Chapter 5

936 76 9
                                    

11 Januari 2017

Kyungsoo berjalan dengan gontai ke arah ruang kerjanya. Ia sama sekali tak mengindahkan sapaan pagi dari pegawai-pegawainya yang membuat heran para pegawai dengan sikap atasannya pada pagi ini. Dan itu juga yang disadari oleh Byun Baekhyun yang baru saja menaruh beberapa berkas di meja Kyungsoo setelah mendengar suara pintu yang terbuka. Dan ia tak bisa untuk tak terkejut setelah melihat penampilan Kyungsoo. Ah ralat sebenarnya tidak ada yang salah dengan pakaian yang dipakai Kyungsoo. Tetapi wajah Kyungsoo yang sungguh terlihat berbeda. Dengan cepat ia menghampiri sahabatnya itu dan berdiri tepat di depannya.

"Kyung.."

Namun sepertinya panggilan Baekhyun barusan tidak di dengar oleh Kyungsoo. Karena yang ia lihat adalah Kyungsoo tengah menatap lantai dengan tatapannya yang kosong. Tentu saja Baekhyun tidak menyerah begitu saja.

"Kyungsoo-ya.."

Baekhyun dapat bernafas kembali setelah melihat Kyungsoo yang mengalihkan pandangannya ke arahnya. Dan Kyungsoo sendiri yang menyadari kalau yang tengah berdiri dihadapannya adalah sahabatnya langsung menubruk tubuh Baekhyun yang mengakibatkan tubuh Baekhyun sempat terhuyung sedikit ke belakang dan bersyukur ia dapat menahannya.

Baekhyun sempat terkejut dengan pelukan tiba-tiba dari Kyungsoo. Dan ia tidak dapat bertambah terkejut setelah mendengar suara isakan yang ia yakini kalau Kyungsoo tengah menangis di dekapannya.

"Hiks"

Baekhyun yang masih tidak mengerti dengan keadaan Kyungsoo hanya bisa membalas pelukan Kyungsoo dan mencoba menenangkannya. "Ssst tenanglah Kyung. Aku ada disini okay?" sambil Baekhyun mengelus sayang punggung Kyungsoo.

"Sakit Baek, hiks"

Mendengar suara Kyungsoo yang terdengar sangat parau membuat hati Baekhyun ikut merasakan sakit. Ia tidak tega dengan kondisi sahabatnya ini. Dan ia akan membunuh siapa saja yang telah membuat Kyungsoonya bisa menangis seperti ini.

Akhirnya Baekhyun membawa Kyungsoo ke tengah ruangan dan mendudukannya di sofa. Ia ikut duduk tepat di sebelah Kyungsoo karena Kyungsoo sendiri yang belum melepaskan pelukannya dan masih setia menangis di pelukan Baekhyun. Sebenarnya Kyungsoo sungguh membutuhkan seseorang yang menjadi sandarannya. Dan Baekhyun hadir disaat yang tepat. Ia ingin segera memberitahukan semuanya, namun saat melihat sahabatnya ia malah memeluk Baekhyun karena air matanya yang ia tahan sejak tadi pagi sudah tak terbendung lagi.

Sekitar sepuluh menit Baekhyun masih setia memeluk Kyungsoo dan selama itu pula ia mengucapkan kata-kata penenang untuk Kyungsoo. Dan sedikit banyaknya bersyukur karena ia mendengar suara isakan Kyungsoo yang mereda. Lalu dengan sangat perlahan ia melepaskan pelukannya. Kemudian ia menatap dengan lekat wajah Kyungsoo.

Baekhyun merasakan hatinya hancur saat melihat wajah Kyungsoo yang terlihat sangat menyedihkan. Kantung matanya yang tebal dan menghitam, wajahnya yang sembab, bibirnya yang kering, hidungnya yang telah memerah, begitu pula dengan kedua matanya yang juga terlihat begitu merah.

"Kyungsoo" panggil Baekhyun lembut namun Kyungsoo masih diam.

Kemudian Baekhyun memegang kedua pundak Kyungsoo dan tiba-tiba matanya beralih ke telapak tangan Kyungsoo. "Astaga Kyung, apa yang terjadi dengan tanganmu? Apa kau istirahat semalam?"

Kyungsoo sendiri hanya memilih menunduk tak berani menatap manik sahabatnya. Dan dapat Baekhyun tarik kesimpulan dari pertanyaan yang telah ia lontarkan pada Kyungsoo. Karena memang benar, sejak ia melihat kejadian yang membuat hatinya hancur, Kyungsoo sesampai dirumah segera masuk ke kamar dan ia mulai menghancurkan barang-barang yang masuk ke dalam pandangannya dengan air mata yang terus mengalir. Dan tak lama kamar Kyungsoo tak ada bedanya dengan kapal pecah. Kemudian Kyungsoo melihat noda merah yang mengotori kasur yang tangah ia duduki setelah lelah menghancurkan kamarnya sendiri dan tak sadar ia telah melukai dirinya. Ia sama sekali tak menghiraukan rasa pedih yang ia rasakan di telapak tangannya karena rasa sakit yang sebenarnya ia rasakan adalah di dalam hatinya. Kembali Kyungsoo menangis seorang diri di dalam kamarnya hingga sunyinya malam hari terganti dengan suara kicauan burung yang sudah saling bersahutan.

SPECIAL GIFT [KAISOO FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang