Page 8

53 6 0
                                    

SELEMBAR KERTAS PUTIH

Mari kita saling mengenang... (Sembari Membayangkan)

Dulu kita adalah seperti ''Selembar Kertas Putih'' yang belum tercoreng tinta-tinta hitam, tidak beda dengan kita. 

Kita dulu adalah manusia yang tidak berdusta, yang masih polos seperti ''Selembar Kertas Putih.'' Lalu semakin kita besar, kita semakin tercoreng tinta-tinta hitam. Semakin kita besar, kewajiban semakin besar.

Disaat kita masih seperti ''Selembar Kertas Putih'' saat itu mungkin kita belum bisa membaca atau mungkin salah satu yang membaca ini, tidak bisa untuk berbicara dengan jelas. Dimana saat itu kita sedang lucu-lucunya dan disayang oleh malikat tanpa sayap dan kesatria tak berkuda.

Saat bangun tidurku, aku selalu meminta susu yang ditempatkan dibotol susu yang berasa Vanilla sembari menonton film kartun, Siang harinya aku bermain dengan kawan-kawan seperjuangan para anak-anak kecil. Aku bermain sembari meminum susu dibotol susu, saat aku melihat kucing, susuku itu kuberikan kepada kucing tersebut, hehehe. Mungkin itu saking masih polosnya diriku.

Lalu sang ibu, mencariku untuk mengajak jalan-jalan kee sebuah tempat yang bernama"Pulau Kapuk"  yaitu bertempat; didalam kamar, diatas kasur. Ternyata itu lelucon terkonyol ibuku, saat diriku masih kecil. Lalu aku tertidur, Sore harinya aku terbangun dan langsung mandi. Seusai mandi langsung berpakaian selayanknya anak-anak, dengan coreng putih yang tebal dan penuh bedak di mukaku.
Mungkin seperti tuyul yang ingin mecari duit di senja hari, wkwkwk. 

Sehabis selesai berpakaian aku langsung mengambil alat ngebutku, Di senja hari yaitu; sepeda kecil yang berwarna merah jambu, wkwkw. Mungkin dulu orang tua gua beliinya saat buta warna.
Tapi saat aku memakainya dulu, aku tidak memandang warna. Tetapi mengandalkan kecepatan, dulu aku selalu menjadi yang terdepan. Aku pernah terjatuh saat memakai sepeda tersebut hingga daguku menyentuh aspal jalanan dan robek di daguku, tetapi itu tidak membuatku untuk berhenti memainkanya lagi, lagi, dan lagi.

Saat adzan maghrib berkumandang, itu pertanda bel masuk untuk kerumah dan tidak untuk bermain diluar rumah lagi. Beristirahat, menonton film-film kartun dan menunggu kesatria tak berkuda yang sehabis berperang, hehehe.

"Dear Adi's"Where stories live. Discover now