2: Dio Gila

16 1 0
                                    

Sesampainya di kelas Dio melihat Arin yang sudah duduk sambil menelungkupkan wajah diatas lipatan tangan nya di atas meja tidak menyadari kedatangan Dio,Dio yang melihat nya pun tersenyum jahil.

Brakk...

"Rin kebakaran Rin" teriak Dio heboh, temen yang lain melihat nya pun hanya terswnyum sudah biasa bagi mereka melihat Dio dan Arin seperti 'itu'.

"Huaaaa kebakaran" refleks Arin memeluk Dio yang di depanya erat,Dio yang di peluk pun menyeringai tidak membuang kesempatan langsung membalas pelukan Arin tak kalah erat nya.

"Wah wahh Dio udah berani modus yahh nazkal deh" teriakan heboh yang berasal dari mulut A'an yang baru datang di ikuti Adit di belakangnya.

"Uhhh mau juga dong di peyuk ama A'an" sambung Adit ikut menggoda dan berpelukan bersama A'an.
Tersadar akan apa yang di lakukanya Arin melepaskan pelukan nya dan menatap Dio garang.

"Anjing loh yah ngapain peluk-peluk gue bego" marah Arin.

"Ah yanyang Arin mah gitu padahal tadi dia deluan meluk,erat lagi" ejek Dio.

"Itukan juga gara-gara lo bilang ada kebakaran" bela Arin pada diri nya sendiri.

"Alahh munaa dehh"

"Taikk Dio taikk" teriak Arin kesal.

"Ihh mulutnya pedes banget yahh sini ayang Dio pedes in lagi" Dio semakin gencar menggoda Arin yang mukanya sudah merah menahan malu sekaligus marah.

"Ah Arin salting nih yee piwitt" goda A'an

"Uh Arin blushing nih,liat tuh mukanya merah-merah kayak pantat babi" sambung Adit.

"Anyingg Adit kocak" ucap Dio dan mereka pun tertawa bersama tanpa mempeduluikan tatapan tajam Arin dan...

"Brengsekk,Dio,A'an,Adit" teriakan Arin mengema di kelas.

"Satu" ucap Dio

"Dua" sambung A'an

"Dan" adit menyambung.

"Tiga...." teriakan mereka barengan dan berlari keluar sebelum menerima amukan Arin,Arin yang melihat mereka kabur pun ikut mengejar mereka dengan berlari.

"Jangan lari woi" teriak Arindan berlari mengejar mereka, lelah saat tidak melihat tanda-tanda mereka di manapun Arin memutuskan pergi ke Kantin sekedar mengisi tenggorokannya yang kering akibat teriak-teriak tadi.

Sesampainya di kantin tak sengaja Arin melihat keberadaan Dio yang sedang minum namun tidak menunjukan keberadaan A'an dan Adit,kemana mereka? Biarlahh Arin tidak peduli yang penting dia harus kasih pelajaran dulu ke Dio baru mereka.

Brukk...

"Uhukk..uhukk..anyingg" Dio yang sedang minum dengan khidmat langsung tersedak mendengar gebrakan meja di hadapanya di yang sebabkan oleh Arin.

"Mati lu yahh mati" gemas Arin menjambak Rambut Dio sekuat tenaga.

"Arin sakit hikss huaaaa bunda Arin nakal huaaa sakit"

"Cihh dasar Anak Bunda" ejek Arin melepaskan rambut Dio,seraya duduk di depan Dio dan memanggil ibu kantin untuk memesan minuman sesampainya minuman di tangan nya Dia langsung meminumnya sampai tinggal setengah.

"Biarin bunda-bunda gue juga" Sewot Dio.

"Emang siapa bilang bunda gue"

"Eh tapi entar bunda gue jadi bunda lo juga kok"

"Gak bisa lah bego"

"Bisa lah kalo lo nikah sama gue hahahaha" tawa Dio menggema di penjuru kantin,untung di kantin sepi jadi dia tidak harus menutup muka nya malu akan lelaki di depan nya ini.

Chatty BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang