Chapter 2

1.1K 84 6
                                    

7 Januari 2017

Terdengar suara burung-burung sedang berkicau dengan indahnya. Perpaduan yang manis ditemani dengan cahaya matahari yang bersinar tidak terlalu panas. Membuat siapa saja yang masih mengarungi alam mimpi akan terbangun akannya. Begitu pula dengan kedua mata doe pemilik lelaki mungil itu yang tadinya setia tertutup sekarang mulai mengerjap lucu.

"Eungh" lenguhnya sambil merentangkan otot-ototnya yang kaku. Walau kesadarannya belum sepenuhnya terkumpul, ia kembali mengerjap untuk membiasakan cahaya matahari yang masuk ke retina bulatnya itu.

"Jam berapa ini?" tanyanya dengan suara serak khas orang bangun tidur. Ia menoleh dan mendapati jam weker itu sudah menunjukkan angka 7.48.

Ia bangkit dan melangkahkan kaki mungilnya itu ke arah kamar mandi untuk segera membersihkan diri. Guna menghadapi hari kerja yang sangat melelahkan.

Hanya sepiring roti bakar serta segelas susu putih yang menjadi teman sarapannya. Bukan karena ia tak pandai memasak. Ia biasanya akan membuat masakan untuk dirinya bersama Jongin namun ia memiliki alasan lain. Kau tak percaya lelaki seperti Kyungsoo pandai memasak? Hei, Kyungsoo bahkan pernah membuat teman sejurusannya dulu langsung jatuh hati dengan masakan Korea yang ia buat. Dan tak sampai disitu, teman sejerusannya pernah menantang Kyungsoo untuk memasak masakan Western, dan mereka langsung berdecak kagum setelah mencicipi sendiri hasil masakan Kyungsoo.

Jadi, itu bukanlah alasan Kyungsoo kenapa ia selalu sarapan roti bakar dan susu. Sejak ia pulang dari Paris, ia belum menemui sahabatnya, Luhan. Sahabatnya yang lain yang ia punya selain Baekhyun. Dan hari ini Luhan berkata ingin bertemu dengannya di butik. Tentu saja Kyungsoo berkata iya. Sejujurnya mereka telah bersahabat sejak di kelas satu menengah atas dulu. Dan sekarang Luhan sendiri telah meraih kesuksesan yang lelaki China itu cita-citakan. Yah, Luhan sekarang sudah menjadi model terkenal di Korea Selatan. Kyungsoo masih mengingatnya, seseorang dulu pernah membeli salah satu pakain dari butiknya. Dan pria itu menawarkan untuk brand yang Kyungsoo buat itu segera di publikasikan melalui majalah. Tentu saja Kyungsoo senang bukan main. Ia tentu setuju dengan itu. Namun satu hal yang membuatnya sempat pesimis, yaitu ternyata pria itu adalah seseorang yang juga baru membuka usaha pemotretan untuk majalah. Tapi pria itu mengatakan lagi kalau ternyata ia juga pernah bekerja sebagi pemotret untuk suatu majalah terkenal dan ia memiliki banyak pengalaman.

Mendengarnya, Kyungsoo langsung menghapus pemikiran pesimisnya itu. Dan ia langsung menyetujuinya. Dan pria itu bertanya lagi.

"Kyungsoo ssi, saya sangat menghargai keputusan anda. Sebenarnya saya telah menyiapkan segala kebutuhan pemotretan, tapi kita masih kekurangan sesuatu"

"Apa itu?"

"Model"

Dulu mendengar itu, Kyungsoo sempat cemas dan tidak berpikir sampai ke sana. Namun sebuah nama terlintas di otaknya. Xi Luhan. Ya. Sahabatnya memang mengambil jurusan modeling. Dan kebetulan sepertinya sahabatnya itu sedang membutuhkan pekerjaan. Ia langsung tersenyum kepada pria tadi dan di balas dengan sebuah lekukan alis yang kebingungan.

"Tenang saja Sehun ssi. Aku rasa aku bisa meminta seseorang untuk melakukannya"

"Benarkah? Kalau begitu senang bekerja sama denganmu Kyungsoo ssi"

Dan Kyungsoo tidak menyangka kalau hasil penjualannya semakin menaik sejak Luhan menjadi model majalah dengan brand yang ia kenakan. 3 bulan setelahnya Kyungsoo di buat bahagia mendengar kalau Luhan dan Sehun telah menjalin kasih. Ternyata cinta lokasi rupanya. Dan lebih bahagia lagi saat nama Xi Luhan mulai naik daun dan tidak jauh berbeda dengan butiknya, sekarang Sehun membangun sebuah perusahaan kecil untuk meneruskan pekerjaannya.

SPECIAL GIFT [KAISOO FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang