Kyungsoo langsung terkejut saat ia kembali menyadari apa maksud dari Jongin. Karena begitu senang dengan sadarnya Jongin membuat dirinya lupa dengan ulah sahabatnya. Namun ia memilih untuk tidak kembali menatap ke belakang. Kyungsoo hendak kembali melayangkan protes namun Jongin lebih dulu menyela.
"Ya atau Tidak Kyungsoo?" tanya Jongin –terlampau- serius.
.
.
."Apa maksudmu Jongin? Ini bukanlah saat yang tepat. Kau terlebih dulu harus diperiksa oleh dokter karena kau baru saja sa_" ucapan Kyungsoo terputus karena sebuah pemikiran yang tiba-tiba terlintas di otaknya.
Ia telah menyadari sesuatu yang aneh disini. Luhan menelepon dirinya berkata Jongin kecelakaan dan sekarat namun yang ia lihat Jongin sudah dirawat di ruang inap pasien biasa. Lalu tidak sampai dua jam, Jongin sudah sadar. Belum lagi dengan apa yang telah dilakukan oleh teman-temannya.
"Jadi kau tidak sakit Jongin?" tanya Kyungsoo yang sudah berubah datar di telinga Jongin.
Namun pertanyaannya tidak dijawab oleh Jongin.
"Jadi kau tidak benar-benar kecelakaan? Kau tidak pergi mabuk sambil menyetir? Dan semua ini hanya kepura-puraan karena sebenarnya kau baik-baik saja?"
"Kau tak menjawab maka aku anggap apa yang aku tanyakan benar" Kyungsoo segera menghapus jejak air matanya dengan punggung tangannya. Jongin dapat melihat Kyungsoo segera menjauhkan diri darinya dan seperti bersiap pergi.
Dan benar apa yang diperkirakan Jongin. Kyungsoo segera berdiri dengan raut wajah yang tak dapat ia baca. "Syukurlah kalau memang kau tidak kenapa-kenapa. Dan sekarang aku akan pamit pergi"
Kyungsoo segera berbalik dan mulai melangkahkan kakinya. Ia menatap wajah sahabatnya itu dengan raut yang sangat datar. Sakit. Ia merasa seperti dipermainkan. Bahkan oleh orang yang percaya sekalipun. Untuk apa semua ini dilakukan jika ingin menambah sakit dirinya? Dan rasanya pergi dari sini merupakan pilihan terbaik yang ia punya. Mengabaikan rasa lelah di tubuhnya akibat terburu-buru pergi ke sini dan hawa dinginnya tengah malam jika ia akan menembus malam untuk pulang, ia tak peduli. Yang terpenting ia hanya ingin sendirian.
Ia sudah memegang knop pintu tapi terhenti saat tangannya sudah di cekal oleh seseorang. Ia segera melihat sang pelaku dan menatap orang itu tidak suka.
"Lepas!" Kyungsoo mencoba melepaskan cengkramannya dari Jongin, namun semakin ia berontak cengkramannya akan semakin kuat.
"Argh lepas Jongin!" Kyungsoo meringis karena merasakan perih di pergelangan tangannya.
"Kau mau kemana Kyungsoo?"
Kyungsoo berhenti dan menatap dalam mata Jongin. "Bukan urusanmu dan biarkan aku pergi"
"Tidak akan"
"Apa maumu Jongin?! Aku ingin pulang dan aku tidak akan menganggumu lagi"
"Sudah ku bilang tidak Kyung"
Saat merasa melemahnya cengkraman pada tangannya, Kyungsoo segera menghempas kasar tangan Jongin. "Sebenarnya apa yang ku pikirkan Jongin?! Kau sudah menyakitiku dan masih menahanku?! Kau begitu egois brengsek!"
Jongin terkesiap saat melihat Kyungsoo teriak membentaknya.
Apa dirinya sudah keterlaluan?
Bodoh sekali kau Jongin.
"Apa maksudmu Kyungsoo? Kenapa kau mau pergi eoh?"
"Cih apa maksudku? Dan kau bertanya kenapa aku mau pergi? Lagipula aku ingin bertanya kenapa aku harus menetap disini kalau sudah ada seseorang yang menggantikan ku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SPECIAL GIFT [KAISOO FANFICTION]
FanfictionAuthor : Innocent Vee Maincast: Kim Jongin , Do Kyungsoo Othercast: Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Xi Luhan, Oh Sehun Genre: Yaoi, Fluff (gagal), Romance, Drama, Hurt/Comfort Rating: T Summary: Kyungsoo sangat bahagia ia bisa bersama Jongin hingga d...