"Kau.. tidak bisa menghentikanku sekarang!"
Seorang anak lelaki kecil yang terlihat tidak lebih dari 8 tahun melawan tatapan yang dilontarkan oleh lawannya, tidak ingin- tidak boleh kalah dari lawannya. Lelaki itu mengangkat tangannya, sinar biru terang muncul di sekelilingnya. Mengikuti aba-aba tangannya, cahaya terang milik bocah itu melesat ke arah lawannya.
"Kuh!" Gerutu gadis yang berada di depan bocah itu, menjulurkan tangannya ke depan untuk membuat tameng terbuat dari cahaya. "HAH!"
Cahaya itu mengenai tameng milik sang gadis, dentuman keras terdengar karena hantaman kuat cahaya sang bocah. Gadis itu masih berdiri, sementara bocah itu masih mendekat. Situasinya sangat tegang, saking tegangnya bisa sampai dipotong dengan pisau.
Seringai mekar pada bibir bocah itu. Ia dengan santai berjalan ke depan sambil menatap gadis di depannya dengan tajam. "Kau yakin tidak mau menyerah?"
Gadis itu hanya terus melangkah ke belakang, tergesa-gede mengambil nafas. Tapi jawabannya hanyalah tawa, diikuti dengan, "Aku sudah menang, Sean."
"Jangan bicara apa-apa kau!" Geram Sean. Ia melemparkan tangannya ke depan, energi biru melesat dengan cepat ke arah lawannya.
Tapi gadis itu sempat menghindari dari serangan maut Sean, tawa terlepas dari mulutnya. "Sean, Sean. Kau sudah tahu aku sudah menang, kenapa kau tidak menyerah saja?"
"Aku sudah janji akan melindunginya." Sean bergumam pelan, masih menatap gadis itu. "Charlotte.. di mana Friska?"
Senyum sadistik terbentuk pada bibirnya. "Dia aman denganku."
"Kau!" Amarah terlihat jelas terbakar pada matanya. Cahaya biru terang menyala pada tangannya dan Ia berlari maju, berniat untuk menyerang Charlotte, gadis yang membuat hidupnya terbalik.
Charlotte menghindar, menangkis dan melompat dari serangan Sean. Sementara Sean meninju, menendang dan memukul terus tanpa henti, mencoba untuk mengenai lawannya yang sudah menyeretnya ke neraka.
Angin bertiup kencang melewati sela-sela daun pada pohon-pohon yang sudah rindang. Sore sudah berubah menjadi malam, di hutan itu sudah sangat gelap. Tapi kedua anak itu saling mengejar dan melawan, percikan-percikan cahaya bisa terlihat terang dari hutan dari kejauhan.
Tiada yang mau menyerah dalam perkelahian ini, saling memberi tinjauan atau sekedar menghindar dari serangan, tapi tidak ada yang mau berhenti. Mereka berdua seakan-akan menari dalam tarian mematikan, satu gerakan salah bisa menjadi maut untuk mereka, dan mereka berdua tahu akan fakta itu.
Charlotte berlari maju sambil menghindari serangan cahaya yang dilontarkan Sean, dari jauh, Ia bisa melihat lapangan kecil yang tiada pohonnya: tengah hutan.
Charlotte berhenti di tengah hutan, membuat Sean berhenti. Keduanya tergesa-gesa mengambil nafas, perasaan penat dan lelah sudah mulai menguasai mereka, tapi mereka tahu mereka tidak boleh berhenti sekarang. Momen ini, salah satu momen yang menentukan takdir dari dua dunia, dunia yang mereka berdiri sekarang dan dunia yang hanya satu sekat jauh dari dunia itu.
"Kau.. kau mau tahu di mana Friska?" Tanya Charlotte dengan senyuman licik. Tangannya menuju ke dalam sakunya, dan Ia mengeluarkan pisau- pisau biru cerah yang terlihat familier di mata Sean.
![](https://img.wattpad.com/cover/98457859-288-k184641.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Realita Fantasi
Phiêu lưu"Kau tinggal dalam kebohongan, Friska." Friska hanyalah seorang gadis biasa. Tinggal sebagai pelajar SMA, memiliki fantasi-fantasi akan berbagai macam hal, memiliki teman baik dan keluarga yang ramah, ciri-ciri gadis remaja tipikal yanh sering dijum...