dirinya dengan cara dan perkataan yang sedikit lucu.

"What if i don't want to be your girlfriend?" tantang Vea.

Perlahan senyum Luke memudar, matanya menyiratkan kekecewaan.

"Really?" lirihnya.

Vea mengangguk beberapa kali.

Luke menghembuskan nafasnya.

"Well, i will try again."

"Try what?"

Luke tiba-tiba berlutut di hadapan Vea, membuat Vea sedikit terkejut.

"Ve, do you want to be my girlfriend?" tanya nya bersungguh-sungguh. Vea menatap Luke tidak percaya.

"I promise i will make you happy, even though we just met for a few days, but i just.. i just love you and i will try not to hurt you, Ve. Promise." ucap Luke gugup, lalu terkekeh. Ia menatap Vea dengan tulus.

Vea mengadahkan kepalanya, menatap langit. Ia tersenyum malu-malu, lalu menatap Luke lagi. Lalu Vea menganggukkan kepalanya pelan.

"Really?!" tanya Luke begitu senang. Ia sangat bahagia sekarang, ingin rasanya berteriak, namun ia menahannya.

"Y..yess" ujar Vea dengan suara kecil.

Luke berdiri lalu memeluk Vea, dan mengecup puncak kepalanya beberapa kali.

"Thankyou Ve. I..i love.. you." Ucap Luke sedikit geli namun tulus dari hatinya.

Vea mengangguk dalam pelukan Luke.

Luke melepaskan pelukannya, ia menatap Vea, yang menurutnya begitu cantik. Luke mendekatkan wajahnya, semakin dekat hingga Vea dapat mencium harum parfum milik Luke.

Vea memejamkan matanya, hingga

DDDDRRRTTT

Ponsel di saku celana Vea bergetar, menghentikan kegiatan mereka berdua. Vea mendesis, melihat caller id nya.

Mikey is calling..

'MICHAAAELL!!!!' teriaknya dalam hati, tentunya.

**
GUYSSSS 

aku minta maaf ya telat banget updatenyaa:( 

jangan lupa Vote yaaaa:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bali • lukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang