Aku

48 1 0
                                    

aku,
aku tidak dilahirkan Tuhan di keluarga yang kaya harta dan terpandang. Tapi Tuhan melahirkan ku pada keluarga yang memandang jika harta bukanlah kekayaan yang sesungguhnya. Keluarga dan saudara lah harta yang paling berharga yang ku miliki. Karena jika besok kesulitan menghampiriku, bukanlah harta yang akan menolongku, melainkan keluarga dan saudara ku.

Aku tidak dilahirkan Tuhan dari orangtua yang berpendidikan tinggi ataupun orangtua yang cemerlang karirnya. Tapi Tuhan, melahirkan aku dari sosok orangtua yang mengerti arti penting dari pendidikan. Bukan hanya tentang bangku sekolah, tetapi juga sosial. Mereka mendidikku dengan penuh cinta agar aku bisa mengerti kerasnya kehidupan sosial yang akan terus aku jalani. Mereka mendidikku dengan sejuta kasih agar aku bisa memahami banyaknya rasa sayang dari sosial yang akan aku dapatkan jika aku menghargai mereka. Pendidikan itu bukan hanya tentang seberapa tinggi stratanya, tapi seberapa bermanfaatnyalah pendidikan itu.
bukan hanya tentang banyaknya gelar yang didapat, tapi tentang seberapa banyak kau disayangi  masyarakat.

Aku juga tidak dilahirkan Tuhan dari orangtua yang pandai soal agama. Tapi Tuhan melahirkan aku dari orangtua yang mendidikku untuk melaksanakan kewajibanku pada Tuhanku, dan menghargai sesamaku. Mereka tak pernah mengajariku menghujat yang beda pendapat, saling menyayangi walau tak sehati. Kata mereka kita semua itu sama, hanya Tuhanlah yang bisa menilai dan membedakan.

Dan Tuhanku tidak melahirkan aku dengan otak yang cerdas ataupun dengan bakat yang hebat. Tapi Tuhan memberiku semangat yang luarbiasa dalam menggapai impianku. Tuhan membiarkan aku merangkai impianku, membiarkan harapanku tumbuh dan memupuknya dengan keyakinan. Tuhan tidak pernah membiarkan aku menyerah pada keterbatasanku, walau itu seringkali membuat ku putus asa. Tuhan tidak pernah membiarkanku berhenti ditengah usahaku, walau kadang jalan didepanku terlihat buntu.

Tuhan pun tidak menciptakan aku dengan hati yang mudah terbuka dengan oranglain. Dia menciptakan hatiku dengan sifat yang tertutup dan tak mudah percaya. Dan seringkali aku merasa sendiri, tak banyak teman disisi ataupun yang mengerti. Seringkali juga aku lelah menyimpan semua sendiri, tapi tak tau bagaimana harus berbagi. Tapi Tuhan, memberikan kekuatan hati yang lebih padaku.  Di keterpurukanku, dia memberitahuku untuk berdiri tegak diatas kakiku sendiri, membuat jalan keluar untuk masalahku sendiri dan percaya pada kemampuan yang ada padaku. Tuhan juga mengirimkan kepadaku sahabat sahabat luarbiasa, yang tak pernah bertanya tapi mengerti, tak pernah mendengar tapi mendukung, dan tak perlu dekat untuk memeluk.

Tuhan menciptakanku dengan penuh keterbatasan jika aku melihatnya dalam keterpurukan. Tapi ketika aku menyadari dengan keindahan, betapa sempurna Tuhan menciptakan aku. Bahkan titik yang kuanggap kekurangan , itu hanyalah kesempurnaan yang tertutup agar aku tak punya celah untuk menyombongkannya.

My MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang