Sejak menghilangnya Jimmy,Bella menjadi orang yang pendiam dan tertutup.Dia selalu menghindari bertatapan dengan orang lain.Dia juga menghindari Ocha,teman sebangkunya.Jika aku di posisinya,aku pasti juga melakukan hal yang sama.Bayangkan saja seperti apa rasanya jika orang yang dekat dengan kita menghilang.Menghilang entah kemana.Tidak ada yang tahu keberadaan nya.
Alice menepuk pundak ku. "Jangan terlalu di pikirkan,Lyn.Polisi sudah berusaha mencarinya,ini bukan salahmu." Ya,memang bukan salahku.Tapi seharusnya kemampuanku bisa melihat apa yang akan terjadi pada Jimmy di masa mendatang.Ini semua terjadi karena ada sesuatu yang menjadi dinding di antara kekuatanku dengan Jimmy.Entah apa itu sebenarnya.
Ibuku bilang,sesama 'orang pilihan' bisa membatasi kemampuan masing-masing agar bisa melindungi dirinya sendiri.Memang tidak banyak orang yang memiliki kemampuan aneh yang turun-temurun seperti keluarga ku ini.Aku pun tidak yakin jika Jimmy adalah orang pilihan.Tidak ada bukti yang kuat.
Ah! Aku lupa satu hal.'Kami', bisa melindungi orang yang tidak ingin masa lalu atau masa depan nya diketahui orang pilihan yang lain.Kami bisa melindungi orang yang kami sayang.Jadi,bisa saja orang pilhan nya bukan Jimmy,tapi orang lain.Entah Jimmy sendiri,atau orang lain,intinya orang pilihan selain aku juga berada di kelas kami."Tapi kemampuanmu itu hebat juga ya,Lyn.Kalau aku,pasti sudah kupakai untuk membaca apa yang sedang Ocha pikirkan saat ini." Kata Jo sambil tertawa yang kemudian langsung dipukul oleh Ocha.
Belakangan ini Jo juga sering berkumpul dengan kami.Jo bukan anggota klub menulis,juga tidak ada hubungan nya dengan ini.Ia bilang,ia hanya khawatir jika sesuatu terjadi pada Ocha.Karena itu ia jadi sering berkumpul dengan kami plus melindungi Ocha.Itu katanya.Entah melindungi dari apa.Kurasa itu hanya alasan agar ia selalu bisa dekat dengan Ocha.Tapi sikap Ocha masih belum berubah,masih saja cuek seperti biasa.Tapi kulihat-lihat,mereka cocok juga.
"Jadi bagaimana rencana selanjutnya?" Tanya Cindy sambil memainkan pulpen pink miliknya.Ia sangat maniak dengan warna pink.Dari jepit rambut,jam tangan,tas,pulpen,hingga sepatunya.
Ocha melirik ku. "Kau seharusnya tahu apa yang akan kita lakukan selanjutnya,Lyn."
Kugerakkan tanganku ke arah tangan Ocha.
"Hey! Apa yang kau lakukan?" Teriaknya sambil menjauhkan tangan nya sendiri.
"Mencari tahu apa yang ada dipikiranmu saat ini."
Jo tertawa. "Kupikir kau orang yang serius,ternyata kau lumayan lucu juga,Lyn.Aku jadi benar-benar ingin memiliki kemampuan sepertimu."
"Hey,aku juga mau!" Sahut Alice tidak mau kalah.
"Coba saja Lyn bisa mentransfer kemampuan nya." Kata Nath.
"Bodoh.Bagiku kemampuan ini tidak ada bagus-bagusnya,tapi kenapa kalian sebegitu menginginkan nya?"
"Karena aku ingin merasakan nya juga,Lyn." Jawab Alice. "Jika aku memilikinya,itu semakin mempermudahku dalam memecahkan sebuah kasus." Lanjutnya lagi.
"Ya,itu akan sangat berguna bagi klub kita,Ketua!" Kata Cindy bersemangat.
"Tapi kemampuan mu itu hanya akan bertahan satu tahun lagi kan?" Tanya Ocha.
Aku mengangguk. "Kemampuan ini menghilang setelah pemiliknya beranjak dewasa."
"Itu berarti kita harus memecahkan kasus ini sebelum kau genap 19 tahun,Lyn." Kata Jo.
"Itu berarti sekitar...." Cindy berusaha mencari tanggal lahirku di buku keanggotaan.
"3 bulan lagi.Aku rasa 3 bulan cukup untuk memecahkan kasus ini." Jawabku.
"Oh,iya,Cha.Bagaimana dengan Bella? Dia masih tidak ingin bicara denganmu?" Tanya Alice kemudian.
Ocha sempat terdiam sebentar sebelum menjawab pertanyaan Alice. "Aku hanya ingin menghiburnya dan melupakan Jimmy,tapi sepertinya sulit.Ia selalu berusaha menghindar dariku."
Bisa kulihat mata Ocha yang sedikit berkaca-kaca saat membicarakan Bella.Meski sepertinya terlihat kuat,Ocha pun sebenarnya memiliki hati yang lembut."Kau ingin kubantu?" Tanyaku.
"Hah?"
"Kau lupa aku memiliki kemampuan aneh ini?"
Lagi-lagi Ocha terdiam. "Aku hanya ingin tahu apa yang ia pikirkan saat ini."
Aku mengangguk-ngangguk tanda bahwa aku mengerti. "Aku akan mencoba mendekati Bella."
"Mungkin akan sedikit sulit untukmu,Lyn.Karena orang terdekatnya saja tidak ia pedulikan lagi." Kata Alice.
"Bukankah hari ini adalah hari pergantian tempat duduk?"
Benar sekali,Jo!
Setiap sebulan sekali,di kelas kami selalu ada pergantian tempat duduk..
.
.
Semua siswa sudah mengambil kertas gulungan berukuran kecil yang sudah dikocok.Aku mendapatkan nomor 20,itu berarti kursi paling belakang.
Kulirik kertas milik Bella.4."Sial! Kenapa aku harus dibagian depan lagi?" Teriak Arthur.
Dia memang terkenal sangat sial.Wajahnya memang tidak sial,tapi nasibnya yang selalu sial."Kau dapat nomor berapa?" Tanyaku padanya.
Arthur memperlihatkan kertasnya padaku.3.Itu berarti ia duduk sebangku dengan Bella.
Gotcha! Aku bisa memanfaatkan kesempatan ini."Kau dapat nomor berapa memangnya?" Tanyanya balik.
Aku memperlihatkan kertasku padanya dengan bangga. "Tidak ada larangan untuk bertukar nomor kan?"
Arthur melihat kertasku dengan tatapan laparnya. "Berikan padaku."
Setelah kami bertukar nomor tempat duduk secara diam-diam,aku meletakkan tasku di kursi nomor 3.Bella juga baru saja meletakkan tasnya dan duduk di sampingku.
"Mohon bantuan nya selama sebulan nanti." Kataku.
Ia melirik ku dan mengangguk kecil.Ia benar-benar berubah.Padahal setahuku,ia sangat berisik dan banyak omong.Aku selalu risih jika ia sudah mengobrol dengan Ocha,karena saat itu Ocha dan Bella duduk dibelakangku.
Aku menggerakkan tanganku hingga menyentuh tangan nya.Aku memejamkan mataku perlahan.Gelap.Aku tidak bisa melihat apapun.
"Tentu saja gelap." Katanya tiba-tiba.
"Hah?"
Bella tersenyum simpul. "Bukan apa-apa,Lyn."
KAMU SEDANG MEMBACA
Orang Pilihan 2 : The Shadow
Mystery / Thriller(Cerita lanjutan dari "Orang Pilihan") Jimmy yang awalnya tertuduh atas kasus kematian Bertus malah ikut menghilang juga.Dalam penglihatanku,ada satu orang lagi yang menjadi bayangan Jimmy,yang menggerakan Jimmy.Dan orang itu berada di kelas kami. Y...