02

76 16 5
                                    

Sepulang sekolah Dera selalu diantarkan oleh Arka karna rumah mereka yang hanya berjarak 200 meter. Lalu dia akan melakukan rutinitasnya yang membosankan. Belajar,belajar,belajar. Sampai ia bosan dan mencapai titik jenuhnya. Ia mulai menscroll beranda Instagramnya. Melihat foto Arka ia mulai tersenyum.

"Gua kenapa malah senyum"
"Gara gara liat foto Arka?"
"Iya kah? Hmm.. mungkin ya?"
"Bodo ah"

Dera mulai berdialog dengan dirinya sendiri. Seperti orang gila.

"Dera! Sayang! Turun nak makan malam sudah siap!"

"Iya bunda, Dera turun."

Menuruni anak tangga yang cukup banyak membuat Dera malas berjalan. Bisa dibilang rumah Dera yang sangat luas dengan kekayaan yang melimpah membuat semua orang terkagum kagum.

"Bunda, ayah belum datang?"

"Belum sayang, ayahmu masih ada client penting dikantornya"

Sambil memeluk bundanya dari belakang Dera mulai mengeluh.

"Hmm.. Dera pengen makan malam sama ayah bun."

"Sabar sayang, kan ayah lakuin semua buat kita nak"

"Iya sih bun. Semoga kedepannya ayah bakal punya banyak waktu buat kita ya"

"Iya nak, yaudah yuk sayang kita makan"

"Iya bunda"

Keesokan harinya seperti biasa Arka akan menjemput Dera kerumahnya.

"Assalamualaikum bunda"

"Waalaikumussalam.. Eh Arka. Tunggu sebentar bunda panggilkan Dera."

"Gausah bun. Nih Dera udah siap". Sahut Dera.

Sambil keluar dari ruang makan Dera menyapa Arka.

"Hai ka,yuk cus"

"Yuk.. Bunda, Arka sama Dera berangkat dulu yaa" pamit Arka.

"Arka udah sarapan kan? Kalo belum ayo nak sarapan dulu"

"Udah kok bun dirumah tadi"
"Berangkat dulu ya bun takut telat nih hehe"

"Iya nak,jagain Dera ya"

"Sip bunda"

"Assalamualaikum.."

"Waalaikumussalam.."

Keluarga Arka dan keluarga Dera sudah lama kenal. Maka jangan heran jika Arka sangat akrab dengan bunda Dera. 15 tahun bersahabat mustahil keluarga mereka tidak saling kenal.

Sesampai disekolah seperti biasa mereka menjadi pusat perhatian murid murid. Sudah jelas bahwa Arka dan Dera adalah murid perfect disekolah mereka.

"Ka, gua lagi galau nih"

"Eh anjir galau kenapa lu? Gara gara cowok? Mampus tu cowok ama gua"

Tak!

"Lah kenapa gua dijitak bege"

"Yang bener aja! Sejak kapan gua galau gara gara cowok!"

"Iya juga sih, terus galau kenapa?"

"Ya gua kangen aja ama bokap gua"

"Kenapa bokap lu? Jarang pulang?"

"Ye bukan jarang pulang juga bege"

"Lah terus?"

"Bentar napa jan dipotong mulu gua mau ngomong ini"

"Hehe iya iya deh cantik"

"Jijik"

"Buruan dah"

"Ya gitu deh bokap gua sering pulang malem, pagi pagi uda gaada. Sibuk banget gitu"

"Hmm jadi gitu"

"Lah respon lu gitu banget ka"

"Hm gapapa kok"

Teet.. Teet..

"Eh udah bel masuk. Uda gausah dipikirin ya"

"Hm oke deh"

Ibu Susy memasuki kelas, guru killer janda kembang. Arka selalu bercanda tentang ibu Susy kepada Dera, entah dia yang ingin menikahi bu Susy karna cantik dan muda atau apalah itu. Tapi herannya sekarang dia diam dan termenung.

"Stt.. sstt.. Arka! Tower PLN!"

"Eanjir sempet sempetnya lu ngatain gua dasar nenek lampir"

"Ya lagian ngapain lu bengong gitu"

Bruk!

"Hei! Kalian ini ya yang katanya primadona sekolah! Malah ngobrol saat jam pelajaran saya."

"Maaf bu." Ucap Arka dan Dera serempak.

"Sudahlah! Mulai sekarang jangan pernah mengobrol saat jam pelajaran saya!"

"Ba.. baa.. baik bu"

Jam pelajaran bu Susy pun telah selesai. Dan bel istirahat berbunyi. Seperti biasa walaupun sudah sarapan dirumah mereka akan membeli Mie Ayam buk Yati.

"Ra gua mau ketoilet dulu ya"

"Iya buruan, kalo ngga nih mie lu gua makan"

"Anjay serah lu dah"

"Wkwk canda"

"Iye"

Entah sadar atau tidak Arka meninggalkan ponselnya disebelah es jeruk miliknya.

"Lah ni hapenya Arka, liat liat dulu ah. Kemaren dia chatan ama sapa ye kira kira"

Setelah menscroll kotak masuk WhatsApp Arka air mata Dera tiba tiba menetes.

"Hei Ra!" Sapa Arka dari kejauhan.

Dera dengan cepat meletakkan ponsel Arka ketempatnya semula.

"Eh Arka udah selesai bokernya?"

"Haha gila lu mah gua cuma BAB doang"

"Anjir sama aja"

"Haha iya iya. Lu nungguin gua ya? Tu mie lu belum dimakan"

"Ah, iya gua nungguin boker lu mengeras"

"Ish, jorok amat lu"

"Joroknya kan cuma ama lu tai"

"Iya iya yang"

"Dih najis"

"Yauda ah keburu bel masuk"

"Iya"

KARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang