09

36 4 0
                                    

Pagi yang cerah secerah wajah Dera hari ini. Bagaimana tidak? Arka sahabatnya sudah kembali. Ya, dengan rutinitasnya membangunkan Dera dipagi hari. Dengan cara apa? Dengan cara menelfon Dera pastinya.

Flashback on.

Drrtt.. Drrtt.. Drrttt...

"Hoaaammm.... Sapa sih nih pagi pagi nel... "

Belum sempat meneruskan kalimatnya, mata Dera terbelalak seketika saat melihat siapa yang menelfonnya. Tertera nama 'Papa Arka'.

"Aduh papa nelfon gua pagi pagi begini mo ngapain coba? Suara gua lagi serek begini lagi"

"He'hem.. Heemm..." Batuk Dera untuk sekedar meminimalisir seraknya.

"Halo. Assalamualaikum pa?"

'Waalaikumussalam nak Dera?'

Eh suara papa kok beda ya? Keknya bukan papa nih. - batin Dera.

"Suara papa kok beda ya pa?"
"Papa sakit?"
"Suaranya kok kek kodok kejepit?"

'Anjay say'
'Dasar lu suka bat ngatain gua'

"Lah elu ka"
"Anjir lu mah"

'Haha canda cans'

"Dih bodo!"
"Lu kenapa baru nongol? Abis dari mana aja lu?"

'Hape gua kecebur got gila!'

"Hah? Kapan?"

'Pas abis pulang dari rumah lu'

"Pantesan"

'Pantesan apaan?'
'Lu nyariin gua yak?'
'Cieeeee cieeeeee'

"Paan si lebay lu"
"Iya sih gua nyariin lu"
"Dan lu tau..."

'Gak'

Arka langsung memotong pembicaraan Dera.

"Aelah dengerin dulu bg"

'Hehe iya iya sayang'

"Dih gatel lu"
"Jadii tadi malem gua kerumah lu"

'Lah?'

"Dan pager lu digembok"
"Sejak kapan lu bisa gembok pager?"
"Dan sejak kapan pager mau digembok elu?"

'Wah pertanyaan yang sulit sekali'

"Aelah buruan jelaskan padaku"

'Waks. Jadi tuu kemaren gua banyak acara'
'Dan lu tau? Bonyok gua balik sist'

"Lah iyaya gua lupa bonyok lu lagi di Seoul. Dan ini nomor hape papa yang di Indonesia"

'Nah kan baru nyantol lu'

"Yee lagian gua baru bangun tidur"

'Eh iyaa lu kaga solat subuh?'

"Udah lah"
"Tadi abis solat gua bocan lagi"

'Aelah najis bat'
'Hahahaha'

"Tawa aja tawa aja zezuka kao"

'Eh yoda nih gua mo siap siap sekula'

"Okay okay gua juga"

'Bye raa assalamualaikum'

"Bye kaa waalaikumussalam"

Flashback off.

Seperti biasa Dera mandi dengan kecepatan yang sangat luar biasa. Dia tidak terlalu merawat diri seperti kebanyakan gadis diluar sana yang selalu merawat tubuh hingga kekuku kaki sekalipun.

Skip.

Dera terlihat sangat gelisah, menunggu? Mungkin. Bisa dibilang sekarang ia sedang menunggu kedatangan sahabat tercintanya. Ya, Arka. Arka berjanji akan menjemput Dera seperti hari hari biasanya.

KARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang